dialaminya. Pengalaman hidup dan pengalaman krisis menjadi satu perjalanan hidup yang dapat mengurai bagaimana seorang pastor dapat menghadapi krisis
dalam hidupnya.
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian adalah hal yang sangat penting dan mendasar untuk melakukan suatu penelitian. Ada dua
macam penelitian pada penelitian kualitatif ini. Pertanyaan pertama adalah central question dan pertanyaan kedua adalah subquestion. Berikut adalah
pertanyaan penelitian dalam penelitian kualitatif.
1. Central Question
Central question adalah pertanyaan utama dalam penelitian ini. Central question pada penelitian ini adalah bagaimana pengalaman krisis dalam
kehidupan subyek?
2. Subquestion
Subquestion adalah pertanyaan yang mengarah pada pertanyaan penelitian utama. Subquestion pada penelitian kualitatif ini adalah:
a. Bagaimana pengalaman masa lalu subyek sebelum mengikuti proses
formasi? b.
Bagaimana pengalaman masa formasi subyek? c.
Pengalaman krisis apa yang pernah dialami? d.
Bagaimana pengalaman krisis tersebut dihadapi?
BAB III METODE PENELITIAN
A. STRATEGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi dan
memahami suatu Central Phenomenon, suatu proses atau kejadian suatu fenomena, atau suatu konsep yang terlalu kompleks untuk diuraikan variabel-
variabel yang menyertainya Creswell, 1998. Penelitian kualitatif ini menggunakan penelitian psikologi naratif.
Narasi berkaitan dengan cara-cara manusia membentuk makna terhadap dunia yang selalu berubah. Menurut Murray dalam Psikologi
Kualitatif 2009 manusia terlahir ke dunia kisah, dan manusia menjalani hidup dengan cara mencipta dan mengubah narasi. Narasi dapat didefinisikan
sebagai interpretasi terorganisir atas sekuensi peristiwa. Interpretasi tersebut merupakan suatu laporan yang memiliki tiga komponen: awal, tengah, dan
akhir. Bettina Becker dalam Psikologi Kualitatif 2009 pernah menyatakan bahwa dalam dunia kita, angka tiga memiliki kualitas khusus, sehingga narasi
memiliki struktur yang tuntas, tidak seperti wacana yang tak berujung- pangkal. Berdasarkan hal itulah, partisipan dapat menceritakan pengalaman
dari awal hingga akhir cerita, sehingga cerita pengalaman partisipan tersebut dapat didefinisikan sebagai interpretasi terorganisir.
27
Dalam penelitian ini, tujuan peneliti menggunakan narasi adalah agar memungkinkan
partisipan untuk
mendeskripsikan pengalaman
dan mendefinisikan diri. Dalam membangun suatu narasi personal, partisipan
dapat memilih beberapa aspek kehidupannya dan mengkaitkannya dengan yang lain. Proses demikian menegaskan bahwa kehidupan partisipan bukanlah
suatu sekuensi peristiwa yang tidak berkaitan, melainkan memiliki suatu tatanan tertentu. Proses pembentukan identitas narasi tersebut bersifat dinamis
dan terjadi dalam konteks sosial dan personal yang selalu berubah. Dengan demikian dinamika pengalaman krisis dalam kehidupan pastor dapat dilihat
melalui peristiwa yang memiliki tatanan tertentu dan terjadi dalam konteks sosial ataupun personal yang selalu berubah.
B. LATAR BELAKANG PENELITI
Penelitian kualitatif mengandalkan diri pada peneliti di dalam proses pengumpulan data maupun analisis data. Ada beberapa hal yang akan
dilaporkan kepada pembaca, seperti yang direkomendasikan oleh Creswell. 2003. h. 184-185. Pertama, diskripsi pengalaman-pengalaman peneliti yang
relevan dengan problem yang diteliti. Kedua, pendapat mengenai keterkaitan antara peneliti dengan lokasi maupun individu atau kelompok yang
masyarakat yang diteliti. Ketiga, langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti untuk dapat memasuki lokasi atau kelompok yang ditelitinya.
Keempat, isu-isu etis apa yang mungkin timbul dalam proses penelitian.
Diskripsi pengalaman peneliti yang relevan dengan problem yang diteliti. Latar belakang subyek yang relevan dengan problem yang diteliti
adalah pengalaman pendidikan yang pernah ditempuh peneliti. Peneliti pernah mengalami pendidikan di Seminari Menengah sampai tahun ke 4. Namun satu
bulan sebelum melanjutkan ke Seminari Tinggi, peneliti memutuskan untuk keluar atau mengundurkan diri.
