Negeri Karangmloko 2 pada mata pelajaran matematika. Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD
Negeri Karangmloko 2 pada mata pelajaran matematika dapat meningkat.
B. Setting Penelitian
1.
Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangmloko 2. Sekolah tersebut beralamat di Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2.
Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri
Karangmloko 2 tahun 20142015 yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki.
3. Objek penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua objek.Objek yang pertama adalah peningkatan minat belajar siswa dan objek yang kedua adalah
peningkatan prestasi belajar siswa. Minat belajar siswa diperoleh dari hasil pengamatan dan kuesioner pada setiap akhir siklus. Prestasi belajar
siswa diperoleh dari hasil nilai evaluasi yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 20142015 yaitu bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2015.
C. Kegiatan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Arikunto 2010:17 berpendapat bahwa dalam
melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK pelaksanaan siklus dilakukan minimal 2 siklus. Dalam penelitian ini siklus I akan ditekankan pada
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembagian kelompok secara heterogen menurut prestasi belajar pada materi sebelumnya.
Sedangkan siklus II akan ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembagian kelompok secara heterogen menurut
hasil prestasi pada siklus I. Pembagian kelompok heterogen yang dimaksud pada siklus II ini adalah membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan prestasi belajar siswa pada siklus I. Penelitian ini dilakukan di kelas bawah, sehingga alokasi waktu hanya
sedikit. Peneliti sebelumnya melakukan konsultasi dengan guru kelas terkait dengan alokasi waktu. Berdasarkan arahan yang diberikan oleh guru RPP
dibuat dengan alokasi waktu 2 JP 1 hari. Tahap perencanaan alokasi yang dibuat dalam RPP pada pertemuan 1 dan 2 sebanyak 4 JP dengan alokasi
waktu 4 x 35 menit. Untuk siklus II perencanaan seperti siklus I yaitu pertemuan 1 dan 2 dengan alokasi waktu 4 JP.
1. Persiapan
Pada awal penelitian, peneliti melakukan tahapan persiapan sebelum membuat rencana tindakan pada setiap siklusnya. Persiapan
yang dilakukan oleh peneliti diantaranya:
a. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Karangmloko 2
untuk melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas PTK di sekolah tersebut.
b. Melakukan wawancara pada guru kelas dan dokumentasi nilai siswa.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar pengamatan dan
kuesioner. e.
Melakukan validasi instrumen penelitian kepada ahli. f.
Melakukan pengamatan pada siswa di kelas III untuk memperoleh gambaran siswa terhadap mata pelajaran matematika.
g. Memberikan kuesioner pada siswa kelas III untuk mengetahui minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. h.
Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada siswa di kelas III terhadap mata pelajaran matematika berdasarkan hasil wawancara,
pengamatan dan kuesioner. i.
Permohonan izin penelitian ke SD Negeri Karangmloko 2 kepada kepala sekolah dan guru kelas untuk masuk ke dalam kelas.
j. Menyiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, materi, Lembar Kerja Siswa LKS, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran yang dibuat
kemudian dikombinasikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada model kooperatif tipe STAD.
k. Melakukan validasi perangkat pembelajaran kepada ahli.
l. Melakukan uji validitas soal evaluasi kepada murid kelas IV SD
Negeri Karangmloko 2. m.
Menyiapkan peralatan yang akan digunakan pada saat melakukan penelitian dikelas.
2. Rencana Tindakan dalam Tiap Siklus
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan persiapan adalah menyusun rencana tindakan. Rencana
tindakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing siklus:
a. Siklus I
Pembelajaran pada
siklus I
dilaksanakan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD. Pembagian kelompok pada siklus ini, ditentukan berdasarkan hasil penilaian
pada materi sebelumnya dari guru. 1
Rencana Tindakan
Dalam tahap rencana tindakan yang peneliti lakukan pada siklus I ini adalah menyusun perangkat pembelajaran yang
meliputi Silabus, RPP, materi, LKS, dan soal evaluasi untuk siklus I. Peneliti juga mempersiapkan media pembelajaran dan
ruang kelas yang akan digunakan untuk melaksanakan tindakan. Setelah itu, peneliti membagi siswa ke dalam tujuh kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok
pada siklus I ini dibagi oleh guru secara heterogen menurut hasil prestasi siswa pada materi sebelumnya.
2 Pelaksanaan Tindakan
a Siklus I Pertemuan 1 2JP
Kegiatan pembelajaran: 1
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi. langkah STAD ke-1
2 Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-
5siswa secara heterogen menurut prestasi belajar pada materi sebelumnya. langkah STAD ke-2
3 Siswabelajar
dalam kelompok,
kemudian guru
menjelaskan materi tentang keliling persegi. langkah STAD ke-3
4 Siswa dalam kelompok mendiskusikan tentang materi.
5 Masing-masing siswa saling bertanya, menjawab, dan
menanggapi materi tersebut dalam kelompok. 6
Siswa diberi Lembar Kerja Siswa LKS untuk dikerjakan dalam kelompok. langkah STAD ke-4
7 Kelompok kemudian berdiskusi dalam mengerjakan
LKS dari guru. 8
Siswa yang sudah paham membantu siswa yang belum paham dalam kelompoknya.
9 Siswa bersama guru membahas masing-masing
jawaban kelompok. presentasi
b Siklus I Pertemuan 2 2JP
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi.
langkah STAD ke-1 2
Siswa kembali ke kelompok seperti pada pertemuan pertama. langkah STAD ke-2
3 Siswa diberi kertas yang berisi materi tentang keliling
persegi panjang. 4
Guru menjelaskan materi. langkah STAD ke-3 5
Masing-masing siswa saling bertanya, menjawab, dan menanggapi materi tersebut dalam kelompok.
