6
Kegiatan Belajar 1 Penelitian Kualitatif Bidang IPS
Dr. I Nyoman Ruja, S.U
A. Tujuan
Tujuan disusunnya modul diklat ini adalah untuk panduan belajar bagi guru-guru mata pelajaran IPS dalam belajar Penelitian Kualitatif. Manfaat dari modul Penelitian Kualitatif
ini antara lain dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam meningkatkan kompetensi inti guru-guru mata pelajaran IPS yaitu mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan yang reflektif.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari modul Penelitian kualitatif ini, peserta diklat diharapkan dapat memahami indikator esensial yaitu; Mendeskripsikan karakteristik penelitian kualitatif
yang dijabarkan ke dalam beberapa indikator antara lain; 1. Menjelaskan pengertian penelitian kualitatif secara umum.
2. Mendeskripsikan cirri-ciri peneliti kualitatif. 3. Menyebutkan tiga perbedaan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif.
4. mengidentifikasi ciri-ciri penelitian kualitatif
C. Uraian Materi
Ada pameo yang mengatakan bahwa merasa diri pintar adalah suatu kebodohan. Sebaliknya merasa diri bodoh adalah suatu kebodohan. Pameo ini tidak bermaksud untuk
mendorong orang mengajak menyembunyikan kepintaran atau ilmu pengetahuan yang dimiliki, tetapi semata-mata bermakna untuk mengajak setiap orang agar tidak cepat
menjadi puas pada ilmu pengetahuan yang telah dimilikidicapai. Seseorang yang merasa diri pintar dan sudah merasa puas cenderung tidak akan berusaha lagi untuk
mengembangkan kepintarannya. Seseorang yang selalu merasa bodoh atau merasa masih ada yang kurang dalam pengetahuannya akan selalu berusaha untuk melengkapi
pengetahuannya. Usaha yang terencana dan sistematis untuk melengkapi pengetahuan yang dirasa kurang inilah salah satu makna dari penelitian.
Sebelum diketengahkan tentang definisi dan karakteristik penelitian kualitatif, akan dipaparkan terlebih dahulu tentang alasan penggunaan penelitian kualitatif. Hal ini penting
karena ada sementara pandangan yang menyatakan bahwa seseorang memilih penelitian
7 kualitatif dalam rencana penelitiannya karena alasan klise, yakni peneliti tidak menguasai
statistik dan penelitian kualitatif lebih mudah daripada penelitian kuantitatif. Seolah penelitian kualitatif itu sebagai pelarian bagi mereka yang kurang menguasai metodologi
penelitian kuantitatif, khususnya dalam segi proses statistiknya. Hal ini sebenarnya mereka akan bisa terjebak dalam pilihannya sendiri. Sebagian peneliti juga menganggap
bahwa penelitian kuantitatif hanya membuktikan hipotesis saja dan tidak menemukan atau membangun teori. Dalam Penelitian kualitatif seorang peneliti sebenarnya berupaya
mengungkap keunikan individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertenntu dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan dengan cara pengamatan secara mendalam. Oleh
karena itu, keunikan individu merupakan karakter khusus dari suatu penelitian kualitatif. Bacon memperkenalkan metode induktif pada abad 17, metode ini sebagai reaksi
terhadap metode deduktif yang telah diperkenalkan oleh Descartess sebelumnya Denzin 2009.
Metode deduktif kemudian dikembangkan oleh Auguste Comte abad l9 yang kemudian dikenal dengan metode atau pendekatan positivistik wallace 1994, Denzin 2009,
Fatchan 2011, Creswell 2014 . Pendekatan positivism diterapkan untuk ilmu kemanusiaan diketahui banyak membelenggu empirisme dan rasionalisme keunikan
subjek yang dikaji. Pendekatan ini kemudjan mendapat reaksi dari Kant dan Dilthey serta Weber. Ketiga ilmuwan itu kemudian memperkenalkan metode pendekatan kualitatif.
Tujuannya untuk keluar dari jeratan pendekatan positivisme yang pada saat itu meramba ilmu-ilmu sosial dan humaniora.