NILAI-NILAI UMUM ETIKET KEPEMIMPINAN

62 b. makan sambil menaruh kaki di atas meja dianggap melanggar etiket bila dilakukan bersama-sama orang lain, c. makan dengan tangan kanan, d. makan tidak boleh berdecap dan bersendawa e. Di Indonesia menyerahkan sesuatu harus dengan tangan kanan. Bila dilanggar dianggap melanggar etiket. f. mengucapkan salam ketika masuk ke rumah.

C. NILAI-NILAI UMUM ETIKET KEPEMIMPINAN

a. Landasan Moral Kepemimipinan Pepatah Arab yang cukup terkenal di Indonesia mengatakan ―Innamalumamu akhlaqu maa baqiat fain humu jahabat akhlaquhum jahabu‖ Artinya suatuumat akan kuat karena berpegang teguh pada moralitas yang ada, namun apabilamoral diabaikan maka tunggulah kehancuran umat tersebut. Pemimpin yang visioner adalah pemimpin yang memiliki kompetensiuntuk mewujudkan visi organisasi secara bersamasama dengan sumber dayamanusia SDM yang dipimpinnya.Seorang pimpinan yang memiliki kemampuanrethingking future. Pimpinan yang mampu menggerakkan seluruh potensi yangdimiliki organisasi kearah masa depan yang lebih cemerlang. Pimpinan yang penuh kewibawaan sehingga mampumembangun semangat setiap pribadi untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkantujuan. Pimpinan yang tidak hanya menguasai permasalahan yangdihadapi., tetapi juga memiliki semangat membara untuk bersama –sama menyelasaikan masalah secara cepat dan tepat high commitment and highabstraction. Moral pemimpin yang bersumber pada Pancasila terutama dan terpentingadalah ―moral ketaqwaan‖.Pemimpin yang bermoral ketaqwaan dalam memimpinbangsa pasti mampu mewujudkan kepemerintahan yang baik good governance.Ketaqwaan yang dimiliki seorang pemimpin mendorong mereka taat dan patuhserta konsisten menjadikan agama yang dianutnya sebagai point of reversencedalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Moral ketaqwaan melahirkanseorang pemimpin yang mampu menghargai pekerjaan orang lain, mengakui 63 Moral ketaqwaan mampu mendorong seorang pemimpin bersikaptransparan, keterbukaan dalam melaksanakan amanah yang diembannya. Dalamproses penetapan kebijakan memberikan kesempatan orang yang dipimpinmemberikan kontribusi dalam agenda setting. Manfaatnya rakyat menjadi individuyang aspiratif dan responsive.Sementara pimpinan menjadi fasilitator yang penuhdedikatif dan responsif akomodatif terhadap kepentingan orang yang dipimpinnya. Untuk lebih memahami bagaimana seharusnya seorang pimpinan beretiket, maka kiita perlu melihat contoh-contoh pemimpin yang kesuksesan dan kewibawaanya sudah diakui oleh dunia. Seorang pemimpin yang sukse akan mmeninggalkan pengaruh yang berlangsung lama dan luas, bahkan ketika beliau sudah tidak ada atau sudah tidak menjadi pemimpin lagi. 1 Landasan Moral Kepemimpinan Rasullullah Rasulullah Muhammad Saw sudah diakui kehebatannya oleh seluruh dunia, baik pada masa kepemimpinannya atau ketika dia sudah tidak menjabat lagi, baik ketika dia hidup bahkan hingga beliau sudah wafat, dan tentunya diakui kemampuannya dalam meimpin oleh kawan maupun lawan. beberapa penulis yang tidak ragu menuliskan beliau sebagai orang paling berpengaruh di dunia diantaranya Michael H. Hart. Diantara rahasia sukses Rasulullah Saw memimpin umat ini adalahterletak pada kepribadiannya yang utuh, terarah dan berakhlakul karimah dalamsegala aspek kehidupan.ada kesesuaian antara kata dengan perbuatan.Berikut iniadalah sebagaian akhlak dan kepribadiaan Rasulullah Saw : a. Sidik Kejujuran Selama hidupnya Rasulullah Saw sama sekali tak pernah berdusta. Baik itusebelum beliau diangkat menjadi nabi atau sesudahnya. Sampai usia 40 tahunbeliau tidak dikenal sebagai negarawan.pengkhutbah atau seorang orator. Ia tidakpernah tampak berbicara tentang masalah-masalah etika, metafisika, hukum,politik, ekonomi ataupun masalahmsalah sosial. Namun