14 Hal itu membawa peneliti untuk memasuki dan melibatkan sebagian waktunya
misalnya apakah di perpustakaan, sekolah, keluarga, kelompok lainnya untuk meneliti masalah tertentu. Hal itu diperlukan guna menangkap segala konteks yang berkaitan
dengan objek penelitian.
2. Peneliti Sebagai Instrumen Kunci
Peneliti merupakan alat utama key instrument, dalam pengumpulan data. Hal itu dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkannya
terlebih dahulu sebagaimana yang lazim digunakan dalam penelitian klasik maka sangat sulit untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang
ada di dalam melakukan penelitian. Selain itu hanya manusia yang mampu berhubungan dengan objek penelitian. Serta
hanya manusia yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di dalam penelitian. Dengan lain perkataan hanya manusia yang mampu memahami nilai yang
terkandung dalam objek penelitian serta makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan menilai apa yang terkandung dalam ucapan atau
perbuatan responden. Walaupun demikian dalam penelitian lapangan dapat juga digunakan alat-alat yang lainnya misalnya alat perekam, kamera atau alat lainnya yang
juga digunakan. Dalam hubungan ini meskipun digunakan alat dalam penelitian namun proses penangkapan makna deskriptif yang terkandung dalam data sepenuhnya adalah
pada peneliti bukan pada alat penelitian.
3. Bersifat Deskriptif
Peneliti mengumpulkan data deskriptif dan bukannya menggunakan angka-angka sebagai alat metode utamanya. Data yang dikumpulkan berupa teks, kata-kata, simbol,
gambar, walaupun demikian juga dapat dimungkinkan terkumpulnya data yang bersifat kuantitatif. Oleh karena itu dalam penelitian menggunakan metode kualitatif. Dengan
demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran kajian laporan tersebut. Data tersebut bisa berupa hasil rekaman wawancara,
catatan-catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi.
4. Metode Kualitatif
Meode kualitatif sebagai konsekuensi data yang bersifat deskriptif maka penelitian menggunakan metode kualitatif. Hal ini berdasarkan pada suatu pertimbangan;
Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Selanjutnya menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara penelitian
15 dengan objek penelitian. Dan metode banyak mengalami penajaman karena pengaruh
bersama terhadap pola nilai yang dihadapi.
5. Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil
Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan lebih jelas apabila
diamati dalam proses. Peneliti mengamati dalam hubungan sehari-hari, kemudian menjelaskan tentang nilai serta sikap yang diteliti.
6. Mengutamakan Data Langsung
Peneliti terjun sendiri ke lapangan untuk mengadakan pengamatan, observasi atau wawancara dalam mengambil data. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif data
penelitian bersifat langsung. Peneliti senantiasa melakukan proses pengamatan terutama dalam menangkap makna yang terkandung dalam data penelitian. Jika data
tidak secara langsung diambil oleh peneliti, akan mengalami kesulitan dalam analisis data.
7. Data Purposif
Metode penelitian kualitatif atau naturalistik tidak menggunakan sampling random atau acak dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampelnya biasanya
sedikit dan dipilih menurut tujuan purpose penelitian. Penelitian kualitatif sering berupa studi tentang makna yang terkandung dalam objek penelitian, dapat pula berupa studi
kasus atau multi kasus Nasution, 1992: 11. Harus dipahami bahwa dalam pengambilan data, senantiasa terdapat suatu kecenderungan pada suatu tujuan, misalnya dalam
hubungannya dengan nilai, maka data senantiasa berkaitan dengan tujuan untuk penelitian tentang nilai tersebut, dalam hubungannya dengan etika, maka data
senantiasa diambil dalam hubungannya dengan etika.
8. Mengutamakan Perspektif Emik Emic View
Penelitian kualitatif pada umumnya mengutamakan ektivitas data atau pandangan responden dalam hubungan dengan penelitian sosial budaya, yaitu bagaimana ia
memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya. Peneliti tidak memaksakan pandangannya sendiri. Peneliti mulai melakukan penelitian tanpa generalisasi, seakan-
akan tidak mengetahui sedikitpun, sehingga dapat menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep atau nilai-nilai yang terkandung dalam data. Pandangan peneliti yang
seperti itu disebut perspektif emik.