6 Siswa diberi Lembar Kerja Siswa LKS untuk
dikerjakan dalam kelompok. langkah STAD ke-4 7
Kelompok kemudian berdiskusi dalam mengerjakan LKS dari guru.
8 Siswa yang sudah paham membantu siswa yang belum
paham dalam kelompoknya. 9
Siswa bersama guru membahas masing-masing jawaban kelompok. presentasi
10 Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus I yaitu soal
evaluasi 1. langkah STAD ke-5
11 Guru memberikan penghargaan prestasi belajar kepada
kelompok. langkah STAD ke-6 12
Siswa diminta untuk mengerjakan kuesioner minat belajar.
3 Pengamatan
Pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh guru kelas. Peneliti meminta bantuan guru kelas untuk menjadi
pengamat saat peneliti melakukan penelitian. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamat
diberi lembar
pengamatan untuk
mengamati jalannya
pembelajaran, mengamati minat belajar siswa dan kejadian- kejadian yang nampak dalam penelitian. Peneliti meminta
bantuan teman sejawat untuk mendokumentasikan proses pembelajaran
dalam bentuk
foto-foto kegiatan
agar mendapatkan data yang lebih nyata.
4 Refleksi
Refleksi dalam
penelitian ini
bertujuan untuk
Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus yang muncul pada siklus I. Pada kegiatan refleksi ini
juga bertujuan untuk menganalisis peningkatan minat dan prestasi belajar siswa lalu setelah itu peneliti menarik
kesimpulan tentang peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada siklus I. Apabila pada siklus I masih terdapat kekurangan,
langkah selanjutnya yang peneliti lakukan pada kegiatan refleksi ini adalah merancang perbaikan berdasarkan hasil pengamatan
yang diperoleh pada siklus I. Hasil perbaikan yang telah dirancang oleh peneliti akan digunakan pada saat melaksanakan
pembelajaran siklus II. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada siklus I masih terdapat kekurangan yaitu manajemen waktu
yang kurang baik dan guru masih belum kurang dalam penguasaan kelas. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti
memutuskan untuk melanjutkan pada siklus II.
b. Siklus II
Pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan variasi kelompok.
Siswa dibentuk dalam kelompok untuk mendiskusikan tugas dari guru. Kelompok dibagi oleh guru berdasarkan hasil prestasi belajar
siswa pada siklus I.
1 Rencana Tindakan
Sama halnya dengan siklus I, rencana tindakan yang peneliti lakukan pada siklus II adalah menyusun perangkat
pembelajaran yang terdiri dari Silabus, RPP, materi, LKS, dan soal evaluasi untuk siklus II. Peneliti juga mempersiapkan media
pembelajaran dan ruang kelas yang akan digunakan untuk melaksanakan tindakan. Selanjutnya peneliti membagi siswa ke
dalam tujuh kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa pada masing-
masing kelompok. Pembagian kelompok pada siklus II ini dibagi secara heterogen menurut hasil prestasi belajar siswa
pada siklus I.
2 Pelaksanaan Tindakan
a Siklus II Pertemuan 1 2JP
Kegiatan pembelajaran: 1
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi. langkah STAD ke-1
2 Siswa dibagi ke dalam kelompok yang berbeda dari
siklus I. Setiap kelompok terdiri dari 4-5orang yang ditentukan oleh guru berdasarkan prestasi belajar siswa
pada siklus I. langkah STAD ke-2 3
Siswadiberi kertas yang berisi materi tentang keliling persegi panjang.
4 Guru menjelaskan materi. langkah STAD ke-3
5 Siswa mendiskusikan materi tentang keliling persegi
panjang dengan cara saling memberikan pendapat dan memberikan tanggapan dalam kelompok.
6 Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok.
langkah STAD ke-4 7
Masing-masing siswa dalam kelompok saling bertanya, menjawab, dan menanggapi soal yang terdapat dalam
LKS tersebut.
8 Siswa yang sudah paham membantu siswa yang kurang
paham dalam kelompoknya. 9
Siswa mempresentasikan hasil kelompok.
b Siklus II Pertemuan 2
Kegiatan pembelajaran: 1
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi. langkah STAD ke-1
2 Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5
orang seperti pertemuan 1. langkah STAD ke-2 3
Siswa diberi kertas yang berisi materi tentang soal cerita keliling persegi panjang.
4 Guru menjelaskan materi. langkah STAD ke-3
5 Siswa dalam kelompok mendiskusikan materi tentang
soal cerita keliling persegi panjang dengan cara saling memberikan pendapat dan memberikan tanggapan.
6 Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok.
langkah STAD ke-4 7
Siswa dalam kelompok saling mengajari siswa yang tidak bisa.
8 Siswa mempresentasikan hasil kelompok.
9 Siswa bersama dengan guru membahas soal dan
jawaban.
10 Siswa mengerjakan tes akhir siklus II yaitu soal
evaluasi 2. langkah STAD ke-5 11
Guru memberikan penghargaan prestasi belajar kelompok. langkah STAD ke-6
12 Siswa diminta untuk mengerjakan kuesioner minat
belajar.
3 Pengamatan
Pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh guru kelas. Peneliti meminta bantuan guru kelas untuk menjadi pengamat
saat peneliti melakukan penelitian. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamat diberi
lembar pengamatan untuk mengamati jalannya pembelajaran, mengamati minat belajar siswa dan kejadian-kejadian yang
nampak dalam penelitian. Peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mendokumentasikan proses pembelajaran dalam
bentuk foto-foto kegiatan agar mendapatkan data yang lebih
nyata. 4
Refleksi
Refleksi dalam
penelitian ini
bertujuan untuk
Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus yang muncul pada siklus II. Pada kegiatan refleksi ini
juga bertujuan untuk menganalisis peningkatan minat dan prestasi belajar siswa lalu setelah itu peneliti menarik
kesimpulan tentang peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada siklus II. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada
siklus II, peneliti mampu menguasai kelas dengan baik. Selain itu, peneliti sudah mampu mengatasi kekurangan yang terjadi
pada siklus I yaitu dengan cara mempersiapkan posisi kursi kelompok sebelum pembelajaran dimulai, sehingga dapat
menghemat waktu. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara, kuesioner, pengamatan, dan tes.