tidak diragukan lagibahwa ia memiliki karakter yang luar biasa baiknya, tutur kata dan perilaku muliadan penampilan yang menawan. b Amanah menyampaikan Rasulullah Saw dikenal oleh masyarakat sebagai Al-Amin manusia yangdapat dipercaya Akhlak yang ditampilkan oleh beliau ini amatlah disegani 64 kawanmaupun lawan.Amanah adalah salah satu titipan yang bermakna kepercayaan.Orang yang diserahi memegang amanah dapat dipercaya sehingga peluang untuktumbuh suburnya benalu nepotisme, kolusi dan korupsi dapat dibendung. Umatmanusia yang siap memikul amanah dan memeliharanya Insya Allah akanmencapai kemenengan dan keberuntungan dalam kehidupannya. Allah Swtberfirman : c Adil Dalam sebuah riwayat sahih terpercaya diceritakan tentang seorang wanita dari kalangan bangsawan Arab yang kedapatan mencuri dan akan segera diberlakukan hukuman potong tangan padanya. Lalu datanglah Usamah bin Zaid yang merupakan orang terdekat Rasulullah Saw meminta dispensasi atau keringanan hukuman atas wanita bangsawan tadi. Apa jawab beliau Seandainya Fatimah binti Muhammad sendiri yang mencuri niscaya aku akan potong tangannya Tak akan diskriminasi dalam masalah hukum, semuanya sama dalam kaca mata undang-undang. Ada praktek kolusi dan manipulasi dalam masalah hukumundang-undang merupakan sumber kehancuran generasi generasiterdahulu, demikian statement dan kebijakan tegas Rasul kepada yang meminta keringanan hukuman. d Fathonah Kecerdasan Cara berfikir dan cara bertindaknya senantiasa dilakukan dengan cara-cara yang benar, jujur dan adil tanpa menutup diri dari sikap waspada dalam menghadapi setiap permasalahan yang muncul. Sehingga beliau mampu bertemu dan bertatap muka dalam setiap arena dengan penuh kematangan dan persiapan yang prima e Tabligh Meski Rasulullah Saw seorang yang buta huruf dan menjalankan kehidupan dengan biasa, tenang tanpa halhal yang istimewa, namun ketika ia mulai menyiarkan risalahnya, seluruh orang Arab tertegun penuh kekaguman, terpikat oleh kefasiahannya berbicara dan kemampuan berpidato yang amat baik dan mengagumkan serta tak ada bandingannya, baik oleh penyair dan ahli pidato sekalipun. 65 Hal inilah yang perlu diteladani oleh para pemimpin umat dewasa ini bila menginginkan diri mereka mendapatkan tempat di hati orang banyak sebab omongan yang tak jelas berbau provokasi, kedustaan dan penuh caci maki sama sekali tak akan mendatangkan kebaikan. Bukankah amat sering kita mendengar pernyataan hati ini demikian lalu keesokan harinya diralat, maka kepercayaan rayat atau masyarakat pun segera hilang dan segera pula timbul gejolak di sana sini. f Ketaqwaan AlQuran menyebutkan hal ini sebagai kualitas tertinggi seorang muslim dan Rasulullah Saw merupakan manusia tertinggi kualitas taqwanya dibandingkan manusia manapun yang ada di jagad ini. Sebagaimana pernyataan beliau : Saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa dibandingkan kalian namun saya melaksanakan qiyamullail dan tidur, saya berpuasa namun juga berbuka dan sayapun menikahi wanita.... HR. Muslim. Demikianlah ciri-ciri moralitas yang mendasar dan yang senantiasa melandasi kepemimpinan Rasulluah Saw sehingga dengan moral force itulah manusia dapat mewujudkan potensi tertingginya dalam segala bidang sehingga terkendali secara baik. Rasulullah Saw yang terbimbing oleh wahyu berhasil membangun sistem moral yang baku yang pasti mendatangkan kebaikan bagi siapa saja yang menjalaninya terlebih lagi para pemimpin umat. 2 Moral Kepemimpinan dalam serat Jatipusaka Makutha Raja Serat Makutha Raja merupakan tulisan Sultan Hamengku Buwono V yang merupakan pedoman bagi raja atau pemimpin.Sebagai buku, serat ini mengandung ajaran-ajaran moral yang seharusnya das Sollen dilakukan dan dijalankan oleh Raja ataupun pemimpin pada umumnya. Sebagai kitab ajaran, berisi aturan-aturan yang bersifat imperatif atau mengharuskan. Tetapi tentu saja ini juga merupakan bagian dari membangun kesadaran moral seorang pemimpin. 