Korupsi yang berhubungan dengan suap menyuap

2 memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi; 3 menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana; 4 yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan; 5 dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal Rp. 1 Milyar.

2. Korupsi yang berhubungan dengan suap menyuap

a. Menyuap pegawai negeri yang kewajiban kerjanya berhubungan langsung dengan kepentingan penyuap tersebut. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 setiap orang; 2 memberikan sesuatu atau menjanjikan sesuatu; 3 kepada pegawai negeri ataupun penyelenggara negara; 4 dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat sesuai dalam jabatannya sehingga bertentangan dengan kewajiban. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 5 ayat I huruf a UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal Rp. 250 juta. b. Menyuap pegawai negeri yang kewajiban kerjanya tidak berhubungan secara langsung dengan kepentingan penyuap tersebut. Perbedaan jenis korupsi ini dengan poin sebelumnya adalah pada jenis korupsi ini kewajiban kerja pegawai negeri yang disuap tidak berhubungan langsung dengan kepentingan yang diminta oleh penyuap kepada pegawai negeri tersebut. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 setiap orang; 2 memberikan sesuatu atau menjanjikan sesuatu; 3 kepada pegawai negeri ataupun penyelenggara negara; 4 karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 5 ayat I huruf b UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal Rp. 250 juta. c. Memberi hadiah ke pegawai negeri karena jabatannya. Jenis ini adalah variasi dari jenis korupsi pada poin sebelumnya. Perbedaannya adalah penyuapan dilakukan kepada seorang pejabat karena mengetahui akan kewenangan dan kekuasaan yang dapat menguntungkan penyuap. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 setiap orang; 2 memberikan hadiah atau janji; 3 kepada pegawai negeri; 4 dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap telah melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 13 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 3 tahun atau denda maksimal Rp. 150 juta. d. Pegawai negeri menerima suap. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 5 ayat 2 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 pegawai negeri atau penyelenggara negara; 2 menerima pemberian atau janji; 3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 1 huruf a atau huruf b. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal Rp. 250 juta. e. Pegawai negeri menerima suap agar melakukantidak melakukan sesuatu. Korupsi jenis ini adalah penajaman dari jenis korupsi pada poin 2d. Perbedaannya adalah si pegawai negeri dianggap bersalah karena menerima sogokan atau janji yang dia terima diberikan supaya dia mau melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 12 huruf a UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 pegawai negeri ataup penyelenggara negara; 2 menerima hadiah atau janji; 3 diketahuinya bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakannya agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya 4 patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakannya agar melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal Rp. 1 Milyar. f. Pegawai negeri menerima suap karena tindakan yang telah dilakukannya. Serupa dengan jenis korupsi pada poin 2e, namun perbedaannya ada pada tindakan si penerima suap. Pegawai negeri penerima suap dianggap korupsi karena hadiah atau janji yang dia terima diberikan, karena ia telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 12 huruf b UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 pegawai negeri ataup penyelenggara negara; 2 menerima hadiah; 3 diketahuinya bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya 4 patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal Rp. 1 Milyar. g. Pegawai negeri menerima suap karena jabatan Dalam hal ini, suap atau sogokan diberikan karena adanya kekuasaan dari pegawai negeri yang disuap yang dapat menguntungkan penyuap. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 pegawai negeri ataup penyelenggara negara; 2 menerima hadiah; 3 diketahuinya; 4 patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya atau menurut pikiran. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal Rp. 250 juta. h. Menyuap hakim. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 6 ayat I huruf a UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 setiap orang; 2 memberi atau menjanjikan sesuatu; 3 kepada hakim; 4 dengan maksud mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 15 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta. i. Menyuap advokat. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 6 ayat I huruf b UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 setiap orang; 2 memberi atau menjanjikan sesuatu; 3 kepada advokat yang menghadiri sidang pengadilan; 4 dengan maksud mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 15 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta. j. Advokat menerima suap. Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 12 huruf d UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 advokat yang menghadiri sidang pengadilan; 2 menerima hadiah atau janji; 3 diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal Rp. 1 Milyar. k. Hakim menerima suap Korupsi jenis ini dirumuskan dalam Pasal 12 huruf c UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 Hakim; 2 menerima hadiah atau janji; 3 diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal Rp. 1 Milyar. l. Hakim dan advokat menerima suap. Sesuai pasal 6 ayat 2 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001, suatu tindakan dapat dikategorikan ke dalam jenis korupsi ini jika memenuhi unsur sebagai berikut: 1 Hakim atau advokat; 2 Yang menerima pembayaran atau janji; 3 Sebagaimana pasal 6 ayat 1 huruf a atau huruf b. Sangsi terhadap pelaku korupsi jenis ini adalah hukuman penjara maksimal 15 tahun atau denda maksimal Rp. 750 juta.

3. Korupsi yang berhubungan dengan penyalahgunaan jabatan.