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan tanya jawab sepihak Daryanto,
2007:33. Jenis-jenis wawancara ada berbagai macam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara bebas tanpa menggunakan pedoman wawancara secara sistematis dan lengkap Sugiyono, 2008:140.
Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi di kelas sehingga dapat digunakan
sebagai data awal dalam melakukan penelitian. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono 2008:141 bahwa wawancara tidak
terstruktur biasanya sering digunakan dalam penelitian pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.
2. Kuesioner
Sugiyono 2010:199 berpendapat bahwa kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur seberapa besar minat
belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Peneliti menggunakan lembar kuesioner yang diisikan langsung oleh siswa kelas III SD Negeri
Karangmloko 2 yang berjumlah 31 siswa. Pada penelitian ini, peneliti membuat kueisoner yang mengacu pada indikator-indikator minat
belajar, kemudian
dari indikator-indikator
tersebut peneliti
mengembangkan kedalam kisi-kisi. Setelah membuat kisi-kisi kuesioner mengenai minat kemudian peneliti membuat pernyataan-pernyataan yang
berjumlah 20 item pernyataan mengenai minat belajar siswa. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara memberikan tanda
pada kolom yang sudah ditentukan. Pada pelaksanaannya, kuesioner diberikan kepada siswa sebanyak tiga kali yaitu sebelum penelitian, pada
siklus I dan siklus II.
3. Pengamatan
Margono 2007:158 menyatakan bahwa pengamatan merupakan tindakan memperhatikan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang nampak pada objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pengamatan untuk mengetahui minat belajar siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Pada pelaksanaannya,
pengamatan dilakukan tiga kali yaitu pada saat sebelum penelitian, siklus I dan siklus II. Pengamatan sebelum penelitian digunakan untuk
mengidentifikasi masalah yang ada di sekolah.
4. Tes
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes evaluasi untuk mengukur prestasi belajar matematika siswa kelas III SD Negeri
Karangmloko 2 dari segi ranah kognitif. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif pilihan ganda. Peneliti menyusun 30
soal evaluasi pilihan ganda pada siklus I dan II dengan menyediakan empat pilihan jawaban a, b, c, dan d. Setelah uji validitas, peneliti
memberikan 20 soal evaluasi kepada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 diakhir pertemuan siklus I dan II untuk mengetahui
sejauh mana siswa tersebut memahami pelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua peubahvariabel yaitu minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan pengamatan untuk mengukur minat belajar siswa serta tes tertulis untuk mengukur prestasi
belajar siswa. Berikut ini adalah rincian instrumen penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Variabel
Indikator Data
Pengumpulan Instrumen
Minat belajar
1. Perhatianme-
musatkan perhatian
2. Partisipasi
3. Kemauan
berkembang 4.
Rasa senang Skor rata-rata
hasil pengamatan
dan kuesioner Pengamatan
dan kuesioner Lembar
pengamatan dan kuesioner
minat belajar
Prestasi belajar
1. Rata-rata
nilai ulanganeva-
luasi 2.
Persentase jumlah siswa
yang mencapai
KKM Nilai kognitif Tes
Soal evaluasi berupa
pilihan ganda
Pada tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan dua instrumen yaitu tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur
prestasi belajar siswa sedangkan instrumen non tes digunakan untuk mengukur minat belajar siswa.
1. Non Tes
Penelitian ini menggunakan lembar pengamatan dan lembar kuesioner. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui dan
mengukur kondisi siswa secara langsung yang berminat atau tidak dalam proses pembelajaran yang berlangsung sebelum dan sesudah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mata pelajaran matematika dan diperkuat dengan lembar kuesioner yang
diberikan pada saat pra penelitian, akhir siklus I, dan akhir siklus II.
a. Kuesioner
Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan kepada siswa sebanyak tiga kali yaitu pada saat sebelum dilakukan tindakan, akhir
siklus I, dan akhir siklus II. Pada lembar kuesioner ini, peneliti menggunakan skala yang mengacu pada skala Likert Arifin,
2009:161. Peneliti menyediakan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat setuju STS.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert untuk mengukur minat belajar siswa dan sikap siswa tentang suatu
pernyataan positif atau pernyataan negatif. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa No
Indikator Item Positif
Item Negatif
1 Perhatianmemusatkan
perhatian 2, 3, dan 5
1 dan 4
2 Partisipasi
6, 8, 9, dan 10 7
3 Kemauan berkembang
12, 13, 14, dan 15 11
4 Rasa senang
16, 17, 18, dan 19 20
Total pernyataan
15 5
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kisi-kisi kuesioner minat belajar siswa yang dibedakan menjadi dua, yaitu item positif dan
item negatif. Item positif terdiri dari 15 pernyataan, yaitu nomor 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Sedangkan item
negatif terdiri dari 5 pernyataan, yitu nomor 1, 4, 7, 11, dan 20. Selain itu peneliti membuat ketentuan skor menggunakan skala
Likert, ketentuan skor dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Penentuan Skor Kuesioner Minat Belajar Siswa Pilihan Jawaban
Skor Item Positif Skor Item Negatif
SS = Sangat Setuju 4
1 S = Setuju
3 2
TS = Tidak Setuju 2
3 STS = Sangat Tidak
Setuju 1
4
Nilai yang diperoleh = x 100 = 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat empat alternatif pilihan jawaban yaitu SS Sangat Setuju, S Setuju,
TS Tidak Setuju, dan STS Sangat Tidak Setuju. Dalam setiap alternatif jawaban yang dipilih oleh siswa tersebut, terdapat skor yang
berbeda-beda. Pada kolom item positif, jika siswa memilih jawaban SS maka memperoleh skor 4, S memperoleh skor 3, TS memperoleh
skor 2, dan STS memperoleh skor 1. Sementara pada item negatif, jika siswa memilih SS maka siswa memperoleh skor 1, S memperoleh
skor 2, TS memperoleh skor 3, dan STS memperoleh skor 4.
