94 5 Perbaikan pemilihan ikon pada halaman refleksi dapat dilihat pada
Gambar 28.
6 Perbaikan pada pemilihan ikon pada kegiatan questioning untuk lebih diseimbangkan antara ikon laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada
Gambar 29.
4. Tahap Implementation
Pada tahap implementasi dilakukan uji coba perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi kemudian diujicobakan di SMA
Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Uji coba perangkat pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa kelas X A SMAN Negeri 1 Cangkringan, Sleman tahun pelajaran
Sebelum direvisi
Setelah direvisi
Gambar 28. Revisi Penggunaan Ikon pada Kolom Refleksi
Sebelum direvisi Setelah direvisi
Gambar 29. Revisi Penggunaan Ikon Laki-laki dan Perempuan
95 20152016 yang berjumlah 24 orang dan 1 guru matematika SMA Negeri 1
Cangkringan, Sleman. Peneliti sebagai observer bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan mencatat kegiatan tertentu yang
dianggap penting dan dapat dijadikan saran perbaikan RPP dan LKS yang dikembangkan. Catatan penting tersebut dicatat pada lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran yang dapat dilihat hasilnya pada lampiran D.14.
Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual disusun untuk tujuh kali pertemuan dengan waktu 2x45 menit setiap pertemuan.
Proses pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 sampai 13
Februari 2016. Jadwal pelaksanaan uji coba dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba
No Hari, tanggal
Waktu Materi
1 Senin, 11 Januari 2016
10.15-11.45 Pernyataan, Nilai
Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi
2 Sabtu, 16 Januari 2016
10.15-11.45 Konjungsi dan Disjungsi
3 Senin, 18 Januari 2016
10.15-11.45 Implikasi, Biimplikasi,
Tautologi, dan Kontradiksi 4
Sabtu , 23 Januari 2016 10.15-11.45
Ekuivalensi dan negasi dari pernyataan majemuk
5 Senin, 25 Januari 2016
09.15-11.00 Konvers, Invers, dan
Kontraposisi 6
Senin, 1 Februari 2016 09.15-11.00
Penyataan Berkuantor 7
Sabtu, 6 Februari 2016 10.15-11.45
Penarikan Kesimpulan 8
Sabtu, 13 Februari 2016 10.15-11.45 Tes hasil belajar
Pada tahap ini peneliti mengujicobakan LKS 1 sampai LKS 6, sedangkan LKS 7 digunakan sebagai bahan pengayaan bagi siswa. Secara umum proses
pembelajaran diawali dengan pendahuluan yaitu guru membuka pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
diawali dengan membaca doa bersama. Kemudian guru memberikan informasi tentang pokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran, dan kegiatan
96 yang akan dilakukan oleh siswa. Guru memberikan apersepsi dan motivasi terkait
materi yang akan dipelajari. Selanjutnya pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran kontekstual REACT relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring
. Tahap relating dilakukan dengan memberikan materi atau permasalahan terkait dengan materi yang dipelajari.
Kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan ceramah atau tanya jawab. Tahap experiencing, applying,
dan cooperating terlihat pada saat siswa mengerjakan kegiatan yang terdapat dalam LKS secara berdiskusi untuk menemukan konsep,
prinsip, atau sifat kemudian menggunakannya untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Tahap transferring dilakukan dengan mengerjakan permasalahan
dan tugas pada uji pemahaman. Selama proses pembelajaran siswa berdiskusi kelompok dalam menemukan konsep dan memecahkan masalah yang diberikan.
Kegiatan diskusi siswa dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30. Siswa Berdiskusi dalam Mengerjakan LKS
97 Setelah proses diskusi siswa melakukan presentasi dengan menuliskan hasil
diskusinya di papan tulis. Kegiatan presentasi siswa dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Perwakilan Kelompok Menuliskan Hasil Diskusi di Papan Tulis
Petunjuk dalam LKS cukup dimengerti oleh siswa, namun sesekali guru harus memberikan bimbingan kepada siswa karena masih ada beberapa siswa yang
bingung dengan maksud dari petunjuk tersebut. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak ragu untuk bertanya. Kegiatan pemberian bimbingan
seperlunya oleh guru dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32. Guru Memberikan Bimbingan kepada Siswa
98 Adapun catatan-catatan selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut.
Pertemuan pertama, siswa mempelajari LKS 1 mengenai Pernyataan, Nilai Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi. Sebelum pembelajaran dimulai siswa
diberikan penjelasan tentang petunjuk penggunaan LKS dan pendekatan kontekstual yang digunakan dalam LKS. Pada pertemuan pertama siswa belajar,
berdiskusi dengan teman sebangku, dan mempresentasikan hasil diskusi secara lisan. Pengerjaan latihan soal dilanjutkan sebagai tugas di rumah karena waktu
yang tidak mencukupi. Logika merupakan materi yang baru bagi siswa, sehingga beberapa siswa masih bingung dalam membedakan antara pernyataan, bukan
pernyataan, dan kalimat terbuka. Akan tetapi, siswa dapat memahami dengan baik bagaimana menentukan ingkaran dari suatu pernyataan.