66 Dalam Serat Makutha Raja pupuh Sinom, ditunjukkan bagaimana raja harus mengingat asal usul maupun niat ketika hendak menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu perilakunya harus benarbenar tidak boleh meninggalkan aturan, sebagaimana tertulis: Kepemimpinan yang etik menggabungkan antara pengambilan keputusan etik dan perilaku etik; dan ini tampak dalam konteks individu dan organisasi.Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan etik dan berperilaku secara etik pula, serta mengupayakan agar organisasi memahami dan menerapkannya dalam kode-kode etik. Saran-saran untuk perilaku secara etik Bila pemimpin etik memiliki nilai-nilai etika pribadi yang jelas dan nilai-nilai etika organisasi, maka perilaku etik adalah apa yang konsisten sesuai dengan nilai- nilai tersebut. Ada beberapa saran yang diadaptasi dari Blanchard dan Peale 1998 berikut ini: a. berperilakulah sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuan anda Blanchard dan Peale mendefinisikannya sebagai jalan yang ingin anda lalui dalam hidup ini; jalan yang memberikan makna dan arti hidup anda. Sebuah tujuan pribadi yang jelas merupakan dasar bagi perilaku etik. Sebuah tujuan organisasi yang jelas juga akan memperkuat perilaku organisasi yang etik. b. berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa bangga akan perilaku anda. Kepercayaan diri merupakan seperangkat peralatan yang kuat bagi perilaku etik. Bukankah kepercayaan diri merupakan rasa bangga pride yang diramu dengan kerendahan hati secara seimbang yang akan menumbuhkan keyakinan kuat saat anda harus menghadapi sebuah dilema dalam menentukan sikap yang etik. c. berperilakulah dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan anda dan diri anda sendiri. Kesabaran, kata Blanchard dan Peale, menolong kita untuk 67 bisa tetap memilih perilaku yang terbaik dalam jangka panjang, serta menghindarkan kita dari jebakan hal-hal yang terjadi secara tiba-tiba. d. berperilakulah dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etik sepanjang waktu, bukan hanya bila kita merasa nyaman untuk melakukannya. Seorang pemimpin etik, menurut Blanchard dan Peale, memiliki ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya. e. berperilakulah secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Ini berarti anda harus menjaga perspektif. Perspektif mengajak kita untuk melakukan refleksi dan melihat hal-hal lebh jernih sehingga kita bisa melihat apa yang benar-benar penting untuk menuntun perilaku kita sendiri. D. URGENSI ETIKA KEPEMIMPINAN Banyak keluhan saat ini bahwa pemimpin tidak punya etika. Misalnya, tidak mempunyai pendirian dalam berkoalisi kasus politik di Indonesia, berbicara yang tidak pantas di depan publik, saling mencerca dan mencaci maki, bahkan tidak malu lagi untuk melakukan korupsi. Mereka seolah-olah sudah merasa nyaman saja melakukan kesalahan. Banyak orang merasa bahwa pemimpin tidak beretika dan perlu dibuatkan pedoman. Contoh kasus, adanya penyusunan pedoman tentang etika DPR Indonesia. Namun, pembuatanpenyusunan pedoman etika tersebut juga menimbulkan kontroversi. Ada yang mengatakan tidak perlu ada pedoman etika karena yang penting adalah hatinya. Menur ut mereka yang tidak setuju, ―Kalau mau dosa bisa di mana saja, manusia itu kan lebih lihai dari aturan dan pedoman‖. Jika memnag demikian, apakah benar pemimpin perlu dibuatkan pedoman etika? Pertanyaannya, apa arti ―tidak punya etika‖? Apakah hanya tentang kesantunan belaka, atau tentang moralitas dan integritas pemimpin? Hal ini penting karena etiket berbeda dengan etika. Etiket adalah hal-hal tentang sopan santun baik