b. Pengamatan
Pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh guru kelas. Pengamatan dilaksanakan sebelum dilakukan tindakan, pada akhir
siklus I, dan akhir siklus II. Pada lembar pengamatan terdapat empat indikator minat belajar yang sama dengan indikator minat belajar
pada kuesioner. Penjelasan mengenai kisi-kisi lembar pengamatan yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Pengamatan No
Indikator Pernyataan
1 Perhatianmemusatkan
perhatian dalam
pembelajaran -
Siswa memperhatikan guru yang mengajar.
- Siswa menyimak penjelasan materi
dari guru. 2
Partisipasi dalam
pembelajaran. -
Siswa berpartisipasi dalam kelompok. -
Siswa menanggapi
penjelasan menjawab pertanyaan dari guru.
3 Kemauan berkembang -
Siswa mempelajari kembali materi tanpa diminta guru.
- Siswa membuat catatan materi tanpa
diminta guru. 4
Rasa senang dalam pembelajaran.
- Siswa
senang di
dalam kelas
berwajah ceria -
Siswa sudah siap di dalam kelas sebelum
pelajaran matematika
dimulai.
Pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk mengamati seluruh siswa selama kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
Pengamat diminta untuk memberi tanda centang pada kolom indikator yang telah disediakan. Tanda centang diberikan apabila
siswa melakukan kegiatan sesuai pernyataan yang ada di dalam tabel. Sedangkan untuk pedoman penskoran pengamatan minat
belajar dapat dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini:
Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Minat Belajar Pernyataan
Tanda Skor
Tampak
1 Tidak Tampak
_ Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pengamatan
dalam penelitian ini dilakukan oleh pengamat kepada seluruh siswa dengan memberikan tanda centang pada siswa yang tampak
melakukan kegiatan sesuai pernyataan dan memberikan tanda - pada siswa yang tidak tampak melakukan kegiatan sesuai dengan
pernyataan. Dengan tanda centang maka siswa diberi skor 1, sedangkan tanda - maka siswa mendapatkan skor 0.
2. Tes
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes untuk mengukur prestasi belajar. Instrumen tes berupa tes obyektif pilihan
ganda yang berjumlah 20 soal pada siklus I dan 20 soal pada siklus II. peneliti menyediakan empat alternatif pilihan jawaban yaitu a, b, c dan d.
Dari empat alternatif pilihan jawaban tersebut hanya terdapat satu
jawaban yang benar. Materi soal tes evaluasi diambil berdasarkan Standar Kompetensi SK Menghitung keliling, luas persegi dan persegi
panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar KD menghitung keliling persegi dan persegi panjang dan
kemudian diturunkan dalam bentuk indikator-indikator. Peneliti membuat soal evaluasi mengacu pada kisi-kisi yang telah disusun. Kisi-kisi soal
evaluasi siklus I sebelum dilakukan validasi dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Divalidasi Indikator
No Soal Jumlah soal
Menyelesaikan soal keliling
sebuah persegi.
1, 2, 3, 4, 17, 18, 19, dan 20
8
Menyelesaikan soal panjang sisi
sebuah persegi
yang diketahui kelilingnya.
5, 6, 7, 8, 21, 22, 23, dan 24
8
Menyelesaikan soal
cerita mengenai
keliling sebuah
persegi. 9, 10, 11, 12, 25, 26,
dan 27 7
Menyelesaikan soal
cerita mengenai panjang sisi sebuah
persegi yang
diketahui kelilingnya.
13, 14, 15, 16, 28, 29, dan 30
7
Jumlah Soal 30
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa soal evaluasi I sebelum uji validitas terdiri dari empat indikator. Masing-masing indikator terbagi ke
dalam beberapa soal dengan jumlah soal 30 nomor. Sedangkan untuk
kisi-kisi soal evaluasi siklus I dapat peneliti sajikan pada tabel 3.7 sebagai berikut.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Divalidasi Indikator
No Soal Jumlah soal
Menyelesaikan soal keliling
sebuah persegi.
1, 2, 3, 4, dan 13 5
Menyelesaikan soal panjang sisi
sebuah persegi
yang diketahui kelilingnya.
5, 6, 7, 14, 15, dan 16
6
Menyelesaikan soal
cerita mengenai
keliling sebuah
persegi. 8, 9, 17, dan 18
4
Menyelesaikan soal
cerita mengenai panjang sisi sebuah
persegi yang
diketahui kelilingnya.
10, 11, 12, 19, dan 20
5
Jumlah Soal 20
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa soal yang akan dipakai adalah 20 butir soal. Selain kisi-kisi soal evaluasi siklus I,
peneliti juga membuat kisi-kisi soal evaluasi siklus II. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II sebelum dilakukan validasi dapat peneliti sajikan pada
tabel 3.8 sebagai berikut.
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Divalidasi Indikator
No Soal Jumlah soal
Menyelesaikan soal keliling sebuah persegi panjang.
1, 2, 3, 4, dan 5 5
Indikator No Soal
Jumlah soal
Menyelesaikan soal panjang sebuah persegi panjang yang
diketahui lebar dan kelilingnya. 6, 7, 8, 9, dan 10
5
Menyelesaikan soal
lebar sebuah persegi panjang yang
diketahui panjang
dan kelilingnya.
