43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan Research and Development. Menurut Endang Mulyatiningsih 2012: 145
produk penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi, dan perangkat pembelajaran;
kurikulum, kebijakan sekolah, dan lain-lain. Sedangkan produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran berupa RPP
dan LKS berbasis pendekatan kontekstual pada materi Logika untuk SMA Kelas X.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model ADDIE Analysis, Design, Development or Production, Implementation or
Delivery, and Evaluations . Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry
1996 untuk merancang sistem pembelajaran. Berikut ini diberikan tahapan- tahapan pengembangan dengan menggunakan model ADDIE Endang
Mulyatiningsih, 2012:183-186.
1. Analysis Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap perlunya pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Tahap analisis diperlukan untuk
mengetahui berbagai kebutuhan untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas. Tahap analisis terdiri dari analisis kebutuhan, analisis karakteristik
siswa, dan analisis kurikulum.
44 a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui berbagai masalah dalam pembelajaran matematika yang ada di sekolah sehingga dibutuhkan
pengembangan perangkat
pembelajaran. Analisis
dilakukan dengan
mengidentifikasi ketersediaan dan keadaan perangkat pembelajaran yang mendukung terlaksananya suatu proses pembelajaran. Pada tahap ini
ditentukan perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk membantu siswa belajar.
b. Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik
siswa dan mengetahui perangkat pembelajaran yang sesuai sehingga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menganalisis karakter siswa antara lain: kemampuan akademik, kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar, pengalaman
belajar, dan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika. c. Analisi Kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai kompetensi yang menjadi masalah bagi siswa dalam proses pembelajaran. Analisis
kurikulum dilakukan dengan mengkaji berbagai kompetensi pencapaian pada kurikulum yang sedang digunakan. Analisis dimulai dengan mengkaji
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang tercantum pada kurikulum. Hasil
45 yang diperoleh dalam analisis ini adalah rumusan indikator-indikator
pencapaian tujuan pembelajaran dan cakupan materi.
2. Design Perancangan
Tahap design merupakan proses sistematik yang dimulai dengan menetapkan tujuan belajar, merancang kegiatan pembelajaran, merancang perangkat
pembelajaran merancang materi pembelajaran, dan merancang alat evaluasi hasil belajar Endang Mulyatiningsih, 2012: 200. Pada tahap ini dilakukan penyusunan
rancangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya. Pada
tahap ini juga dilakukan penyusunan rancangan instrumen yang akan digunakan untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran berupa lembar penilaian perangkat
pembelajaran, angket respon, lembar keterlaksanaan pembelajaran, dan soal tes hasil belajar.
3. Development Pengembangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan dalam penelitian ini meliputi:
a. Pengembangan dan validasi instrumen penelitian Pengembangan
instrumen berupa
lembar penilaian
perangkat pembelajaran, angket respon, lembar keterlaksanaan pembelajaran, dan soal
tes hasil belajar dilakukan berdasarkan rancangan yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Setelah mendapat masukan dari dosen pembimbing,
instrumen penelitian siap untuk divalidasi. Sebelum digunakan untuk
46 mengukur kualitas produk instrumen penelitian yang telah divalidasi direvisi
sesuai masukan dan saran dari validator. b. Pengembangan perangkat pembelajaran
Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan berdasarkan rancangan awal yang telah disusun. Pada tahap ini menghasilkan produk awal perangkat
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Produk awal perangkat pembelajaran kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Setelah
mendapat masukan dan perbaikan dari dosen pembimbing, kemudian perangkat pembelajaran divalidasi oleh dosen ahli dan guru matematika SMA
kelas X. c. Validasi perangkat pembelajaran
Validasi dilakukan oleh dosen ahli dan guru matematika. Validasi perangkat pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan lembar penilaian RPP dan LKS yang telah disusun dan divalidasi. Hasil validasi digunakan
sebagai acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan perangkat pembelajaran sebelum diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini
diperoleh data kualitas produk berdasarkan aspek kevalidan. d. Revisi perangkat pembelajaran berdasarkan hasil validasi
Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang telah divalidasi oleh validator, selanjutnya diperbaiki sesuai dengan masukan dan saran yang telah
diberikan.
