25
BAB TEORI DAN KONSEP ETIKA I
_____________________________________________________
___
A. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, ethikos, berarti timbul dari kebiasaan. Etika memiliki banyak makna antara lain:
1. Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi.
2. Norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat tertentu mengenai perbuatan yang baik dan benar.
3. Studi tentang prinsip-prinsip perilaku baik dan benar sebagai falsafat moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang terwujud dalam
perilaku hidup manusia. 4. Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang
dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut
pandang pengguna yang berbeda dari istilah itu. 1. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
2. Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu.
3. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan ekspektasi profesi dan
masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa memahami Pengertian Etika,
Teori-Teori Etika Teleologi, Deontologi, Etika Keutamaan, Konsep hak, kewajiban, keadilan dan kepedulian
2
26 profesi secara wajar, jujur, adil, profesional, dan terhormat.
4. Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi dan
staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemrintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil, profesional
dan terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di rumah sakit. 5. Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk
diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu.
Menurut K. Bertens, etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji
atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan
ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Menurut K. Bertens, ada 3 tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran etika
bisnis, yaitu : 1. Menanamkan atau meningkakan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam
bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan bila
kesadaran itu sudah ada, tapi masih lemah dan ragu. Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari
kegiatan ekonomis yang perlu diberikan perhatian serius. 2. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis,
serta membantu pebisniscalon pebisnis dalam menyusun argumentasi moral yang tepat.
Dalam etika sebagai ilmu, bukan hanya penting adanya norma-norma moral, tidak kalah penting adalah alasan bagi berlakunya norma-norma itu. Melalui studi
etika diharapkan pelaku bisnis akan sanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
3. Membantu pebisniscalon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang tepat didalam profesinya kelak.
Hal ketiga ini memunculkan pertanyaan, apakah studi etika ini menjamin seseorang akan menjadi etis juga? Jawabnya, sekurang-kurangnya meliputi dua sisi
27 berikut, yaitu disatu pihak, harus dikatakan: etika mengikat tetapi tidak memaksa.
Disisi lain, studi dan pengajaran tentang etika bisnis boleh diharapkan juga mempunyai dampak atas tingkah laku pebisnis.
Untuk melengkapi tentang etika, perlu juga ditambahkan tentang apa yang sebenarnya bukan etika What ethics is not. Salah seorang tokoh etika, Peter Singer
menerangkan sebagai berikut: 1. Etika bukan seperangkat larangan khusus yang hanya berhubungan dengan
perilaku seksual. 2. Etika bukan sistem yang ideal, luhur dan baik dalam teori, namun tidak ada
gunanya dalam praktek. Agaknya, penilaian demikianlah yang apriori diberikan oleh masyarakat jika ada kasus kejadian klinis.
3. Etika bukan sesuatu yang hanya dapat dimengerti dalam konteks agama. Ini tentulah pemikiran sekuler. Menurut ajaran agama, sesuatu yang secara moral baik
adalah sesuatu yang sangat disetujui dan disenangi Tuhan. Sedangkan Singer berpendapat sama dengan Plato 2000 tahun sebelumnya, suatu perbuatan
manusia adalah baik karena disetujui Tuhan, bukan sebaliknya karena disetujui Tuhan perbuatan itu menjadi baik. Kontradiksi pendapat tentang ini sudah
berlangsung berabad-abad, dan mungkin akan berlangsung terus. 4. Etika bukan sesuatu yang relatif atau subjektif. Sangkalan Singer terhadap
anggapan keempat ini tidak dijelaskan lebih lanjut disini, karena elaborasinya dari sudut historis dan falsafah yang panjang dan rumit.
B. Tiga Bagian Utama Etika