Keterkaitan antara peneliti dengan lokasi maupun individu atau kelompok masyarakat yang diteliti. Peneliti tidak memiliki keterkaitan apapun
dengan individu yang menjadi subyek dalam penelitian. Individu yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah individu-individu yang baru
dikenal peneliti. Begitu pula dengan lokasi tempat dimana subyek berada, peneliti memilih lokasi di daerah Yogyakarta karena selain kemampuan jarak
yang mudah ditempuh, juga sebagai lokasi yang netral, karena peneliti berasal dari luar Yogyakarta.
Proses penelitian ini juga melalui langkah-langkah untuk dapat memasuki lokasi atau kelompok yang diteliti. Langkah-langkah yang
digunakan oleh peneliti untuk dapat memasuki lokasi atau kelompok yang ditelitinya adalah sebagai berikut: Pertama, semua pencarian subyek dilakukan
dengan pengumpulan data subyek adalah pastor dengan usia di atas 50 th dan mau berbagi dalam menceritakan pengalaman hidup dan krisisnya sebagai
seorang pastor. Peneliti meminta bantuan teman, baik yang awam ataupun teman waktu di Seminari Menengah yang kini masih menempuh pendidikan di
Seminari Tinggi. Kedua, menghubungi calon subyek yang sudah didapat
untuk bertemu membicarakan mengenai penelitian. Ketiga, melakukan pertemuan dengan calon subyek. Pertemuan ini membicarakan mengenai
perkenalan latar belakang peneliti, latar belakang penelitian beserta tujuan dan manfaat, apa yang diinginkan peneliti bagi calon subyek, bagaiman proses
pengumpulan data dilakukan, termasuk menjelaskan kode etik penelitian. Keempat, mendapat persetujuan dari calon subyek untuk menjadi subyek
penelitian. Kelima, membicarakan proses penelitian. Proses penelitian ini juga tidak lepas dari isu-isu etis yang mungkin
timbul. Isu-su etis yang mungkin timbul adalah subyek melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menutupi kisah dan ketidaksanggupan subyek dalam
melanjutkan proses penelitian, sehingga dapat mengurangi kelengkapan data yang diinginkan. Akan tetapi, isu-isu yang mungkin akan timbul ini dapat
diatasi dengan melakukan raport terhadap subyek. Raport yang diberikan kepada subyek adalah dengan meyakinkan subyek bahwa proses penelitian ini
memiliki prosedur yang sesuai dengan kode etik penelitian psikologi, sehingga data pribadi subyek dapat dijamin kerahasiaannya oleh penulis. Hal ini yang
menjadikan subyek bersedia untuk menceritakan pengalaman hidupnya. Sepanjang wawancara ada beberapa catatan yang dibuat oleh penulis untuk
mengklarifikasikan kembali data yang diperoleh.
C. PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, wawancara naratif dibuat untuk menciptakan kesempatan bagi partisipan memberikan narasi terperinci mengenai suatu
pengalamannya. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara kisah kehidupan life-story. Wawancara kisah kehidupan ini
bertujuan untuk mendorong partisipan subyek menyampaikan uraian panjang lebar tentang kehidupannya. Pertanyaan yang diajukan adalah ceritakan
tentang perjalanan hidup anda dari masa kecil hingga besar. Narasi bukan sekedar kisah kehidupan dalam artian umum, melainkan juga kisah-kisah
tentang pengalaman, terutama permasalahan hidup sehari-hari. Kisah yang ingin dimunculkan adalah tentang pengalaman krisis dari konflik yang
dihadapi, pertanyaan yang diajukan ceritakan konflik-konflik yang dihadapi anda sehingga memunculkan krisis. Dalam seting wawancara peneliti dapat
mendorong partisipan untuk menceritakan kisah mengenai pengalaman- pengalaman perubahan atau gangguan dalam hidup mereka Flick dalam
Psikologi Kualitatif, 2009, misalnya dengan pertanyaan apa penyebab konflik itu? Bagaimana anda menghadapi krisis itu? Bagaimana anda memandang
krisis yang anda alami saat itu? Dalam narasi, peneliti ditantang untuk meyakinkan partisipan bahwa
partisipan tertarik terhadap uraian narasinya. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan
pertanyaan-pertanyaan tambahan
untuk mendapatkan
klarifikasi.
D. PROSEDUR ANALISIS DATA
Analisis uraian dapat dibagi ke dalam dua fase besar, fase pertama bersifat deskriptif dan fase kedua bersifat interpretatif. Menurut Michel