Semua konsekuensi dari relativisme moral tadi tidak bisa diterima. Kalau diselidiki secara kritis, relativisme moral tidak tahan uji. Oleh karena itu, hanya
tinggal kemungkinan lain bahwa norma moral adalah absolut. Obyektivitas norma moral
Baik buruknya sesuatu dalam arti moral tidak tergantung selera pribadi. Tidak mungkin bahwa bagi satu orang sesuatu adalah baik untuk dilakukan, sedang bagi
orang lain hal yang sama adalah buruk.
2. Konsep diri.
Konsep diri Self Concept tidak lain dan tidak bukan adalah gagasan tentang diri kita sendiri, yakni suatu gagasan tentang bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai
pribadi dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan. Sementara itu, menurut Atwater, 1983, konsep diri didefinisikan
sebagai ―cara pandang kita yang merupakan pusat dari kesadaran dan tingkah laku kita. Konsep diri melibatkan perasaan, nilai-nilai yang kita anut, serta keyakinan-
keyakinan kita.‖ Asal usul konsep diri adalah bahwa setiap kita tidak dilahirkan dengan
konsep diri. Konsep diri berasal dan berkembang dari masa kanak-kanak, terutama sebagai akibat dari hubungan kita dengan orang lain. Adapun tingkatan lingkungan
yang turut andil membangun konsep diri seseorang adalah orang tua, saudara sekandung, pendidikan, rekanteman sebaya, masyarakat, dan pengalaman.
Konsep diri banyak mempengaruhi proses pengembangan diri Self Development dan menentukan siapa kita di kemudian hari. Hal ini terjadi karena
konsep diri pada masing-masing individu terbagi menjadi 2, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
Contoh konsep diri positif a. Percaya diri.
Suatu keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri jika Tuhan bersama kita. b. Optimis.
Selalu berpengharapan berpandangan baik dalam menghadapi sesuatu.
c. Profesional. Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan pekerjaannya; tidak
terpengaruh oleh apapun dalam mengemban tugas. d. Rendah hati.
Merasa masih ada langit di atas langit; tidak sombong atas kemampuannya. e. Peduli.
Mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan yang terjadi di sekitarnya. f. Kreatif.
Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan Contoh konsep diri negatif.
a. Mudah marah, peka terhadap kritik, cenderung mempertahankan pendapatnya meskipun pendapatnya itu salah.
b. Suka dipuji, suka dielu-elukan, jika disebut gelar, makin merasa besar dan rajin bila dipuji.
c. Senantiasa mengeluh, mencela, atau meremehkan orang lain dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
d. Pesimis serta takut bersaing dengan orang lain untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.
e. Pemarah, merasa sangat tidak senang; berang; gusar. f. Egois, mementingkan diri sendiri.
g. Apriori, cepat berkesimpulan negatif sebelum mengetahui keadaan yang sebenarnya.
h. Pesimis, bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik khawatir kalah, rugi, celaka mudah putus harapan.
Untuk membangun konsep diri positif maka diperlukan pikiran yang positif dan potential power. Potential power adalah suatu sikap bagaimana seseorang
mengeathui potensi yang dimilikinya. Caranya adalah dengan mengetahui kesukaan, karakter pribadi, dan prestasi yang dimiliki. Potensi diri dapat dikembangkan melalui
pendidikan, pengalaman, membaca, dan menulis.
2. Percaya diri. Percaya diri adalah keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri jika Tuhan
bersama kita. Keyakinan bahwa Tuhan bersama kita sangat penting sebab jika kita tidak mengikutkan Tuhan ketika kita yakin mampu melakukan sesuatu, maka
ujungnya kita termasuk orang yang takaburujubsombong karena menyepelekan kekuasaan Tuhan.
a. Ciri orang yang percaya diri. 1 Citra diri positif.
2 Berpusat pada potensi. 3 Positive Thinking.
4 Egaliter; sikap percaya bahwa semua orang sederajat. 5 Yakin aktivitasnya urgent.
6 Berani berbuat spektakuler. 7 Tidak takut gagal.
8 Yakin akan sukses. Kita jangan pernah merasa takut gagal karena jika kita merasa takut akan
kegagalan niscaya kegagalan itu akan benar-benar mendekati kita. Kita bisa melihat contoh orang-orang berikut ini yang tidak takut akan kegagalan dan terus berusaha.
Thomas A. Edison gagal 10.000 kali untuk menemukan lampu dan 50.000 kali untuk menemukan aki accumulator
Kolonel Sanders ditolak 1.000 toko namun perusahaan KFC miliknya sekarang menjadi salah satu restoran fast food terkenal di dunia.
