105 langkah-langkah dalam pengembangan desain intruksional terdiri dari : 1 Merumuskan
tujuan instruksional. 2 Menentukan isi materi pelajaran. 3 Menentukan kemampuan awal peserta didik. 4 Menentukan teknik dan strategi. 5 Pengelompokan belajar. 6
Menentukan pembagian waktu.7Menentukan ruang.8 Memilih media intruksional yang sesuai. 9 Mengevaluasi hasil belajar. 10 Menganalisis umpan balik.
Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik,
sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan
suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar..
i. Model Dick dan Carey.
Model desain instruksional menurut Dick and Carey dibagi menjadi sepuluh tahapan yaitu: 1 Menganalisis Tujuan Pembelajaran. 2 Melakukan Analisis Pembelajaran. 3
Menganalisis siswa dan konteks. 4 Merumuskan tujuan khusus. 5 Mengembangkan instrumen penilaian.6 Mengembangkan strategi pembelajaran.7 Mengembangkan
materi pembelajaran.8 Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif. 9 Merevisi Pembelajaran. 10 Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Summatif.
Gambar 2. Model Desain Pembelajaran Dick and Carey
Sumber :
https:en.wikipedia.orgwikifile Dick.Carey png
Dick and Carey memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Menurut Dick and Carey
bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran Instructional Systems DevelopmentISD.Komponen model pembelajaran
Dick and Carey meliputi : pembelajar, pengajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi; warga belajar pembelajar, tutor pengajar,
106 materi, dan lingkungan pembelajaran. Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
j. Model Briggs.
Briggs berkeyakinan bahwa banyak pengetahuan tentang belajar-mengajar yang dapat diterapkan untuk semua jajaran dalam bidang pendidikan dan latihan. Karena itu dia
berpendapat bahwa model ini juga sesuai untuk pengembangan program-program latihan jabatan, tidak hanya terbatas pada lingkungan program-program akademis saja. Di
samping itu, model tersebut dirancang sebagai metodologi pemecahan masalah instruksional.
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru sebagai perancang kegiatan instruksional adalah melaksanakan pemilihan media, merencanakan KBM, melaksanakan KBM dan
melakukan evaluasi. Berkaitan dengan evaluasi tersebut, gurudosen melakukan pemantauan pelaksanaan, uji coba, dan revisi soal serta melakukan evaluasi
sumatif.Sedangkan tim pengembang instruksional melaksanakan kegiatan-kegiatan, menentukan stimulus belajar, memilih media, menentukan kondisi belajar, merumuskan
strategi instruksional, mengembangkan media, melaksanakan evaluasi dan menyusun pedoman pemanfaatan. Dari kedua tahapan yang dilakukan oleh dosen maupun tim
pengembang kemudian didiskusikan untuk mendapatkan model perencanaan pembelajaran terbaik.
k. Model Kemp
Model ini juga mengarahkan pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat.Langkah berikutnya adalah
spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam kegiatan
belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan. Selanjutnya, materiisi content kemudian di evaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan.Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Desain instruksional yang dikembangkan oleh Kemp juga terdiri dari
sepuluh langkah yaitu : 1 Penentuan tujuan instruksional umum TIU, yaitu tujuan yang ditetapkan menurut
masing-masing pokok bahasa