11, 12, 13, 14, dan 15
5
Menyelesaikan soal
cerita keliling
sebuah persegi
panjang. 16, 17, 18, 19, dan
20 5
Menyelesaikan soal
cerita panjang
sebuah persegi
panjang yang diketahui lebar dan kelilingnya.
21, 23, 24, dan 25 4
Menyelesaikan soal cerita lebar sebuah persegi panjang yang
diketahui panjang
dan kelilingnya.
22, 26, 27, 28, 29, dan 30
6
Jumlah Soal 30
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa soal evaluasi II sebelum uji validitas terdiri dari empat indikator. Masing-masing indikator terbagi
ke dalam beberapa soal dengan jumlah soal 30 nomor. Sedangkan untuk kisi-kisi soal evaluasi siklus II dapat peneliti sajikan pada tabel 3.9
sebagai berikut.
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Divalidasi Indikator
No Soal Jumlah soal
Menyelesaikan soal keliling sebuah persegi panjang.
1, 2, 3, dan 4 4
Menyelesaikan soal panjang sebuah persegi panjang yang
diketahui lebar dan kelilingnya. 5, dan 6
2
Menyelesaikan soal
lebar sebuah persegi panjang yang
diketahui panjang
dan kelilingnya.
7, 8, 9, dan 10 4
Menyelesaikan soal
cerita keliling
sebuah persegi
panjang. 11, 12, dan 13
3
Menyelesaikan soal
cerita panjang
sebuah persegi
panjang yang diketahui lebar dan kelilingnya.
15, 16, dan 17 3
Menyelesaikan soal cerita lebar sebuah persegi panjang yang
diketahui panjang
dan kelilingnya.
14, 18, 19, dan 20 4
Jumlah Soal 20
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa soal yang akan dipakai adalah 20 butir soal. Selain membuat kisi-kisi soal evaluasi,
peneliti juga membuat rincian pemberian skor untuk soal evaluasi. Rincian pemberian skor dapat peneliti sajikan pada tabel 3.10 sebagai
berikut.
Tabel 3.10 Rincian Pemberian Skor Nilai Soal Evaluasi Siklus I dan II
Jenis Soal
Tes Bentuk Soal
Tes Jumlah
Soal Skor
Jawaban Benar Tiap
Soal Skor
Jawaban Salah
Tiap Soal Jumlah
Skor Max.
Tes tertulis
Tes objektif pilihan
ganda 20
1 20
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penskoran soal tes pilihan ganda adalah menggunakan skor 1 dan 0. Skor 1 diberikan
untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Azwar 2012:113 yang menyatakan bahwa pada
tes tipe objektif atau pilihan ganda bagi jawaban benar diberi skor sebanyak satu angka.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Validitas
Uno 2007:103 menyatakan bahwa validitas adalah suatu instrumen evaluasi yang digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur dan dikatakan valid. Dalam penelitian ini validitas digunakan untuk melakukan validasi terhadap perangkat pembelajaran, lembar
pengamatan, kuesioner, dan soal evaluasi yang digunakan dalam
penelitian. Ada berbagai macam jenis validitas. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk dan validitas isi.
Sugiyono 2007:271 mengatakan bahwa untuk menguji validitas konstruk maka dapat dilakukan dengan meminta pendapat para ahli. Oleh
karena itu, peneliti meminta pendapat dari para ahli mengenai instrumen yang telah disusun. Dalam hal ini, validitas konstruk digunakan peneliti
untuk melakukan validasi terhadap perangkat pembelajaran, lembar pengamatan dan kuesioner serta soal evaluasi yang dibuat oleh peneliti.
Berbeda dengan validasi konstruk, validasi isi digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan soal evaluasi dengan cara diujikan kepada
siswa. Arikunto 2005:67 mengungkapkan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat mengukur hal tertentu sesuai dengan
isi yang termuat dalam kurikulum. Setelah soal evaluasi diujikan kepada siswa hasil tersebut dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS 16.
Peneliti menggunakan SPSS 16. Program SPSS 16 digunakan peneliti untuk mempermudah penghitungan validitas instrumen soal evaluasi
sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat.
a. Validasi Perangkat Pembelajaran
Sebelum perangkat
pembelajaran digunakan
dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan validasi agar diperoleh
perangkat pembelajaran yang layak digunakan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, validasi perangkat pembelajaran
dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari para ahli
validator yang terdiri dari dosen, guru, dan kepala sekolah. Perangkat pembelajaran yang divalidasi oleh para ahli berupa
silabus, RPP, materi, LKS, dan soal evaluasi. Hasil perhitungan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh para ahli dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No
Perangkat Pembelajaran
Ahli Validator Hasil Penilaian
Rata-rata
1 Silabus
Dosen 1 3,8
Dosen 2 3
Guru 4
Kepala sekolah 3,8
Rata-rata 3,65
2 RPP
Dosen 1 3,84
Dosen 2 2,84
Guru 4
Kepala sekolah 3,47
Rata-rata 3,53
3 Materi ajar
Dosen 1 3,62
Dosen 2 3
Guru 4
Kepala sekolah 3,28
Rata-rata 3,47
4 LKS
Dosen 1 4
Dosen 2 2,63
Guru 3,87
Kepala sekolah 3,5
No Perangkat
Pembelajaran Ahli Validator
Hasil Penilaian Rata-rata
Rata-rata 3,5
5 Soal
Dosen 1 3,85
Dosen 2 2,85
Guru 4
Kepala sekolah 3,14
Rata-rata 3,46
Hasil validasi yang tertera pada tabel 3.12 dihitung menggunakan kriteria validitas perangkat pembelajaran menurut
Setiani 2011:171. Berikut ini merupakan tabel 3.12 yang berisi tentang kriteria validitas perangkat pembelajaran menurut Setiani
2011:171.
