Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama
82
menanyakan kabar siswa. Guru dan siswa melakukan diskusi tentang drama dan unsur-unsur drama, kemudian menjelaskan tentang metode sosiodrama. Setelah
selesai, guru menjelaskan bagaimana penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran bermain drama. Sebagian besar siswa terlihat memperhatikan
penjelasan dari guru, walaupun masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri dan kurang memperhatikan.
Gambar 7: Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru Tentang Metode Sosiodrama
Guru meminta siswa untuk berkelompok. Siswa berkumpul kemudian guru membagikan topik dan cerita yang akan digunakan untuk bermain drama.
Siswa terlihat antusias karena topik dan cerita yang digunakan dalam permainan drama adalah tentang kenakalan remaja, sehingga siswa sangat tertarik untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Pada saat diskusi siswa terlihat kompak dan bekerja sama. Beberapa siswa terlihat berani berpendapat dan memberi
masukan tentang apa yang akan dipentaskan dalam praktik bermain drama, namun ada pula beberapa siswa yang kurang aktif dalam diskusi. Mahasiswa peneliti
bersama guru melakukan pengamatan terhadap semua siswa. Berikut pengamatan
83
terhadap aktivitas siswa berdasarkan catatan lapangan siklus I pertemuan 1 Sabtu, 19 Maret 2016.
Jumlah siswa kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 1 Kretek Bantul terdiri dari 25 siswa. Dari 25 siswa tersebut guru atau kolaborator membagi menjadi 4
kelompok, 3 kelompok yang terdiri dari 6 siswa dan 1 kolompok yang lain yang terdiri dari 7 siswa. Pada pertemuan pertama siklus pertama ini siswa terlihat
antusias dengan pembelajaran drama dengan menggunakan metode sosiodrama. Lewat penjelasan guru serta praktiknya siswa mulai mengerti penerapan metode
pembelajaran sosiodrama dalam praktik bermain drama.
Pada pertemuan 1 siklus I ini, guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Guru meminta siswa untuk melakukan presensi dan
dilanjutkan dengan menanyakan kabar kepada siswa. Guru berdiskusi tentang materi drama dan unsur-unsurnya. Guru memotivasi siswa agar berani bermain drama
dengan cara memperlihatkan video pementasan drama yang dilalakukan oleh guru tersebut, kemudian guru bercerita sedikit mengenai pengalamannya dalam bermain
drama. Beberapa siswa terlihat memberikan komentar terkait cerita guru. Setelah itu, guru menanyakan tentang ketertarikan siswa terhadap drama, ternyata banyak siswa
yang tertarik dengan drama. Kemudian guru melanjutkan dengan memperkenalkan metode sosiodrama yang akan digunakan untuk bermain drama.
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, kemudian memberikan topik, gambaran cerita, serta deskripsi tentang watak tokoh yang akan diperankan oleh siswa
dalam praktik bermain drama. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk memahami dan mengembangkan cerita menjadi sebuah pementasan drama, siswa
juga berdiskusi untuk memilih peran yang sesuai serta memahami karakternya. Guru aktif memberi masukan kepada masing-masing kelompok yang sedang berdiskusi.
Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang apa yang belum dipahami sebelum bermain drama. Ada 5 siswa yang bertanya tentang teknik
permainan, peran ganda dalam pementasan, dan pengurangan pemain. Ada pula beberapa siswa yang sibuk sendiri, melamun, dan kurang aktif dalam pembelajaran.
Pada pembelajaran bermain drama kali ini, siswa belum melakukan praktik bermain drama, siswa hanya mengembangkan cerita dan membuat konsep mengenai
drama yang akan diperankan. Praktik bermain drama akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru kembali mengingatkan kepada
siswa agar mengayati watak dan karakter tokoh yang diperankan. Setelah semua selesai, guru menutup pembelajaran dengan berdoa.
84
Dari catatan lapangan di atas dapat diketahui bahwa siswa antusias dalam pembelajaran bermain drama. Siswa bersemangat untuk mencoba menerapkan
metode pembelajaran sosiodrama dalam praktik bermain drama. Siswa sangat kompak dan saling membantu dalam pembelajaran bermain drama. Siswa yang
merasa kesulitan bermain drama dibantu oleh siswa yang lain dalam satu kelompok. Siswa terlihat sangat menikmati langkah demi langkah yang dilakukan
dengan metode sosiodrama. Hal ini disebabkan siswa belum pernah menggunakan metode sosiodrama dalam pembelajaran bermain drama.