48 Buku Guru Kelas VII SMP C. Ringkasan Materi
Pertemuan Kedua
1. Pendahuluan
Agama telah diturunkan Shang Di, Khalik Pencipta Alam Semesta. Di
satu sisi, patut disyukuri sebagai bukti kebesaran Tuhan Yang Maha
Kuasa, tempat kita untuk mengerti dan memahami indahnya kehidupan
yang penuh dengan keanekaragaman warna. Namun di sisi lain, karena
keterbatasan manusia dalam mengartikan kebesaran Tuhan,
agama dapat menjadi alat justiikasi perang membela kebenaran agama.
Pemahaman atas sejarah bukan dimaksudkan untuk menunjukkan
keburukan suatu agama atau mengklaim kebenaran suatu agama,
tetapi justru menjadi cermin bagi kita, umat manusia agar tidak mengulangi kekeliruan tersebut.
agaimana peran agama? Agama merupakan bimbingan hidup manusia agar membarui
diri dan membina diri. Hidup dalam Dao, mengikuti Xing, yaitu Tian Ming yang ada
di dalam diri setiap insan tanpa terkecuali. Dalam ajaran agama Khonghucu, semua manusia dilahirkan sederajat. Tidak ada
seorang manusia atau suatu bangsa yang lebih mulia dari manusia dan bangsa lainnya. Pada saat dilahirkan ke dunia, semua manusia tanpa terkecuali dianugerahi watak
sejati Xing yang berupa benih-benih kebajikan Ren, Yi, Li, Zhi. Maka sesungguhnya
tidak ada satu pun manusia atau bangsa di dunia ini berhak mengklaim dirinya lebih tinggi kemuliaannya dibanding yang lain.
Atas dasar nilai hakiki inilah setiap orang dan setiap bangsa dapat hidup berdampingan dan berinteraksi satu dengan lainnya. Seorang umat Khonghucu yang Junzi senantiasa
berpatokan pada prinsip tenggang rasa, yaitu: ‘apa yang diri sendiri tiada inginkan jangan diberikan kepada orang lain.’ Seorang Junzi tidaklah bersikap pasif dalam
kehidupan melainkan senantiasa berusaha pula menjalankan prinsip ‘jika diri sendiri ingin tegak, maka berusaha agar orang lain pun tegak. Jika diri sendiri ingin maju,
maka berusaha agar orang lain pun maju.’ Lunyu. VI: 30:3 Penting:
“Ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh.” Albert Einstein 1879 – 1917
Bila orang terlalu mendewa-dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran ia tidak akan
mengetahui hakikat ilmu yang sebenarnya. Sebaliknya, jika orang menolak ilmu berarti
mereka tidak melihat kenyataan bahwa ilmu telah membentuk peradaban manusia sampai seperti
sekarang ini. Artinya, agama memerlukan ilmu pengetahuan dalam rangka pengembangan dan
pengamalannya, dan ilmu pengetahuan memerlukan agama sebagai kontrol yang mengedalikannya.
49
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Akhirnya, seorang Junzi menjauhkan sikap keluh gerutu kehadapan Tian, sesal
penyalahan pada sesama manusia dan berkeyakinan bahwa di empat penjuru samudera semua manusia bersaudara.
2. Deinisi Agama
Setiap agama memiliki pemahaman sendiri yang khas dan bersifat intern, tetapi kita tetap saja perlu mempunyai suatu nama yang dapat dipakai bersama sebagai releksi.
Setiap agama mempunyai pemahaman sendiri tentang agama, nabi, ilsafat, iman, dan sebagainya. Kalaulah ada perbedaan kiranya adalah hal yang wajar, karena dalam
agama yang sama pun pengertian suatu istilah dapat berbeda-beda. Menurut Karls Jaspers, “Esensi dari setiap agama adalah relasi antara yang propan
manusia dengan yang Baqa Tuhan.” Dalam kamus umum Bahasa Indonesia oleh
W.J.S. Poerwadaminta mendeinisikan agama sebagai “kepercayaan kepada Tuhan Dewa dan sebagainya serta dengan cara menghormati dan
kewajiban-kewajiban terhadap kepercayaan itu.” Agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakininya. Oleh karena itu, kebebasan agama merupakan hak yang paling asasi di
antara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hak kebebasan beragama
bukan merupakan pemberian negara atau pemberian golongan. Di dalam bahasa Zhonghua Han YuZhong Wen, kata agama ditulis dengan istilah Jiao.
Kata Jiao bila ditelaah lebih jauh dari etimologi huruf terdiri dari dua suku kata yaitu: Xiao dan Wen
, sehingga kata Jiao agama dapat diartikan: ”ajaran tentang Xiao” atau “ajaran tentang memuliakan hubungan.”