Central Question Subquestion PERTANYAAN PENELITIAN

pengalamannya. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara kisah kehidupan life-story. Wawancara kisah kehidupan ini bertujuan untuk mendorong partisipan subyek menyampaikan uraian panjang lebar tentang kehidupannya. Pertanyaan yang diajukan adalah ceritakan tentang perjalanan hidup anda dari masa kecil hingga besar. Narasi bukan sekedar kisah kehidupan dalam artian umum, melainkan juga kisah-kisah tentang pengalaman, terutama permasalahan hidup sehari-hari. Kisah yang ingin dimunculkan adalah tentang pengalaman krisis dari konflik yang dihadapi, pertanyaan yang diajukan ceritakan konflik-konflik yang dihadapi anda sehingga memunculkan krisis. Dalam seting wawancara peneliti dapat mendorong partisipan untuk menceritakan kisah mengenai pengalaman- pengalaman perubahan atau gangguan dalam hidup mereka Flick dalam Psikologi Kualitatif, 2009, misalnya dengan pertanyaan apa penyebab konflik itu? Bagaimana anda menghadapi krisis itu? Bagaimana anda memandang krisis yang anda alami saat itu? Dalam narasi, peneliti ditantang untuk meyakinkan partisipan bahwa partisipan tertarik terhadap uraian narasinya. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk mendapatkan klarifikasi.

D. PROSEDUR ANALISIS DATA

Analisis uraian dapat dibagi ke dalam dua fase besar, fase pertama bersifat deskriptif dan fase kedua bersifat interpretatif. Menurut Michel Murray 2008 dengan membaca narasi yang telah ditranskripsi secara cermat mengawali kedua fase tersebut. Membaca uraian narasi memiliki tujuan agar peneliti menjadi familiar dengan struktur dan isinya. Analisis juga akan dapat mencermati sub-alur dalam narasi dan memperhatikan berbagai keterkaitan diantaranya. Ringkasan yang dibuat akan menyoroti ciri-ciri tertentu yang dirasa menarik bagi peneliti. Dengan membaca antar ringkasan, memungkinkan diperolehnya gagasan mengenai isu-isu utama yang muncul Mishler dalam Psikologi Kualitatif, 2009. Melalui proses pembacaan secara ketat inilah kerangka coding dapat dikembangkan yang kemudian dapat diterapkan pada berbagai narasi. Tahap kedua adalah mengkaitkan narasi dengan literatur teoritis yang lebih luas yang digunakan untuk menginterpretasi kisah yang bersangkutan. Hal ini memerlukan familiaritas simultan dengan uraian narasi dan literatur yang relevan sehingga sesuatu dapat dikaitkan dengan yang lain secara memadai. Fase analisis ini mengarah pada pelabelan suatu uraian sebagai jenis tertentu, yang menggambarkan isi teoritisnya Michael Murray, 2008.

E. KREDIBILITAS PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif, istilah yang paling sering dipakai adalah kredibilitas Poerwandari, 1998. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya dalam mencapai maksud mendeskripsikan setting, proses atau pola serta mengeksplorasi masalah. Dalam penelitian kualitatif konsep validitas dicapai tidak melalui manipulasi variabel melainkan melalui