Tabel 3.12 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran Menurut Setiani 2011:171
Interval Tingkat Pencapaian Kualifikasi
3,25 M ≤ 4,00 Sangat baik
2,50 M ≤ 3,25 Baik
1,75 M ≤ 2,50 Kurang baik
0,00 M ≤ 1,75 Tidak baik
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria validitas perangkat pembelajaran dikelompokkan menjadi empat,
yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik. Untuk mengetahui kriteria kualitas produk perangkat pembelajaran, maka
peneliti melakuan
perhitungan skor
rata-rata dari
hasil
validasisilabus, RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, materi, dan soal oleh para ahli. Berikut ini adalah tabel yang berisi penjelasan
mengenai hasil validasi perangkat pembelajaran oleh para ahli.
Tabel 3.13 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Desain Pembelajaran
Hasil Validasi Kriteria
Silabus 3,65
Sangat baik RPP
3,53 Sangat baik
Materi 3,47
Sangat baik LKS
3,5 Sangat baik
Soal 3,46
Sangat baik
Rata-rata 3,52
Sangat baik
Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, materi, LKS dan soal di atas, diperoleh rata-
rata sebesar 3,52 sehingga dapat dikategorikan sangat baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang
dibuat oleh peneliti layak digunakan pada pelaksanaan penelitian.
b. Validasi Instrumen Kuesioner dan Pengamatan
Selain perangkat pembelajaran, validasi juga dilakukan terhadap instrumen kuesioner dan pengamatan. Lembar pengamatan
dan kuesioner digunakan untuk mengukur variabel minat belajar siswa. Validasi terhadap instrumen tersebut dilakukan dengan cara
meminta pertimbangan dan saran kepada dua dosen dan satu guru. Kriteria serta hasil validasi instrumen kuesioner dan pengamatan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.14 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner dan Pengamatan No
Instrumen Ahli
Hasil Penilaian Rata-rata
1 Kuesioner
Dosen I 4
Dosen II 3,5
Guru 4
Skor rata –rata kuesioner
3,83
2 Pengamatan
Dosen I 4
DosenII 3
Guru 4
Skor rata-rata pengamatan 3,67
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor rata- rata dari hasil validasi instrumen yang berupa kuesioner adalah
sebesar 3,83 dan pengamatan sebesar 3,67. Oleh karena itu, instrumen kuesioner dan pengamatan termasukdalam kriteria
“sangat baik”.
c. Validitas Soal Evaluasi
Dalam penelitian ini, validasi soal evaluasi dilakukan dengan cara diujikan di lapangan yang dikonsultasikan dan divalidasi
terlebih dahulu pada para ahli dosen, guru dan kepala sekolah. Setelah divalidasi dan memperoleh persetujuan barulah diujikan di
lapangan untuk mengukur instrumen soal yang telah dibuat. Soal evaluasi diujikan pada kelas IVSD Negeri Karangmloko 2 yang
berjumlah 34 siswa. Peneliti menghitung validitas menggunakan program SPSS 16 untuk mempermudah dalam perhitungan r hitung
dan kemungkinan perhitungan kesalahan kecil dan dibandingkan r tabel serta menghemat waktu. Peneliti menggunakan taraf signifikan
5 dengan r tabel sebesar 0,339. Taraf signifikan 5, jika r hitung lebih besar daripada r tabel maka hasilnya adalah valid. Hasil
perhitungan validitas soal evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus I No
pernyataan r hitung
r tabel N=34 5
Keterangan
1 0,363
0,339 Validdipakai
2 0,540
0,339 Valid dipakai
3 0,349
0,339 Valid dipakai
4 0,501
0,339 Valid dipakai
5 0,424
0,339 Valid dipakai
6 0,087
0,339 Tidak validtidak dipakai
7 0,447
0,339 Valid dipakai
8 0,384
0,339 Valid dipakai
9 0,195
0,339 Tidak valid tidak dipakai
10 0,406
0,339 Valid dipakai
11 0,555
0,339 Valid dipakai
12 0,301
0,339 Tidak valid tidak dipakai
13 0,375
0,339 Valid dipakai
14 0,553
0,339 Valid dipakai
15 0,344
0,339 Valid dipakai
16 0,221
0,339 Tidak valid tidak dipakai
17 0,389
0,339 Valid dipakai
18 0,480
0,339 Valid tidak dipakai
19 0,450
0,339 Valid tidak dipakai
No pernyataan
r hitung r tabel
N=34 5 Keterangan
20 0,167
0,339 Tidak valid tidak dipakai
21 0,163
0,339 Tidak valid tidak dipakai
22 0,571
0,339 Valid dipakai
23 0,375
0,339 Valid dipakai
24 0,444
0,339 Valid dipakai
25 0,446
0,339 Valid dipakai
26 0,397
0,339 Valid dipakai
27 0,093
0,339 Tidak valid tidak dipakai
28 0,504
0,339 Valid dipakai
29 0,617
0,339 Valid dipakai
30 0,240
0,339 Tidak valid tidak dipakai
Berdasarkan hasil perhitungan validitas soal evaluasi siklus I terdapat beberapa nomor soal yang valid dan tidak valid. Soal
evaluasi yang valid adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 28, dan 29. Sedangkan soal
evaluasi yang tidak valid nomor 6, 9, 12, 16, 20, 21, 27, dan 30. Dari 22 item yang valid pada siklus I ini peneliti memutuskan untuk
menggunakan 20 item soal yang valid. Soal nomor 18 dan 19 tidak dipergunakan karena indikator soal tersebut sudah diwakili oleh
nomor yang lain. Sedangkan hasil validitas soal evaluasi II dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut ini:
Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus II No
pernyataan r hitung
r tabel N=34 5
Keterangan
1 0,298
0,339 Tidak valid tidak dipakai
2 0,516
0,339 Valid dipakai
3 0.724
0,339 Valid dipakai
4 0,408
0,339 Valid dipakai
5 0,386
0,339 Valid dipakai
6 0,111
0,339 Tidak valid tidak dipakai
7 0,278
0,339 Tidak valid tidak dipakai
8 0,340
0,339 Valid dipakai
9 0,327
0,339 Tidak valid tidak dipakai
10 0,439
0,339 Valid dipakai
11 0,494
0,339 Valid dipakai
12 0,704
0,339 Valid dipakai
13 0,311
0,339 Tidak valid tidak dipakai
14 0,601
0,339 Valid dipakai