dari segi cara berbicara atau bersikap, mungkin ada yang halus dan ada pula yang kasar. Misalnya, cara berbicara yang kasar dan tingkah laku yang tidak sopan adalah sebuah etiket. Etiket tetap penting untuk dipelajari dan dimiliki, namun tidak masuk 68 dalam ranah etika. Lain halnya dengan etiket, etika berbicara tentang baik dan buruk atau benar dan salah. Itulah sebabnya mengapa setiap pemimpin harus mengembangkan etika bagi dirinya dan perlunya ada pedoman etika sebagai pemimpin. Untuk apa pemimpin harus mempunyai etika? Etika memberikan tuntunan kepada para pemimpin di tengah-tengah masyarakat yang memiliki nilai yang beragam atau pluralism moral Bertens, 31. Etika juga akan membimbing dan memampukan pemimpin dalam menghadapi persoalan akibat munculberkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara umum, sudah tentu etika sangat dibutuhkan di dalam kehidupan manusia yang hidup di zaman globalisasi. Baik dan buruk dalam masyarakat sudah bukan urusan pribadi atau suatu masyarakat saja, tetapi sudah menjadi kepedulian bersama suatu konteks yang lebih besar, misalnya lingkungan hidup, kekejaman, korupsi, kemiskinan, dan ketidakadilan, juga termasuk banyak kasus moralitas di dalam kehidupan pemimpin. Dalam suatu organisasi, etika kepemimpinan sangatlah penting. Pemimpin harus membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan, tetapi pemimpin juga harus memikirkan tentang pengaruhnya terhadap masyarakat. Pemimpin yang baik mengetahui nilai-nilai dan etika, serta mengaplikasikannya dalam gaya dan pelaksanaan kepemimpinannya. Ketika seorang pemimpin menggunakan etika dalam kepemimpinannya, ia akan dihormati dan dikagumi oleh bawahan dan karyawannya. Ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh pemimpin yang beretika. Di sini kita tidak berbicara tentang tingkah laku behavior yang terlihat, atau dengan kata lain mengubah tingkah laku yang terlihat saja, tetapi juga mempertimbangkan motif-motif hati si pemimpin. Oleh karena itu, syarat pertama pemimpin yang beretika adalah memiliki hati nurani yang baik. Kata ―hati nurani‖ berasal dari kata ―conscienta‖ yang berarti ―turut mengetahui‖ atau ―dengan diketahui oleh‖. Dalam hal ini, siapa yang turut mengetahui? Maksud dari kata tersebut tentu ada suatu instansi di dalam diri manusia yang berfungsi sebagai saksi yang mengamati atau menilai kehidupan batin manusia dan mempertimbangkan sesuatunya bdk. Verkuyl, 65; Bertens, 53. Jadi, 69 hati nurani adalah suatu penghayatan tentang baik dan buruk yang berhubungan dengan tingkah laku konkretnyata manusia Bertens, 51-52. Harga diri dan integritas manusia sebagai pemimpin terletak pada hati nuraninya. Bentuk hati nurani ada dua yaitu hati nurani retrospektif dan prospektif Bertens, 54-56. Hati nurani retrospektif adalah hati nurani yang mengevaluasi terhadap perbuatan manusia pada masa lalu, apakah perbuatan tersebut baik ataukah buruk. Hati nurani retrospektif berfungsi sebagai instansi kehakiman yang mencela jika melakukan perbuatan yang tidak baik atau jahat, tetapi akan memberi pujian jika melakukan perbuatan yang baik dan terpuji. Hati nurani yang sehat dari seorang pemimpin adalah jika pemimpin tersebut memiliki hati nurani yang menuduh atau mencela yang disebut ―a bad conscience‖ jika melakukan sesuatu yang buruk dan memiliki ‖a good conscience‖ atau ‖a clear conscience‖ jika melakukan sesuatu yang baik. Hati nurani prospektif adalah hati nurani yang memberikan penilaian atas perbuatan di masa yang akan dating. Ia memberikan nilai kondisional atas perbuatan manusia. Artinya, sebelum melakukan sesuatu hal maka hati nuraninya akan memberitahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Hati nurani bekerja pada saat suatu hal sedang dilakukan seseorang. Di samping memiliki hati