Krisis Relasi dengan Pimpinan

krisis. Pengaruh masa lalu bisa menjadi penyebab dan bisa menjadi pembelajaran ketika subyek menghadapi pengalaman krisis selanjutnya. Narasi salah satu subyek menceritakan bagaimana masa lalu menyebabkan krisis yang dihadapi. Begitu pula dengan bagaimana subyek menghadapi krisis, bahwa pengalaman masa lalu menjadi pembelajaran subyek untuk menghadapi krisis. Kekuatan yang dihasilkan dari krisis tersebut adalah harapan, kemauan, tujuan, keahlian, kesetiaan, dan kebijaksanaan. Penelitian sebelumnya menganjurkan untuk tidak hanya terfokus pada problematik di masa usia pertengahan. Oleh karena itu, penelitian ini mengulas kehidupan masa kecil, remaja, masa muda, hingga lanjut usia. Hasilnya adalah seperti pada penelitian sebelumnya seluruh subyek berupaya mengatasi konflik yang dialami untuk mempertahankan panggilannya. Semua narasi subyek ketika menghadapi konflik-konflik merupakan struktur narasi progresif. Struktur narasi progresif menunjukkan adanya keinginan subyek untuk perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Setiap subyek berusaha untuk beraktualisasi diri dalam menghadapi konflik. Setiap subyek terbuka terhadap pengalaman, berusaha dengan kemampuan diri, bebas, dan kreatif., memiliki kebutuhan akan privasi dan independensi, dan resistensi terhadap inkultursi. Aspek psikologi afeksi subyek muncul dalam perasaan-perasaan sedih, sepi, merasa dikuasai situasi, sakit, pahit, tidak nyaman, dan sebagainya. Apa yang dirasakan para subyek mencoba untuk dipikirkan dalam hal ini aspek kognisi spiritual-rasional berperan, subyek mengolah pengalaman dan perasaan dengan cara menciptakan keheningan. Keheningan menciptakan pikiran jernih dan memunculkan kesadaran dalam diri untuk melihat permasalahan yang ada, melalui renungan, refleksi, hal ini yang memungkinkan subyek untuk mengambil tindakan atau berkendak aspek konasi. Doa, motivasi dasar, dukungan rekan pastor, serta umat menjadi penguat atas pilihannya tetap berjalan dalam panggilan sebagai pastor.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara berupa data narasi, dapat dipahami bahwa pengalaman krisis dalam kehidupan pastor merupakan sebuah masa dimana seorang pastor mencoba untuk mencari jawaban, pilihan, atau tindakan dari konflik yang dihadapi berkaitan dengan kehidupannya menjadi seorang pastor. Sumber konflik yang dialami dapat disebabkan oleh berbagai pengalaman, diantaranya pengalaman masa lalu, peran sebagai anak, dan konsekuensi dari interaksi dengan lingkungan sosial. Tahap krisis yang dihadapi adalah percaya versus tidak percaya, otonomi versus rasa malu, inisiatif versus rasa bersalah, rajin industri versus rasa kecil rendah diri, identitas versus kebingungan identitas, integritas dan keputusasaan. Pengalaman-pengalaman dalam menghadapi konflik tersebut bisa menjadi pembelajaran untuk menghadapi konflik selanjutnya. Sebagai usaha menemukan jawaban, menentukan pilihan, dan tindakan dari konflik yang dihadapi sebagian besar cara yang dilakukan adalah dengan menciptakan suasana hening untuk merenung atau merefleksikan pengalaman, sharing, serta penyerahan diri kepada Tuhan. Kekuatan yang dihasilkan dari krisis tersebut adalah harapan, kemauan, tujuan, keahlian, kesetiaan, dan kebijaksanaan. 66