15 0,405
0,339 Valid dipakai
16 0,704
0,339 Valid dipakai
17 0,174
0,339 Tidak valid tidak dipakai
18 0,415
0,339 Valid dipakai
19 0,394
0,339 Valid dipakai
20 0,176
0,339 Tidak valid tidak dipakai
21 0,196
0,339 Tidak valid tidak dipakai
22 0,611
0,339 Valid dipakai
23 0,419
0,339 Valid dipakai
24 0,724
0,339 Valid dipakai
25 0,483
0,339 Valid dipakai
26 0,494
0,339 Valid dipakai
27 0,207
0,339 Tidak valid tidak dipakai
No pernyataan
r hitung r tabel
N=34 5 Keterangan
28 0,505
0,339 Valid dipakai
29 0,527
0,339 Valid dipakai
30 0,195
0,339 Tidak valid tidak dipakai
Berdasarkan hasil perhitungan validitas soal evaluasi siklus II terdapat beberapa nomor soal yang valid dan tidak valid. Soal
evaluasi yang valid adalah nomor 2, 3, 4, 5, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 28, dan 29. Sedangkan soal evaluasi yang
tidak valid nomor 1, 6, 7, 9, 13, 17, 20, 21, 27, dan 30. Pada siklus II ini peneliti menggunakan 20 item soal yang valid tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas soal evaluasi siklus I dan II, hasil validitas yang diperoleh adalah valid dan tidak valid.
Hasil validitas soal evaluasi siklus I dan siklus II yang valid akan dipergunakan dalam penelitian ini masing-masing 20 item soal.
2. Reliabilitas
Setelah dilakukan validasi dan sudah diperoleh hasil yang valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas. Reliabilitas adalah
taraf kepercayaan pada suatu instrumen Arikunto, 2005:86. Berbeda dengan Arikunto, Sugiyono 2010:364 menyatakan bahwa reliabilitas
merupakan derajad konsistensi dan stabilitas data.Sejalan dengan Sugiyono, Surapranata 2004:90 mengatakan bahwa reliabilitas dapat
dinyatakan sebagai tingkat keajegan atau kemantapan hasil dari hasil dua pengukuran terhadap hal yang sama.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah taraf kepercayaan pada suatu instrumen yang memiliki konsistensi atau tingkat
keajegan terhadap hasil dari dua pengukuran hal yang sama. Sama halnya dengan menghitung validitas, perhitungan reliabilitas juga menggunakan
bantuan SPSS 16. Program SPSS 16 digunakan peneliti untuk mempermudah penghitungan reliabilitas soal evaluasi sehingga hasil
yang diperoleh akan lebih akurat. Dari hasil perhitungan reliabilitas yang diperoleh, kemudian
dimasukkan ke dalam tabel koefisien reliabilitas menurut Masidjo 1995:209 untuk mengetahui tingkat kualifikasi reliabilitasnya. Berikut
ini merupakan tabel koefisien reliabilitas menurut Masidjo 1995:209.
Tabel 3.17 Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas
Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas pada soal evaluasi siklus I, diperoleh skor sebagai berikut.
Tabel 3.18 Hasil Reliabilitas Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.831 22
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa soal pada siklus I mendapatkan skor sebesar 0,831. Oleh karena itu, berdasarkan tabel
koefisien reliabilitas soal evaluasi I dapat dikualifikasikan tinggi karena berada pada kisaran 0,71 - 0,90. Hal tersebut menunjukkan bahwa soal
pada siklus I dapat digunakan pada penelitian. Setelah melakukan perhitungan reliabilitas pada soal siklus I, peneliti kemudian menghitung
tingkat reliabilitas pada soal siklus II. Berikut adalah hasil dari perhitungan soal siklus II.
Tabel 3.19 Hasil Reliabilitas Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.867 20
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil penghitungan reliabilitas soal siklus II adalah sebesar 0,867. Setelah
dilihat menggunakan tabel koefisien reliabilitas maka soal siklus II juga dapat dikualifikasikan tinggi karena berkisar antara 0,71
– 0,90. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa soal siklus II dapat digunakan
dalam penelitian.
G. Analisis Data
Sanjaya 2011:117 mengungkapkan bahwa analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk
mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data tersebut digunakan untuk
mengukur minat dan prestasi belajar siswa. Minat belajar siswa diukur menggunakan teknik analisis data secara
kualitatif dan kuantitatif, sedangkan prestasi belajar siswa diukur menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif. Peningkatan minat
belajar siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner siswa dan lembar pengamatan yang sudah diisi oleh guru. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat diketahui
dari hasil analisis data secara kuantitatif berdasarkan soal evaluasi yang sudah dikerjakan oleh siswa.
1. Cara Menghitung Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa
a. Peningkatan Minat Siswa
Dalam penelitian ini, perhitungan minat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1 Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada pertemuan kedua dalam setiap siklus.Pengamatan ini dilakukan oleh pengamat kepada seluruh
siswa dengan memberikan tanda centang pada siswa yang tampak melakukan kegiatan sesuai pernyataan dan memberikan
tanda - pada siswa yang tidak tampak melakukan kegiatan sesuai dengan pernyataan. Dengan tanda centang maka
siswa diberi skor 1 sedangkan tanda - maka siswa mendapatkan skor 0.
a Menghitung nilai akhir pengamatan minat belajar siswa
dengan menggunakan rumus:
b Menghitung rata-rata skor kelas yaitu dengan menggunakan
rumus:
c Membandingkan minat belajar siswa pada kondisi awal
dengan setiap akhir siklus untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak.