Henry Ford bangkrut 5 kali sebelum menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar
b. Tips agar percaya diri. Agar dapat percaya diri maka berpikirlah positif, kenali potensi diri, dan segera
dalam mengambil tindakan. Dalam bahasa berbeda percaya diri dirumuskan sebagai berikut.
SC = PT + PP x A Langkah praktis untuk meningkatkan percaya diri.
1 Prakarsai pembicaraan 2 Biasakan bicara terus terang
3 Memelihara kontak mata 4 Berjalan lebih cepat
5 Berpenampilan rapi 6 Cari kemenangan-kemenangan kecil
7 Beri diri sendiri hadiah 8 Biasakan duduk dikursi terdepan
9 Simpan prestasi masa lalu 10 Bergaullah dengan orang yang percaya diri
11 Biasakan berbahasa positif 3. Kejujuran.
Jujur adalah lawan kata dari bohong atau dusta. Jujur adalah kesesuaian antara berita yang disampaikan dan fakta, antara fenomena dan yang diberitakan, serta
antara bentuk dan substansi. Jujur merupakan sikap pribadi. Jujur diekspresikan
dengan kata-kata atau sikap yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Tidak ditutupi atau bahkan tidak menipu. Jujur adalah energy positif. Menyatakan
sesuatu dengan langsung, spontan, lugas, apa adanya akan menghemat waktu dan energy sehingga terjadilah efisiensi.
Berlaku jujur dalam kehidupan adalah tuntunan kebutuhan yang selalu dijunjung di masyarakat apapun, karena itu tidak ada kehidupan yang bahagia, aman, tentram,
dan selamat, tanpa kejujuran. Dengan demikian, setiap generasi harus menjadikan jujur sebagai bagian dari kepribadian yang abadi.
a. Manfaat berperilaku jujur. Secara logika jujur itu bermanfaat bagi kehidupan manusia, bukan hanya dalam
hubungannya dengan sang pencipta tetapi juga dalam hubungan dengan sesame manusia dan alam semesta.
Apapun manfaat utama berlaku jujur dalam kehidupan adalah sebagai berikut : 1 Melaksanakan ajaran yang mulia dari agama dan budaya luhur yang dianut oleh
bangsa manapun.
2 Akan dihormati oleh sesame manusia, karena semua orang menghargai kejujuran yang sejati.
3 Akan tampil percaya diri dalam semua kegiatan hidup, karena merasa aman, optimis, dan percaya diri. Apapun yang dikerjakan dalam hidup ini, pada
hakekatnya selalu menuntuk rasa percaya diri, yang tangguh dan kokoh. Inilah modal dasar yang mesti dimiliki dalam meneliti sebuah karir. Orang-orang bijak
mengatakan bahwa keraguan adalah seperdua setengah langkah menuju kegagalan. Bukankah banyak kegagalan di atas dunia ini hanya karena tidak
percaya diri. Jangankan berhasil, melangkah pun tidak berani, kalau kita kehilangan rasa percaya diri disinilah ketika dampak positif dari kejujuran.
4 Suatu generasi akan lebih berani melawan sesuatu yang tidak benar, karena merasa tidak bersalah atau benar, dengan hatinya yang bersih.
b. Faktor pendorong seseorang berbohong. 1 Adanya kekurangan.
Kekurangan dalam diri seseorang baik secara fisik maupun materi bisa membawa seseorang itu melakukan kebohongan, karena dengan berbohong dia
merasa semua yang kurang pada dirinya bisa tertutupi dan dirinya bisa diterima dilingkungan sekitarnya. Padahal ini dapat menjadi malapetaka jika kebohongannya
itu ketahuan, lebih baik menjadi diri kita apa adanya. 2 Ikut-ikutan.
Terkadang seseorang bohong dengan terpaksa untuk menutupi suatu masalah yang bersumber dari orang lain.
3 Demi kebaikan. Seseorang ada pula yang berbohong demi kebaikan, misalnya seseorang
berbohong agar tidak menyakiti perasaan orang lain, atau seseorang berbohong untuk menjaga suatu rahasia yang dapat mengakibatkan masalah yang sangat
fatal jika diketahui oleh orang lain. 4 Menutupi rahasia.
Seringkali seseorang memiliki rahasia yang tidak boleh diketahui oleh orang lain, Hal inimembawa orang tersebut untuk berbohong agar rahasianya tidak
diketahui.
4. Pribadi Berintergritas. Integritas memiliki pengertian mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang
tinggi dalam perkataan dan tindakan sehari ‐hari. Orang‐orang yang kompeten,
secara teliti dan handal berperilaku dengan cara yang etis dan dapat dipercaya dalam hubungan mereka dengan manajemen rekan kerja, bawahan langsung, dan
pihak luar. Mereka memberlakukan orang lain secara adil. a. Peran integritas.