nurani yang baik, setiap pemimpin wajib memiliki komitmen terhadap etika keutamaan. Maksud dari etika keutamaan adalah berfokus kepada manusia dan martabatnya, dan bukan kepada apakah suatu perbuatan sesuai norma atau tidak. Etika ini mempelajari keutamaan virtue sifat watak yang dimiliki manusia. Etika keutamaan bukan menilai perbutan, tetapi lebih kepada apakah manusia kita adalah orang yang baik atau buruk. Di samping etika keutamaan, ada pula etika kewajiban. Etika kewajiban menekankan pada ―being‖ manusia, yaitu siapakah saya di hadapan Tuhan dan sesama. Di sini, manusia bukan memilih mana yang harus dipegang, apakah etika kewajiban ataukah etika keutamaan bukan either-or, tetapi kedua-duanya perlu dipelajari dan dipraktikkan both-and. Kita wajib tahu mana yang benar dan yang salah, baik dan buruk, tetapi juga mengembangkan watak serta karakter yang penuh pengorbanan, pelayanan, dan kebaikan sebagai etika keutamaan. 70 Hubungan antara etika keutamaan dan etika kewajiban adalah bahwa moralitas selalu berhubungan dengan aturan dan prinsip sertakualitas manusianya juga. Manusia tidak hanya baik karena menaati aturan, tetapi juga perlu pembentukan watak. Karakter atau watak manusia juga memerlukan norma. Jika ada yang berkata bahwa DPR tidak perlu ada pedoman etika, berarti dia tidak memahami fungsi etika kewajiban, bahwa manusia hanya bisa taat jika ada pedoman dan sanksi yang mengaturnya. Tetapi pedoman dan sanksi saja tidak cukup menjadikan manusia baik. Manusia memerlukan pengembangan watak dan karakter yang baik yang disebut pengembangan etika keutamaan. Di sini, keduanya berjalan bersamaan di dalam kehidupan seorang pemimpin. Kepemimpinan adalah suatu konsep yang mengagumkan. Kepemimpinan mampu menyiratkan tanggung jawab, pengetahuan dan komunikasi efektif. Etika kepemimpinan terutama mempunyai arti penting pada waktu-waktu belakangan ini ketika kepercayaan publik telah terkikis oleh tindakan tidak baik dari banyak entitas nirlaba maupun entitas komersial. Berikut ini adalah beberapa komponen dari etika kepemimpinan beserta pentingnya, yaitu:  Ethical Communication Pemimpin yang beretika akan menetapkan standar kejujuran untuk setiap bawahan yang dipimpinnya. Ketika seseorang mengambil posisi sebagai pemimpin, ia mempunyai kesempatan untuk menempatkan kejujuran pada tempat tertinggi. Dalam hal ini, keteladanan pemimpin saja tidak cukup dalam melaksanakan standar ini. ―Kejujuran adalah tugas nomor satu‖ harus menjadi slogan entitas tersebut. Informasi yang jujur adalah informasi yang berkualitas, baik untuk CEO, dewan direksi, maupun para investor.  Ethical Quality Seorang pemimpin yang beretika paham bahwa aa tiga faktor yang menentukan tingkat kompetitifnya suatu organisasi, yaitu produk yang berkualitas, pelayanan pelanggan yang berkualitas, dan pengiriman yang berkualitas. Pemimpin harus bertanggungjawab dalam memimpin, 71 mengendalikan, dan mendanai dalam hal peningkatan kualitas. Keuntungan yang besar hanya dapat terjadi jika pemimpin dapat melaksanakan tanggungjawab tersebut.  Ethical Collaboration Pemimpin yang beretika membutuhkan banyak penasihat. Ia akan memilih penasihat yang paling unggul di dalam organisasinya dan akan mempekerjakan beberapa orang penasihat dari luar perusahaan. Pemimpin yang bijak berkolaborasi untuk menciptakan best practice, memecahkan masalah, dan menemukan issue-issue yang sedang dihadapi organisasi. Sayangnya, secara alamiah pemimpin akan cenderung menciptakan ―lingkaran penasihat‖ yang tertutup. Pemimpin yang menggunakan etika kolaborasi akan menjaga agar ―lingkaran penasihat‖ ini lebih terbuka dan cair. Tujuan dari pemimpin yang beretika adalah untuk menurunkan risiko organisasi dengan cara mempeoleh para ahli dalam hal ini adalah penasihat yang terpercaya.  