47
4. Implementation Implementasi
Setelah RPP dan LKS dinyatakan valid, perangkat pembelajaran tersebut diujicobakan secara terbatas pada sekolah yang telah ditentukan menjadi subjek
penelitian. Tahap implementasi atau uji coba dilakukan untuk memperoleh data kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan aspek
kepraktisan dan keefektifan. Kepraktisan perangkat pembelajaran dapat diketahui melalui pengisian angket respon siswa dan angket respon guru pada akhir
pertemuan serta hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Keefektifan perangkat pembelajaran diketahui melalui tes hasil belajar siswa pada akhir
pertemuan.
5. Evaluation Evaluasi
Tahap evaluasi bertujuan untuk mengetahui kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Data yang diperoleh dari
tahap sebelumnya dianalisis apakah memenuhi kualitas produk ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan, serta diketahui berbagai revisi yang perlu
dilakukan. Revisi dilakukan agar perangkat pembelajaran yang dikembangkan
sesuai dan dapat digunakan oleh sekolah dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi. C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian pengembangan ini adalah 24 siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Berdasarkan nilai hasil ujian nasional
matematika tahun 2015 BSNP, 2015, SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman jurusan IPA menempati peringkat 62 dari 169 SMAMA di Yogyakarta.
Sedangkan untuk jurusan IPS menempati peringkat 88 dari 198 SMAMA di
48 Yogyakarta. Berdasarkan peringkat tersebut SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman
dikategorikan sebagai SMA dengan prestasi cukup baik.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tahun ajaran 20152016 semester genap pada tanggal 11 Januari - 13 februari 2016 di SMA N 1 Cangkringan, Sleman.
Adapun tempat uji coba yaitu kelas XA SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman.
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual adalah
sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data deskriptif yang diperoleh selama proses pengembangan. Data kualitatif diperoleh dari masukan, tanggapan, kritik, saran,
dan perbaikan dari dosen pembimbing, dosen penilai, guru, dan siswa.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif mengenai kualitas produk yang dikembangkan berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan yang diperoleh dari:
a. Data hasil penilaian perangkat pembelajaran RPP dan LKS oleh dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru matematika.
b. Data hasil angket respon siswa dan angket respon guru terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
c. Data hasil tes hasil belajar siswa yang diberikan pada akhir pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
49
F. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen penelitian 1. Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP digunakan sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. b. Lembar Kegiatan Siswa LKS
LKS ini merupakan lembar kegiatan siswa pada materi logika yang dikembangkan dengan pendekatan kontekstual.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian perangkat pembelajaran, angket respon, lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran, dan soal tes hasil belajar. penjelasan dari masing-masing instrumen adalah sebagai berikut.
a. Lembar penilaian perangkat pembelajaran Lembar penilaian perangkat pembelajaran digunakan untuk mengukur
kevalidan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Penilaian yang diberikan pada lembar ini akan menentukan apakah perangkat pembelajaran yang
dihasilkan layak diujicobakan tanpa revisi, layak diujicobakan dengan revisi, atau tidak layak diujicobakan. Lembar penilaian perangkat pembelajaran
terdiri dari dua macam, yaitu:
50 1 Lembar penilaian RPP
Lembar penilaian RPP diberikan kepada dosen ahli materi dan guru matematika untuk mengetahui kevalidan RPP yang dikembangkan.
Lembar penilaian RPP disusun berdasarkan prinsip dan komponen RPP yang termuat dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses. 2 Lembar penilaian LKS
Lembar penilaian LKS diberikan kepada dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru untuk mengetahui kevalidan LKS yang dikembangkan.
Lembar penilaian LKS disusun berdasarkan riteria kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan.
Lembar penilaian perangkat pembelajaran ini disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu tidak baik 1, kurang baik 2, cukup 3, baik 4,
dan sangat baik 5. Lembar penilaian perangkat pembelajaran dapat dilihat pada lampiran C.1 - C.6.
b. Angket respon Terdapat dua angket respon yang digunakan yaitu angket respon siswa dan
angket respon guru. 1 Angket respon siswa
Angket respon siswa diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa
mengenai kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Angket respon siswa disusun
51 berdasarkan
aspek kesesuaian
dengan pendekatan
kontekstual, keterbantuan, kemudahan, dan kemenarikan.
2 Angket respon guru Angket respon guru diberikan kepada guru setelah seluruh proses
pembelajaran menggunakan perangkat yang dikembangkan selesai dilaksanakan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan
tanggapan guru
terhadap perangkat
pembelajaran yang
telah dikembangkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Angket respon
guru disusun berdasarkan aspek materi, kesesuaian dengan pendekatan kontekstual, RPP, dan LKS.
