Menjelaskan tiga kelemahan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif.
58 sentral. Peneliti sebagai instrumen secara epistemologis akan menentukan hubungan
subjek dan objek penelitian yang realitasnya berupa makna karena harus dipahami, diinterpretasi, dihayati dan ditafsirkan secara utuh dan menyeluruh.
Peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat suatu kesimpulan atas temuan dalam penelitiannya. Sebagaimana dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif
memiliki asumsi bahwa realitas sebagai objek penelitian itu adalah bersifat kompleks dan holistik dinamis dan memiliki dimensi ganda.
Segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian masih belum dapat ditentukan secara pasti. Konsekuensinya setelah peneliti melakukan penelitian masalah
penelitian serta sumber datanya dapat berkembang Sugiyono, 2008, Fatchan 2011. Dalam pengertian inilah maka pada penelitian kualitatif peneliti sebagai instrument kunci
the researcher is the key instrument. Pengertian manusia sebagai instrument human instrument dapat dipahami sebagai alat yang utama dalam mengungkap fakta-fakta
dalam penelitian. Nampaknya tidak ada alat yang paling fleksibel untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Manusia sebagai instrumen dalam pengumpulan data
memberikan keuntungan, karena dapat bersifat fleksibel dan adaptif, serta dapat menggunakan alat inderanya dalam memahami sesuatu fenomena di lapangan Lincoln
dan Guba, 1985, Denzin 2009, Creswell, 2014. Pernyataan peneliti sebagai instrumen kunci dikatakan oleh Bogdan dan Bikien
1982, sebagai berikut: Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and the researcher is the key instrument. Jadi peneliti dalam penelitian kualitatif
mempunyai setting yang alami sebagai sumber langsung dan peneliti itu adalah merupakan instrumen kunci. Pengertian instrumen kunci adalah bahwa peneliti pada
hakikatnya sebagai alat utama dalam pengumpulan data. Peneliti dalam penelitian kualitatif memiliki keleluasaan yang bertanggungjawab
untuk mengembangkan penelitian berdasarkan etika dan fisibilitas kondisi lapangan yang terealisasikan dalam rancangan yang bersifat emergent. Berdasarkan pada suatu alasan
bahwa penelitilah yang memiliki judgement yang tepat untuk menilai apakah rancangan perlu direvisi sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan, atau rancangan tetap seperti
semula. Tentunya pertimbangan akan didasarkan pada temuan-temuan yang dijadikan skala prioritas atau keunikan suatu temuan.