Tujuan dan Manfaat PTK 1 Tujuan PTK
78 bawah,
pengembangan kurikulum
di tingkat
sekolahkelas, peningkatan
profesionalisme guru melalui proses latihan sistemik secara berkelanjutan.
3 Metodologi PTK Prosedur
Istilah metodologi merujuk pada prosedur dan tatacara yang ditempuh dalam melaksanakan PTK. PTK, seperti penelitian umumnya, juga menentukan metodologi
yang dikenal dengan istilah langkah-langkah dan prosedur tertentu seperti; a. Mengidentifikasi masalah
b. Melakukan analisis masalah c. Merumuskan masalah
d. Merumuskan hipotesis tindakan e. Menetapkan rancangan penelitian
f. Melaksanakan tindakan
Langkah pertama sebelum PTK dilaksanakan adalah mengidentifikasi dan
merumuskan masalah dengan jelas, kemudian menyatakan metode atau cara yang akan ditempuh untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang berusaha
dipecahkan. Berikutnya adalah menyatakan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan.
Masalah timbul jika ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan ada perbedaan antara yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan. Perlu
diketahui bahwa guru perlu duduk bersama dan berdiskusi dengan guru lain atau kolega untuk mengidentifikasi masalah yang ada. Dan untuk membantu proses
identifikasi masalah, pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai penuntun dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada;
a Apakah yang menjadi keprihatinan guru? b Mengapa guru memprihatinkan hal tersebut?
c Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut? d Bukti-bukti apa saja yang dapat dikumpulkan sehingga dapat membantu guru
dalam membuat penilaian yang tepat tentang apa yang terjadi? e Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti?
Langkah kedua, analisis masalah penelitian. Penelitiguru hendaknya membatasi
masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah merupakan upaya peneliti untuk menetapkan batas-batasfokus permasalahan dengan jelas. Oleh karenanya perlu
79 dilakukan analisis terhadap masalah yang akan dipecahkan. Alisis terhadap masalah
yang telah diidentifikasi dilakukan untuk mengetahui dimensi masalah yang dapat dipecahkan melalui pelaksanaan PTK. Disamping itu juga untuk mengidentifikasi
aspek penting dari masalah sehingga diperoleh fokus. Kriteria pemilihan masalah dapat mengacu pada;
a Masalah hendaknya benar-benar penting bagi guru dan bermakna, bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. b Masalah hendaknya dalam jangkauan kemampuan penelitiguru yang akan
melaksanakan tindakan kelas.
Langkah ketiga, dalam PTK adalah merumuskan masalah yang telah diidentifikasi
dan ditetapkan melalui kegiatan analisis masalah. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan
jawabannya melalui penelitian. Berikut ini acuan untuk merumuskan masalah PTK seperti;
a Masalah hendaknya dinyatakan secara jelas dan tidak mempunyai makna ganda.
b Masalah hendaknya dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. c Rumusan masalah umumnya menunjukkan hubungan antara dua variable
atau lebih. d Rumusan masalah telah menunjukkan secara eksplisit subyek atau obyek
serta lokasi penelitian. e Gunakan 5 w + 1 H what, who, where, when, why + how.
Contoh Rumusan Masalah; 1 Apakah penggunaan Cooperative Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam mendiskripsikan bentuk-bentuk muka bumi di kelas IX SMPN 1 Malang, tahun 2011?
2 Apakah penggunaan metode permainan lacak dunia dalam mata pelajaran IPS dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep tenaga pembentuk
bumi bagi siswa kelas IX SMPN 2 Malang, tahun 2010?
Langkah ke empat dalam PTK adalah merumuskan hipotesis tindakan hal ini
sangat tergantung gaya selingkung, sifatnya tidak wajib. Secara umum, hipotesis
80 adalah dugaan yang beralasan atau jawaban sementara atas masalah yang
dipecahkan. Oleh karenya, jawaban sementara terhadap masalah yang hendak dipecahkan hendaknya menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan agar diperoleh jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan.
Hipotesis adalah rangkuman atau kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya tetapi masih lemah dan memerlukan pembuktian. Dalam PTK, perumusan hipotesis
dilakukan setelah rumusan masalah selesai dengan dua kemungkinan Hasan, Sukarnyana, Wahjoedi,1997.
Pertama, jika peneliti sudah merasa mantapyakin atas kebenaran rumusan masalah, beserta alternative pemecahannya. Kedua, jika peneliti masih belum yakin
akan kebenaran rumusan masalahnya, dan merasa perlu menggunakan pendekatan naturalistic alamiah yang senantiasa terbuka terhadap tuntutan perubahan, maka
rumusan hipotesis tindakannya juga bersifat tentative. Pada penelitian formal, rumusan hipotesis berupa pernyataan mengenai
hubungan antara dua atau lebih variable, atau berupa pernyataan tentang perbedaan antara dua nilai rata-rata pada kelompok-kelompok yang diteliti. Sedangkan hipotesis
tindakan sesuai dengan namanya, berisi pernyataan tentang tindakan yang akan dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti. Contoh; “Jika dilakukan
tindakan ini, peneliti percaya bahwa tindakan tersebut mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi”.
Contoh hipotesis; a Penggunaan metode permainan lacak dunia dalam mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan pemahaman terhadap konsep tenaga pembentuk bumi bagi siswa kelas IXF SMPN 2 Malang, tahun 2010.
b Penggunaan alat-alat permainan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa kelas IXF SMPN 4 Malang, tahun 2011.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan adalah seperti;
81 a. Rumuskan alternatif-alternatif tindakan untuk pemecahan masalah berdasarkan
hasil kajian alternative tindakan hendaknya memiliki landasan yang mantap secara teoritis atau konseptual.
b. Setiap alternatif pemecahan yang diusulkan perlu dikaji ulang atau dievaluasi dari segi bentuk tindakan dan prosedur, kemudahan, kepraktisan hasil, optimalisasi
hasil, serta cara penilaiannya c. Pilihlah alternative tindakan dan prosedur yang dinilai paling menjanjikan hasil
optimal dan dapat dilakukan oleh guru dalam situasi dan kondisi riil di sekolah. Untuk ke dua langkah yang terakhir dapat disimak seperti penjelasan di bawah ini.
4 Rancangan PTK
Menurut Suyanto dalam Sukarnyana 2000:29 terdapat empat model rancangan PTK, yaitu 1 model Ebbut, 2 model Kemmis Taggart, 3model Elliot, 4 Mc Kernan.
Pada kesempatan ini tidak perlu memperdebatkan mana dari keempat model tersebut yang dibilang paling bagus karena dari keempat model tersebut selalu menggunakan
alur siklus pelaksanaan yang sama seperti yang dipaparkan Kemmis Taggart yaitu;
Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Obervasi Refleksi
Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Obervasi Refleksi
82
5 Kerangka Pembuatan Proposal PTK
IsiKomponen Proposal PTK menurut Fatchan 2006 dan dimodifikasi dengan panduan diklat pengawas PPPPTK PKn dan IPS serta menjadi gaya selingkung PTK Guru.
Kerangka atau outline tersebut seperti berikut ini;