Angket respon menggunakan 5 alternatif jawaban yaitu STS sangat tidak setuju, TS Tidak Setuju, KS Kurang Setuju, S Setuju, SS sangat setuju.
Angket respon yang digunakan dapat dilihat pada lampiran C.7 – C.10.
c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk
mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. lembar observasi ini diberikan kepada observer yang bertugas
mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang disesuaikan dengan komponen pendekatan kontekstual. Lembar observasi memiliki dua alternatif
jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”. Selain itu, terdapat catatan untuk masing-masing aspek yang diamati
jika terdapat kejadian khusus selama proses pembelajaran. Lembar observasi
52 keterlaksanaan pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada lampiran
C.11. d. Soal tes hasil belajar
Soal tes hasil belajar digunakan pada akhir pertemuan setelah proses pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
selesai dilaksanakan. Soal tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Instrumen soal tes hasil belajar yang digunakan dapat dilihat pada lampiran C.12
– C.14.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara
Wawancara secara tidak terstruktur dilakukan kepada guru matematika SMA N 1 Cangkringan, Sleman yang bertujuan untuk memperoleh data tentang
karakteristik siswa dan pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut sebagai acuan awal dalam menyusun rancangan awal perangkat pembelajaran yang akan
dikembangkan.
2. Metode Observasi
Observasi dilakukan selama uji coba untuk memperoleh data-data pendukung yang bisa digunakan untuk bahan acuan penyusunan serta perbaikan produk
dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
3. Metode Angket
a. Memberikan lembar penilaian RPP kepada ahli materi dan guru matematika untuk mengukur kevalidan RPP yang dikembangkan.
53 b. Memberikan lembar penilaian LKS diberikan kepada ahli materi, ahli media,
dan guru matematika untuk mengetahui kevalidan LKS yang dikembangkan. c. Memberikan angket respon kepada guru dan siswa setelah pembelajaran
dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan selesai untuk mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan. d. Memberikan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kepada observer
untuk mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran yang digunakan.
4. Metode Tes
Tes dilakukan setelah pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan selesai. Tes evaluasi hasil belajar ini digunakan
untuk mengetahui keefektifan dari LKS yang dikembangkan setelah digunakan oleh siswa.
H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif
Analisis terhadap data kualitatif yang diperoleh saat validasi perangkat pembelajaran berupa komentar atau saran dari validator. Tanggapan atau saran
yang diperoleh dari validator digunakan sebagai acuan untuk melakukan
perbaikan atau revisi perangkat pembelajaran. 2. Analisis Data Kuaititatif
Analisis data digunakan untuk memperoleh gambaran produk yang dihasilkan. Pada tahap ini, analisis data dilakukan untuk menentukan kualitas perangkat
54 pembelajaran ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Berikut
ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai analisis data yang dilakukan.
a. Analisis Kevalidan
Analisis kelvalidan dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pelilaian perangkat pembelajaran oleh ahli materi, ahli media, dan guru
matematika. Analisis kevalidan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1 Tabulasi data skor hasil penilaian perangkat pembelajaran dilakukan dengan mengelompokkan butir-butir pernyataan sesuai dengan aspek-
aspek yang diamati. Pedoman penskoran pada lembar penilaian perangkat pembelajaran menggunakan kriteria penilaian yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Perangkat Pembelajaran
Skor Kriteria
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang Baik
1 Sangat Kurang Baik
2 Menghitung rata-rata perolehan skor tiap aspek dan keseluruhan dengan menggunakan rumus berikut.
Rata-rata skor tiap aspek =
1
× Rata-rata skor keseluruhan
=
ℎ −
Keterangan: = jumlah perolehan skor tiap aspek
= banyak pernyataan tiap aspek
55 3 Mengkonversi skor rata-rata yang telah diperoleh menjadi kriteria
kualitatif skala 5 yang disajikan pada Tabel 4. S. Eko Putro Widoyoko, 2009: 238.
