Di Negeri Song Ringkasan Materi

99 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Suatu hari nabi memimpin murid-muridnya melakukan upacara dan ibadah, Huan Tui menyuruh orang-orangnya memotong pohon dan merobohkan pohon besar didekatnya. Murid-murid melihat perbuatan orang-orang itu menjadi cemas dan ketakutan serta akan melarikan diri. Tetapi dengan tenang nabi mengatakan kepada mereka, “Tuhan Yang Mahaesa telah menyalakan Kebajikan dalam diriku. Apakah yang dapat dilakukan Huan Tui atas ku?“ Lunyu. VII: 23.

4. Di Negeri Chai

Ketika Nabi Kongzi dan murid-murid berkunjung ke Kota Siap, Rajamuda Siap sangat gembira menyambut kedatangan nabi. Suatu hari ia bertanya kepada nabi tentang pemerintahan dan dijawab oleh nabi, “Pemerintahan yang baik dapat menggembirakan yang dekat dan dapat menarik yang jauh untuk datang.” Lunyu. XIII: 16. Pada hari lain, Rajamuda Chai bertanya tentang pribadi Nabi Kongzi kepada Zilu, tetapi Zilu tidak berani menjawab. Ketika Zilu melaporkan hal itu kepada Nabi Kongzi, Nabi Kongzi bersabda, “Mengapakah engkau tidak menjawab bahwa ‘Dia adalah orang yang tidak merasa jemu dalam belajar, dan tidak merasa lelah mengajar orang lain; ia begitu rajin dan bersemangat, sehingga lupa akan lapar, dan di dalam kegembiraannya lupa akan kesusah-payahannya, dan tidak merasa bahwa usianya sudah lanjut.” Lunyu. VI: 19 Sesungguhnya Nabi Kongzi di dalam mengemban tugas suci sebagai Mu Duo Genta Rohani Tuhan Yang Mahaesa tidak pernah merasa lelah dan jemu dalam belajar dan menyebarkan ajaran suci untuk mengajak manusia menjunjung ajaran agama, menempuh Jalan Suci, menggemilangkan Kebajikan, sehingga kehidupan manusia boleh mencerminkan kebesaran dan kemuliaan Tuhan Yang Mahaesa dan hidup beroleh kesentosaan.

c. Akhir Pengembaraan Nabi Kongzi

Setelah melakukan pengembaraan selaku Mu Duo Genta Rohani selama 13 tahun tahun 482 SM., Nabi Kongzi memutuskan kembali ke Negeri Lu. Rajamuda Lu Ai Gong dengan sangat gembira menyambut Nabi Kongzi pulang ke Negeri Lu, maka diadakan jamuan khusus untuk menyambut Beliau. Ketika Rajamuda Ai bertanya tentang siapakah di antara murid-murid nabi yang suka belajar, nabi menjawab, “Hui lah benar-benar suka belajar, ia tidak memindahkan kemarahan kepada orang lain dan tidak pernah mengulangi kesalahan. Sayang takdir menentukan usianya pendek dan telah meninggal dunia.“ Lunyu. VI: 3. Ketika Rajamuda Ai bertanya bagaimana rakyat mau menurut, Nabi Kongzi menjawab, “Angkatlah orang-orang yang jujur dan singkirkanlah orang yang curang, dengan demikian rakyat akan menurut. Kalau diangkat orang-orang yang curang dan disingkirkan orang-orang yang jujur, niscaya rakyat tidak akan menurut.” 100 Buku Guru Kelas VII SMP Di Negeri Lu, Nabi Kongzi tidak memangku jabatan lagi, Beliau melewatkan hari tuanya dengan lebih tekun membimbing murid-murid angkatan muda. Dalam perjalanan hidup Nabi Kongzi, telah memiliki 3000 orang murid yang tersebar di berbagai negeri. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh Nabi saat itu. Sebuah jumlah yang sangat banyak di zamannya.

d. Akhir Kehidupan Nabi Kongzi

Pada saat itu Nabi Kongzi telah mencapai usia enam puluh tujuh tahun, ketika orang-orang seusianya telah menikmati pensiun dengan bahagia, Nabi Kongzi tetap bersemangat untuk terus berkarya. Pada akhirnya, murid Nabi Kongzi di negeri Lu memutuskan bahwa satu-satunya jawaban terbaik dalam masalah ini adalah memanggil pulang kembali guru mereka. Dengan demikian, tibalah saatnya bagi Nabi Kongzi untuk menyudahi pengembaraannya. Akhirnya Nabi Kongzi menjalani lima tahun terakhir hidupnya di negeri Lu negeri kelahirannya. Sungguh merupakan tahun-tahun yang menyedihkan. Murid kesayangannya yang paling pandai dan yang paling diharapkan untuk dapat melanjutkan harapan- harapannya yaitu Yanhui meninggal dunia. Peristiwa ini membuat Nabi Kongzi sejenak mengalami keputusasaan. ”Akhirnya, tak ada lagi orang yang bisa memahamiku.” Katanya kepada murid-muridnya yang masih ada. Beliau khawatir bahwa prinsip-prinsipnya yang penting itu tidak akan tersampaikan kepada generasi yang mendatang. Li, anak laki-laki satu-satunya, juga meninggal dunia. Nabi Kongzi menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya untuk membaca, menyunting dan menulis berbagai catatan kitab-kitab klasik Ru Jiao serta berbagai karya yang berasal dari zaman peralihan Zhongguo. Kitab Lunyu berisi percakapan Nabi Kongzi bersama murid-muridnya menjadi bagian dari karya ini sebelum dibuat menjadi buku tersendiri pada pertengahan abad ketiga sebelum Masehi. Kitab-kitab klasik Rujiao terentang mulai dari Shi Jing yang berisi puisi-puisi juga sebagai Book of Song yang menjadi satu dengan berbagai materi legendaris tentang kehidupan Zhongguo pada zaman dahulu kala hingga kitab Yi Jing Buku tentang perubahan dan kejadian dunia. Para murid telah memberikan perawatan ketika sang guru sakit. Pada tahun 479 SM. atau pada usia 72 tahun, Nabi Kongzi sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4.1 Terbunuhnya Qi Lin dalam perburuan pangeran Ai Lu Ai Gong