1 Integritas sebagai Keterampilan. • Integritas harus dilatih terus menerus, bukan sesuatu yang ada dalam
kepribadian seseorang. • Integritas diajarkan dan dipelajari sepanjang hidup.
2 Integritas sebagai Pedoman. Integrity
merupakan ‗bench mark‘, rujukan atau tujuan yang digunakan dalam membuat keputusan yang berdasarkan pada kebenaran dan kejujuran.
3 Integritas sebagai Bangunan yang Kokoh. • Integritas harus dibangun dan dilestarikan sepanjang hidup.
• Integrity merupakan suatu bangunan di dalam hati seseorang, dimulai ketika
orang itu masih muda. • Integritas harus dipelihara terus menerus , jika tidak maka bangunan yang
sudah dibuat selama hidup dapat runtuh dalam waktu singkat. 4 Integritas sebagai Benih.
• Ditanam sejak kecil, disirami dan akan berbunga di saat dewasa. • Semakin rajin dirawat, akan lebih cepat tumbuh dan berbunga.
• Jika tanaman kita mati, harus segera menanam yang baru dan disirami tiap
hari. Perlu diingat bahwa tanaman tidak bisa langsung berbunga, perlu waktu untuk kembali seperti semula.
b. Ciri-ciri integritas. 1 Integritas berasal dari sikap yang tidak mementingkan diri sendiri.
2 Integritas dibangun di atas dasar disiplin. 3 Integritas adalah kekuatan moral yang terbukti tetap benar di tengah api godaan.
4 Integritas adalah kemampuan untuk bersabar ketika hidup ini tidak berjalan mulus.
5 Integritas adalah ketahanan uji yang memerlukan perilaku yang dapat diduga.
6 Integritas adalah kekuatan yang tetap teguh sekalipun tidak ada yang melihat. 7 Integritas adalah menepati janji-janji, bahkan ketika merugikan Anda.
8 Integritas, tetap setia pada komitmen, bahkan ketika itu tidak nyaman. 9 Integritas, tetap teguh pada nilai-nilai tertentu meskipun dirasakan lebih popular
untuk mencampakkannya. 10 Integritas, hidup dengan keyakinan, ketimbang dengan apa yang disukai.
11 Integritas adalah pondasi dari kehidupan. Jika baik, maka kehidupan baik, begitupun sebalikna.
12 Integritas dibentuk melalui kebiasaan. 5. Komunikasi.
Menurut www.wikipedia.com komunikasi adalah ―suatu proses dalam mana
seseorang atau
beberapa orang, kelompok, organisasi,
dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisanatau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Fungsi komunikasi adalah sebagai alat kendali, pengawasan, motivasi,
pengungkapan emosional, dan informasi. Untuk melaksanakan komunikasi dengan efektif dalam organisasi maka:
a. Manajer harus menyadari pentingnya komunikasi. b. Manajer harus memadankan antara tindakan dan ucapan.
c. Harus ada komitmen pada komunikasi dua arah. d. Penekanan pada komunikasi tatap muka.
e. Tanggung jawab bersama untuk komunikasi karyawan. f. Menangani komunikasi buruk.
g. Pesan dibentuk sesuai audiens. h. Perlakuan komunikasi sebagai proses berkelanjutan.
6. Kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah
merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
a. Teori kepemimpinan. 1 Teori Kepemimpinan Sifat Trait Theory .
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori
ini dikenal dengan ‖The Greatma Theory‖. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa
sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian. 2 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi.
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh:
membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh: bawahan mendapat instruksi
dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula. 3 Teori Kewibawaan Pemimpin.
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin. 4 Teori Kepemimpinan Situasi.
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5 Teori Kelompok. Agar tujuan kelompok organisasi dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya. Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan Leadership Style, yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya. b. Gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Berdasarkan
sumber emperorderva.wordpress.com
menyebutkan gaya
kepemimpinan yang disebutkan Blanchard sebagai berikut: 1 Directing.
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila
anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan
–aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah
dikerjakan. 2 Coaching.
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi
juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang
tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
3 Supporting. Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya
dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama
dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik –
teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan pemimpin.
4 Delegating. Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan
tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat
melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
c. Kepemimpinan sejati. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang
perubahan dalam diri seseorang. Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan
seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya
sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka
yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri.
Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat encourager, motivator, inspirator, dam maximizer.
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang
membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru
melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selam
bertahun – tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa ‖kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya‖. Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati,
tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi
pemimpin sejati. 7. Manajemenwaktu.
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya untuk
bekerja. Sumber daya tersebut harus dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Efisien tidak lain mengandung dua makna, yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi pada saat menggunakan waktu yang
ada.
Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti perbandingan
antara rasio output dengan input. Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan
pengawasan terhadap waktu.Setelah pengorganisasian terjadi,maka penggerakan pun dilakukan, yang mencakup pelaksanaan sendiri dan pemberian motivasi kepada
pemegang delegasi. Satu hal yang penting ialah komitmen kuat untuk konsisten pada rencana dan mengeliminasi gangguan-gangguan. Akhirnya setelah selesai
tuntas pekerjaan, dilakukanlah pengawasan berdasarkan rencana, yang tidak lupa memberikan reward terhadap keberhasilan.
Dalam situasi dimana waktu yang telah direncanakan belum habis, sedangkan pekerjaan telah tuntas sebaiknya dipergunakan untuk menambah kuantitas,
merencanakan pekerjaan selanjutnya, dan atau investasi waktu. Pendek kata,
kualitas manajemen waktu berpedoman kepada empat indikator, yaitu: tetap merencanakan, tetap mengorganisasikan, tetap menggerakkan, dan tetap
melakukan pengawasan. Empat prinsip tersebut applikabel dalam semua pekerjaan. Variasi terjadi di dalam kerumitan dan kecepatan setiap tahap dilakukan.
Perencanaan jangka panjang jelas lebih rumit dan relatif lama dari pada perencanaan jangka pendek, bahkan karena begitu pendeknya dimungkinkan
perencanaan begitu singkat yang berlangsung dalam hitungan detik. Rintangan
terbesar untuk sukses bagi kebanyakan orang kelihatannya adalah penundaan. Oleh karenanya, komponen terpenting dari manajemen waktu time management pun
adalah menghindari penundaan. .
Untuk dapat melakukan mannajemen waktu dengan baik maka pertama kita harus mengetahui terlebih dahulu misi hidup. Kemudian menentukan peran dan visi
peran. Membuat rencana pekanan dan akhirnya membuat rencana harian. Waktu memiliki sifat yang sangat singkat dan tidak dapat digantikan karena itu penting
untuk melakukan manajemen waktu. Melaksanankan manajemen waktu akan membuat hidup menjadi manatap dan bersemangat. Kehidupan menjadi seimbang
dan selaras serta dapat mencapai cita-cita atau tujuan yang diharapkan. Dalam menjalani kehidupan kita harus berhati-hati terhadap jebakan waktu yang dikenal
dengan 3F, 3M, dan 3S. Mereka adalah fun, food, film, mouth, music, money, sand, sport and sex.
8. Manajemen konflik. Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa suatu
pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama. Menurut Killman dan
Thomas 1978, konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam
hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja Wijono,1993, p.4. Sementara itu manajemen konflik adalah penggunaan teknik pemecahan masalah dan
perangsangan untuk mencapai konflik yang diinginkan. a. Pandangan tentang konflik.
1 Pandangan tradisional; keyakinan bahwa semua konflik merugikan dan harus dihindari,
2 Pandangan hubungan manusia; keyakinan bahwa konflik merupakan hasil wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok,
3 Pandangan interaksionalis; keyakinan bahwa konflik bukan hanya suatu kekuatan positif dalam suatu kelompok, melainkan juga mutlak perlu untuk suatu
kelompok agar dapat berkinerja efektif. b. Bentuk konflik.
1 Konflik fungsional; konflik yang mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok,
2 Konflik disfungsional; konflik yang merintangi kinerja kelompok. c. Tahapan perkembangan konflik.
1 Konflik masih tersembunyi laten Berbagai macam kondisi emosional yang dirasakan sebagai hal yang biasa dan
tidak dipersoalkan sebagai hal yang tidak mengganggu dirinya. 2 Konflik yang mendahului antecedent condition
Tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara tersembunyi yang belum mengganggu dirinya, kelompok atau organisasi secara keseluruhan, seperti
timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda, perbedaan peran dsb. 3 Konflik yang dapat diamati perceived conflict dan konflik yang dapat dirasakan
felt conflict Muncul sebagai akibat antecedent condition yang tidak terselesaikan.
4 Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku manifest behavior
Upaya untuk mengantisipasi timbulnya konflik dan sebab serta akibat yang ditimbulkannya; individu, kelompok atau organisasi cenderung melakukan
berbagai mekanisme pertahanan diri melelui perilaku. 5 Penyelesaian atau tekanan konflik
Pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah
ditekan. 6 Akibat penyelesaian konflik
7 Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. wijono, 1993, 38-
41. d. Pengelolaan konflik.
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan: 1 Disiplin
2 Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan 3 Komunikasi
4 Mendengarkan secara aktif 5 Toleransi
e. Aspek positif dalam konflik. 1 Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan
dan tanggung jawab mereka. 2 Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
3 Menumbuhkan semangat baru pada staf. 4 Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
5 Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi
C. Urgensi Memiliki Etos Pribadi