Tabel 4 Pedoman Kriteria Penilaian No
Rentang skor Kriteria
1 � � + 1,8 �
Sangat Baik 2
� + 0,6 � � � + 1,8 � Baik
3 � − 0,6 � � � + 0,6 �
Cukup 4
� − 1,8 � � � − 0,6 � Kurang Baik
5 � � − 1,8 �
Sangat Kurang Baik Keterangan:
� =
1 2
skor maksimal + skor minimal � =
1 6
skor maksimal - skor minimal �
= skor rata-rata 5
= skor maksimal 1
= skor minimal 4 Berdasarkan rumus konversi pada Tabel 4 diperoleh gambaran dalam
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif seperti pada Tabel 5. Tabel 5 Kriteria Penilaian Perangkat Pembelajaran
No Rentang skor
Kriteria
1 � 4,2
Sangat Baik 2
3,4 � 4,2
Baik 3
2,6 � 3,4
Cukup 4
1,8 � 2,6
Kurang Baik 5
� 1,8 Sangat Kurang Baik
5 Nilai rata-rata dari para ahli dicocokkan dengan kriteria penilaian produk Analisis juga digunakan untuk mengetahui kevalidan produk dengan
kriteria: 1 Layak diuji cobakan tanpa revisi, 2 Layak diuji cobakan dengan revisi, dan 3 Tidak layak diuji cobakan.
56 Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika minimal kriteria penilaian
yang diperoleh minimal baik dan validator menyatakan produk yang dikembangkan layak diuji cobakan dengan revisi.
b. Analisis Kepraktisan
Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kepraktisan adalah angket respon siswa, angket respon guru, dan lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran. Analisis kepraktisan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1 Tabulasi data skor hasil angket respon guru dan angket respon siswa dengan mengelompokkan butir-butir pernyataan sesuai dengan aspek-
aspek yang diamati. Pedoman penyekoran pada angket respon siswa menggunakan kriteria penilaian yang disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Pedoman Penskoran Angket Respon Respon
Skor Pernyataan Positif
Negatif
SS Sangat Setuju 5
1 S Setuju
4 2
KS Kurang Setuju 3
3 TS Tidak Setuju
2 4
STS Sangat Tidak Setuju 1
5 2 Menghitung rata-rata perolehan skor tiap aspek dan keseluruhan dengan
menggunakan rumus berikut. Rata-rata skor tiap aspek
=
1
× Rata-rata skor keseluruhan
=
ℎ −
Keterangan: = jumlah perolehan skor tiap aspek
57 = banyak pernyataan tiap aspek
3 Mengkonversi skor rata-rata yang telah diperoleh menjadi kriteria kualitatif berdasarkan kriteria skala 5 menurut S. Eko Putro Widoyoko
seperti pada Tabel 5 sehingga diperoleh kriteria penilaian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
Sedangkan data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1 Tabulasi data skor hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan memberikan skor 1 untuk “Ya” dan 0 untuk “Tidak”.
2 Menghitung persentase
keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan rumus berikut. =
× 100 3 Mengkonversikan hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran
menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 5 yang disajikan pada Tabel 7 Nana Sudjana, 2005: 118.
Tabel 7 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran Persentase keterlaksanaan
Kategori
90 Sangat Baik
80 90
Baik 70
80 Cukup
60 70
Kurang 60
Sangat Kurang Berdasarkan Tabel 5 dan Tabel 7 dapat diketahui kriteria penilaian
perangkat pembelajaran yang telah digunakan. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika minimal kriteria penilaian perangkat pembelajaran
adalah baik.
58
c. Analisis Keefektifan
Instrumen yang digunakan untuk menganalisis keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran ini adalah tes evaluasi hasil belajar. Nilai maksimal
dalam tes evaluasi hasil belajar ini adalah 100 dengan KKM 75. Analisis keefektifan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Menghitung skor dan menentukan ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75.
2 Menghitung persentase ketuntasan tes evaluasi hasil belajar siswa =
ℎ �
ℎ
× 100 3 Mengkategorikan hasil persentase ketuntasan siswa berdasarkan kriteria
penilaian kecakapan akademik menurut S. Eko Putro Widoyoko 2009:242 yang disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Kriteria Keefektifan Perangkat Pembelajaran No
Rentang Persentase Ketuntaan Kriteria
1 80
Sangat Baik 2
60 80
Baik 3
40 60
Cukup 4
20 40
Kurang Baik 5
20 Sangat Kurang Baik
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui kriteria keefektifan perangkat pembelajaran yang telah digunakan. Perangkat pembelajaran dikatakan
efektif jika minimal kriteria tingkat keefektifan yang diperoleh adalah baik.
119
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim Fathani. 2012. Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media
Abdul Majid. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru
. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ali Mahmudi. 2010. Pengembangan Rencana Pembelajaran Berbasis
Kontekstual. Diakses
dari http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilestmpMakalah20Pengembangan
20RPP20Berbasis20Kontekstual_0.pdf pada tanggal 10 Maret
2016, Pukul 10.00 WIB. Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: DIVA Press. Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMAMA. Jakarta: BSNP.
