3. Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
Hasil perhitungan prestasi belajar siswa juga dilihat dari persentase jumlah siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan hasil
perhitungan, persentase jumlah siswa yang mencapai KKM juga telah mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari
hasil persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada setiap siklusnya. Berikut adalah diagram peningkatan persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM.
Gambar 4.3 Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa peningkatan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat
pada setiap siklusnya. Data kondisi awal persentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 47,06. Setelah pembelajaran
47,06 65
75 70,97
80,6
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kondisi Awal Akhir Siklus I Akhir Siklus II Kondisi Awal
Target Hasil
matematika pada siklus I diberi tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM adalah sebesar 70,97. Hasil tersebut melampaui target yang ditentukan pada siklus I yaitu sebesar 65. Walaupun hasil siklus I
telah berhasil melampaui target, namun peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan hasil. Pada pelaksanaan
siklus II peneliti juga menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM kembali
meningkat menjadi 80,6. Hasil tersebut melampaui target yang telah ditentukan pada siklus II yaitu sebesar 75.
Dari hasil perhitungan yang diperoleh mengenai minat dan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, minat dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hasil tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Lestari, dkk. 2013, Handayanti 2010, dan Setiyowati 2013.
Perangkat pembelajaran dalam kegiatan ini mengandung enam langkah model pembelajaran STAD. Enam langkah tersebut terdiri dari
penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis evaluasi serta penghargaan
prestasi tim Rusman, 2011:215-216. Kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dapat menampakkan minat belajar siswa saat
pembelajaran berlangsung. Sehingga minat belajar siswa dapat
meningkat setiap siklusnya. Minat belajar siswa diamati oleh pengamat menggunakan lembar pengamatan dan kuesioner yang dikerjakan oleh
siswa. Peningkatan minat belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti juga
sesuai dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk.2013. Penelitian yang
dilakukan oleh Lestari, dkk. 2013 tersebut juga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan minat belajar
siswa. Selain terjadinya peningkatan minat belajar siswa, prestasi belajar
siswa juga meningkat dalam pelaksanaan penelitian ini. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut disebabkan oleh meningkatnya minat
belajar siswa dalam pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto 2010:57 bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah minat belajarnya. Sejalan dengan pendapat Slameto, prestasi belajar siswa dalam penelitian ini juga meningkat setiap
siklusnya seiring meningkatnya minat belajar siswa. Prestasi belajar siswa diukur menggunakan soal evaluasi yang dikerjakan oleh siswa
disetiap akhir siklus. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut juga sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dalam hal ini, peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Handayanti 2010. Handayanti 2010 melakukan penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III SD Kanisius Kotabaru. Hal ini tentu sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe
yang sama yaitu STAD.
120
BAB V PENUTUP
Bab V berisi uraian mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. Berikut merupakan penjelasan dari ketiga hal tersebut.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri
Karangmloko 2 Tahun Pelajaran 20142015 pada mata pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dilaksanakan melalui enam langkah, yang meliputi: a Guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran; b Guru membagi siswa
dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa secara heterogen menurut prestasi belajar; c Guru menjelaskan materi; d Guru
memberikan LKS dan meminta siswa untuk berdiskusi mengerjakan soal secara berkelompok; e Guru memberikan soal evaluasi; dan f Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok. b.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas III SD Negeri
Karangmloko 2 tahun pelajaran 20142015. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil minatbelajar siswa yang mengalami peningkatan melalui