Pertemuan kedua, siswa mempelajari LKS 2 mengenai konjungsi dan disjungsi. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4 anak
yang dibentuk secara acak oleh guru. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan dalam menemukan konsep konjungsi dan disjungsi secara kontekstual dengan
menggunakan penalaran mereka. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa memperoleh rumus akhir secara langsung. Sedangkan dalam hal ini mereka harus
menggunakan penalaran dan kemampuan berpikir logis mereka dalam menemukan konsep konjungsi dan disjungsi. Siswa mempresentasikan hasil
diskusinya di papan tulis. Siswa dapat memahami konsep konjungsi dan disjungsi dengan menganalogikan dengan konsep rangkaian listrik seri dan paralel.
Pertemuan ketiga, siswa mempelajari LKS 3 mengenai implikasi, biimplikasi, tautologi, dan kontradiksi. Diawal pembelajaran siswa mengingat kembali tentang
99 konsep konjungsi dan disjungsi dengan menganalogikan dengan rangkaian listrik
seri dan paralel. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4 anak yang dibentuk secara acak oleh guru. Dalam menemukan konsep implikasi
dan biimplikasi siswa juga dituntut untuk menggunakan penalarannya. Beberapa siswa mengalami kebingungan dalam memecahkan masalah tentang denah pada
Kegiatan 3.1 untuk menemukan konsep implikasi. Kemudian guru memberikan penjelasan dan memberikan contoh dengan menggunakan pernyataan lain yang
lebih sederhana untuk lebih memahamkan siswa. Perwakilan dari tiga kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan menuliskan di papan tulis. Latihan
soal diberikan sebagai tugas untuk dikerjakan di rumah. Pertemuan keempat dan kelima siswa mempelajari LKS 4 mengenai
ekuivalensi, negasi dari pernyataan majemuk, konvers, invers, dan kontraposisi. Pertemuan keempat siswa mempelajari tentang ekuivalensi dan negasi dari
pernyataan majemuk. Diawal pertemuan dibahas latihan soal LKS 3 untuk mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. Beberapa siswa maju kedepan
untuk menuliskan hasil pekerjaan mereka. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk dengan cara undian. Siswa sesekali
mengalami kesulitan dalam menemukan konsep dalam diskusi, namun dapat diatasi
dengan pemberian
bimbingan seperlunya
oleh guru.
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya dengan menuliskannya di papan tulis.
Pengerjaan latihan soal dilanjutkan sebagai tugas untuk dikerjakan di rumah. Pertemuan kelima siswa masih mempelajari LKS 4 tentang konvers, invers,
dan kontraposisi. Di awal pembelajaran dibahas latihan soal terkait ekuivalensi
100 dan negasi dari pernyataan majemuk. Beberapa siswa maju ke depan untuk
menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk menemukan konsep konvers, invers, dan kontraposisi. Siswa diberi contoh
pengerjaan soal nomor 1a pada LKS 4 oleh guru. Presentasi digantikan dengan tanya jawab latihan soal tentang konvers, invers dan kontraposisi.
Pertemuan keenam siswa mempelajari LKS 5 mengenai pernyataan berkuantor. Di awal pembelajaran guru membahas beberapa latihan soal pada
LKS 4 yang belum dipahami siswa. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk dengan metode berhitung. Siswa sesekali
mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan, namun dapat diatasi dengan pemberian bimbingan seperlunya. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami
simbol-simbol yang digunakan karena beberapa simbol yang digunakan masih asing bagi mereka. Presentasi digantikan dengan melakukan pembahasan bersama
dengan metode tanya jawab. Pertemuan ketujuh siswa mempelajari LKS 6 mengenai penarikan kesimpulan
yang terdiri dari modus ponen, modus tollens, dan silogisme. Diawal pembelajaran siswa mengingat kembali tentang konsep tautologi. Siswa
berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk secara acak oleh guru. Pembelajaran berjalan dengan baik meskipun sesekali guru
memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa untuk memahami konsep penarikan kesimpulan.
Pada pertemuan terakhir dari kegiatan ini, siswa mengerjakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar terdiri dari 15 butir soal pilihan ganda dan 3 butir soal uraian
101 yang harus diselesaikan oleh siswa maksimal dalam waktu 90 menit. Tes hasil
belajar ini digunakan unutk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Selanjutnya siswa dan guru mengisi angket respon untuk mengetahui respon dan evaluasi perangkat pembelajaran yang telah digunakan selama proses
pembelajaran. Hasil penilaian angket respon ini kemudian digunakan untuk mengetahui nilai kepraktisan penggunaan perangkat pembelajaran. Penilaian
angket respon dilakukan menggunakan instrumen yang telah divalidasi pada tahap sebelumnya.
Pada setiap kegiatan pembelajaran peneliti sebagai observer pengamat mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hasil
pengamatannya kemudian dituliskan pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini
digunakan untuk mengetahui tingkat kepraktisan penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Secara keseluruhan kegiatan penelitian
berjalan baik, lancar, dan sesuai dengan perangkat pembelajaran dan metode penelitian yang telah disusun.
5. Tahap Evaluation