BSNP. 2007. Standar Proses. Jakarta: BSNP BSNP. 2015. Daya Serap Mata Pelajaran Tahun 2015. Jakarta: BSNP.
CORD. 1999. Teaching Mathematics Contextually. The Cornerstone of Tech Prep
. Texax: CORD Communications, Inc. Depdiknas. 2007. Pedoman Memilih Menyusun Bahan Ajar dan Teks Mata
Pelajaran . Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Ditjen Didaksmen Depdiknas RI. 2003. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Depdiknas Edy Surya, dkk. 2013. Improving of Junior High School Visual Thinking
Representation Ability in Mathematical Problem solving by CTL . Vol. 4
No.1 January 2013, pp. 113-126. Endang Mulyatiningsih. 2012. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik.
Yogyakarta: UNY Press. Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA.
120 Eveline Siregar Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia Frans Susilo. 2012. Landasan Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press. Inc.
Marsigit. 2012. Philosophy of Mathematics Education. Diakses dari: https:www.academia.edu1809148Philosophy_of_mathematics_Educat
ion_by_Marsigit pada tanggal 11 Februari 2016, Pukul 20.00 WIB.
Masnur Muslich. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Mujis, D., Reynolds, D. 2008. Effective Teaching: Teori dan Aplikasi. Penerjemah: Helly Prajitno S Sri Mulyatini S. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP: Suatu Pandian
Praktis . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
M. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013
. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung PT Refika Aditama.
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nana Sy. Sukmadinata dan Erliany Syaodih. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi
. Bandung: PT Refika Aditama. Nazarudin.
2007. Manajemen
Pembelajaran: Implementasi
Konsep, Karakteristik, dan Metodologi Pendidikan Agama Islam
. Yogyakarta: Teras.
Nieveen, Ninke, et all. 1999. Design Approachess and Tools in Education and Training
. Boston: Kluwer Academic Publisher Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Pendiidkan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar isi untuk Pendiidkan Dasar dan Menengah
121 Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-teori Belajar Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga. Sardiman A.M. 2011. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajagrafindo Persada. Sri Wardhani. 2010. Teknik Pengembangan Silabus dan RPP Matematika
SMPMTs . Yogyakarta: P4TK.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Suhadi. 2007. Penyusunan Perangkat Pembelajaran dalam Kegiatan Lesson
Study . Disampaikan pada Pelatihan Lesson Study untuk Guru SMP Se-
Kabupaten Hulu Sungai Utara, tanggal 27-31 Mei 2007. Sukirman. 2006. Logika dan Himpunan. Yogyakarta: Hanggar Kreator
S. Eko Putro Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik
. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan Praktek.
Surabaya: Pustaka Ilmu. Venti Indiani. 2015. Pengembangan Perangkat pembelajaran Berbasis
Contextual Teaching and Learning CTL pada Materi Barisan dan deret untuk Siswa SMA Kelas X. Skripsi. FMIPA UNY.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
. Jakarta: Kencana Prenada Media Yatim Riyanto. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. Yudha Prihadi. 2014. Pengembangan Perangkat pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan Trigonometri untuk SMA Kelas X. Skripsi. FMIPA UNY.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran materi Logika dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini dilakukan dengan model ADDIE yang
terdiri dari tahap analysis analisis, design perancangan, development pengembangan, implementation implementasi, dan evaluation evaluasi.
Berdasarkan penelitian pengembangan yang dilakukan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
1. Tahap Analysis Analisis
Pada tahap analisis dilakukan tiga macam analisis, yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa. Hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
a. Analisis Kebutuhan
Salah satu masalah yang terdapat di sekolah saat ini adalah terbatasnya perangkat pembelajaran matematika yang dapat memfasilitasi siswa untuk
membangun pengetahuan mereka secara mandiri. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman, guru telah menyusun
RPP dan LKS untuk digunakan selama proses pembelajaran. Akan tetapi, LKS yang disusun oleh guru berisi ringkasan materi dan latihan latihan soal. LKS yang
berisi latihan soal belum memenuhi kebutuhan siswa dalam menemukan konsep- konsep matematika. Materi yang langsung diberikan secara utuh kepada siswa
menyebabkan siswa tidak memiliki kesempatan untuk membangun dan