2 Kuesioner
a Menghitung nilai akhir kuesioner minat belajar siswa
dengan menggunakan rumus:
b Menghitung rata-rata skor kelas yaitu dengan menggunakan
rumus: Nilai akhir pengamatan =
x 100
Rata-rata kelas =
Nilai akhir kuesioner = x 100
Rata-rata kelas =
c Membandingkan minat belajar siswa pada kondisi awal
dengan setiap akhir siklus untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak.
Perhitungan hasil minat belajar siswa diperoleh dari penjumlahan nilai akhir pengamatan minat ditambah nilai akhir
kuesioner minat kemudian dibagi dua. Sehingga dapat diperoleh rumus sebagai berikut:
Dari hasil minat belajar siswa berdasarkan rumus di atas, dapat ditentukan kriteria minat belajar siswa dengan berpedoman
pada Penilaian Acuan Patokan PAP II menurut Masidjo 2010:157. Peneliti memilih menggunakan kriteria penilaian skor
minat belajar siswa dengan dasar penilaian PAP II karena standar penilaian yang digunakan tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan
PAP I sehingga lebih memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini merupakan tabel 3.21 yang berisi penjelasan mengenai
PAP II menurut Masidjo 2010:157.
Tabel 3.20 Penilaian Skor Minat Belajar Siswa Menggunakan PAP II Masidjo, 1995:157
Persentase Skor Skor
Kriteria
81 - 100 81
– 100 Sangat tinggi
66 - 80 66
– 80 Tinggi
56 - 65 56
– 65 Cukup
Hasil minat belajar siswa =
Persentase Skor Skor
Kriteria
46 - 55 46
– 55 Rendah
46 46
Sangat rendah
b. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
1 Perhitungan jumlah skor pada soal dengan ketentuan sebagai
berikut: Jawaban benar = 1
Jawaban salah = 0 2
Perhitungan nilai prestasi belajar setiap siswa dengan menggunakan rumus:
Penilaian kognitif:
3 Menghitung nilai rata-rata prestasi belajar kelas dengan
menggunakan rumus:
4 Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM dengan
menggunakan rumus: Nilai siswa =
x 100
Nilai rata-rata =
Persentase = x 100
5 Membandingkan nilai rata-rata siswa pada saat kondisi awal
sebelum tindakan, akhir siklus I dan akhir siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa atau
tidak .
H. Kriteria Keberhasilan
Peneliti menentukan kriteria keberhasilan minat dan prestasi belajar siswa dengan cara berkonsultasi terlebih dahulu dengan guru kelas. Peneliti
dan guru kelas menentukan kriteria keberhasilan dengan melihat terlebih dahulu kondisi awal minat dan prestasi belajar yang diperoleh dari
pengamatan, kuesioner dan dokumentasi nilai. Kriteria keberhasilan dinyatakan berhasil apabila hasil penelitian lebih besar atau melebihi target
yang telah ditentukan. Setelah Peneliti berdiskusi dan berkonsultasi dengan guru kelas, selanjutnya peneliti menetapkan target keberhasilan yang ingin
dicapai. Kriteria keberhasilan minat dan prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.21 di bawah ini:
Tabel 3.21 Kriteria Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Variabel
Indikator Kondisi
Awal Target
Siklus I Target
siklus II
Minat belajar
Rata-rata skor
minat belajar
seluruh siswa. 51,7
60 66
Prestasi belajar
Rata-rata nilai
ulanganevaluasi. 63,5
70 75
Persentase jumlah 47,06
65 75
Variabel Indikator
Kondisi Awal
Target Siklus I
Target siklus II
siswa yang
mencapai KKM
65
Tabel di atas merupakan tabel kriteria keberhasilan minat dan prestasi belajar siswa. Kondisi awal skor rata-rata minat belajar seluruh siswa adalah
sebesar 51,7. Skor tersebut diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan kuesioner yang dikerjakan oleh siswa sebelum penelitian. Setelah
mengetahui kondisi awal minat belajar siswa, peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk menentukan target siklus I yaitu sebesar 60 dan target siklus II
yaitu sebesar 66. Sedangkan kondisi awal prestasi belajar siswa diperoleh dari rata-rata nilai ulanganevaluasi siswa kelas III pada tahun sebelumnya
sehingga diperoleh skor sebesar 63,5 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 65 adalah sebesar 47,06. Setelah kondisi awal prestasi
belajar siswa diketahui, peneliti kemudian berdiskusi dengan guru kelas untuk menentukan target prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II. Peneliti
memutuskan untuk target siklus I rata-rata nilai ulanganevaluasi adalah sebesar 70 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah
sebesar 65 dan target siklus II adalah sebesar 75 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 75.
78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan membahas tentang hasil penelitian tindakan kelas siklus I dan siklus II yang telah dilaksanakan serta pembahasannya.
A. Kegiatan Pra Penelitian
Sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, pertama-tama peneliti meminta ijin kepada guru kelas III SD Negeri Karangmloko 2 untuk
diwawancarai. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III SD Negeri Karangmloko 2. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk
mengetahui permasalahan yang ada di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah mengetahui permasalahan yang ada berdasarkan
wawancara tersebut, peneliti melihat dokumen nilai mata pelajaran matematika siswa tahun 20132014 dan membuat lembar pengamatan dan
kuesioner. Sebelum dipergunakan, lembar pengamatan dan kuesioner divalidasi
terlebih dahulu oleh para ahli yaitu dua dosen dan satu guru. kemudian peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati secara langsung
aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran matematika. Kemudian peneliti memberikan kuesioner kepada siswa untuk memperkuat hasildari
lembar pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan dan kuesioner diketahui