Ethical Succession Planning Jika pemimpin yang berprinsip memilikimenuntut kebutuhan akan pengendalian, ia akan memenuhi kebutuhan tersebut dengan menciptakan standar organisasi dan prosedur operasi untuk kualitas dan komunikasi yang kuat. Sementara itu, seorang pemimpin yang beretika harus memberikan kesempatan pada para penerus yang potensial untuk berlatih dan membangun kemampuan kepemimpinan mereka. Hal tersebut harus dipimpin oleh si pemimpin sendiri dengan memberikan kesempatan untuk berkomunikasi 360 , dan melatih mereka tentang peran-peran yang mungkin akan mereka jalankan suatu saat nanti.  Ethical Tenure Berapa lamakah seharusnya seorang pemimpin mepimpin organisasinya? Di Indonesia, wakil rakyat dipilih setiap lima tahun sekali. Di Amerika, pemimpin pemerintahan memimpin selama empat sampai delapan tahun. Sedangkan dalam bidang industri tidak memiliki standar masa kepemimpinan tenure. Menurut seorang pakar kepemimpinan, Peter Block, kepemimpinan seringkali diukur lebih berdasarkan kepercayaan terhadap 72 individu daripada talentakemampuannya. Block juga mengemukakan bahwa misi dari pemimpin yang beretika adalah untuk melayani institusi yang dipimpinnya, bukan untuk melayani diri mereka sendiri. Pemimpin yang beretika berkolaborasi dan menyiapkan rencana penerusan kepemimpinan di dalam organisasinya yang akan menjamin pertumbuhan organisasinya. Pemimpin bekerja atas permintaan dari entitas, pelanggan, dewan direksi, dan para pemegang saham. Jika kepercayaan dari masing-masing pemegang kepentingan tersebut tidak berubahmenurun, si pemimpin harus tetap memimpin hingga ia memilih untuk mundur dan turun jabatan. Sedangkan pemimpin yang merusak kepercayaan bawahannya, pelanggan, dan masyarakat luas harus menyingkir dan membiarkan pemimpin lain yang lebih baik mengambil alih kepemimpinan dan kekuasaannya. E. KARAKTER UTAMA DALAM KEPEMIMPINAN Kita sering mengatakan penampilan seseorang adalah etika dari orang tersebut, yang dapat menempatkan diri dengan baik di setiap situasi. Dapat dikatakan orang ini adalah individu yang beretika. Bagaimanapun ketika, orang yang beretika tidak lagi mementingkan kualitas karakter kehidupan yang baik, maka dia telah berhasil memanipulasi orang lain dengan etikanya yang baik itu karena apa yang terlihat oleh orang lain pada seseorang terjadi pada situasi normal. Karakter individu yang sebenarnya akan terlihat ketika indvidu berhadapan dengan tekanan, tantangan atau masalah-masalah. Kita mempunyai potensi-potensi untuk memanipulasi orang lain dengan kepintaran, pengalaman dan kekuatan penampilan luar kita tetapi ada satu hal yang penting jika kita ingin mengetahui kualitas hidup sebenarnya dari seseorang yaitu waktu. Waktu adalah cara pengujian yang ampuh. Secara normal, kita hanya berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu yang pendek, misalnya dalam waktu kerja atau hanya dalam beberapa jam. Maka orang-orang yang mengetahui sifat baik dan kualitas kehidupan kita adalah orang- orang yang telah mengenal dan bersama kita dalam jangka waktu yang panjang. Ekspresi yang tersembunyi akan terlihat dalam situasi tertentu. Tidak ada orang yang 73 dapat menyembunyikan dirinya yang sebenarnya di dalam untuk selamanya, karena dari cara dia berbicara, bertindak dan merespon, kita dapat mengidentifikasi karakter dia. Kita tetap membutuhkan waktu untuk mengingat atau mengetahui karakter teman-teman kita. Dengan mempelajari dan mengetahui ilmu karakter, kita akan menjadi sebuah pribadi yang seutuhnya. Bisa menikmati kehidupan yang nyaman, sehat dan bahagia. Kesuksesan akan dijagai oleh karakter yang baik karena kita bisa menggapai sukses dengan karisma tetapi hanya karakter yang bisa menjagai kesuksesan kita tetap pada puncaknya.

A. 7 Kebiasaan manusia yang sangat efektif