Tinjauan Empiris Efisiensi dan Inefisiensi Teknis

15 kriteria OLS. Tidak jauh berbeda dengan peneliti sebelumnya Saptana et al. 2010 memasukkan variabel dependennya adalah produksi kemudian variabel faktor produksi independen yang lebih banyak, yaitu: luas garapan, jumlah benih, jumlah pupuk nitrogen, jumlah pupuk P 2 O 5 , jumlah pupuk K 2 O, jumlah PPC Pupuk Pelengkap Cair, jumlah ZPT Zat Pengatur Tumbuh, pupuk kandangorganik, pupuk kapur, pestisida, fungisida, tenaga kerja dalam kelurga dan luar keluarga, dummy musim, dummy irigasi, dummy benih, dummy penggunaan mulsa, dan dummy agroekosistem. Pada usahatani cabai merah oleh Sukiyono 2005, menunjukkan hasil hampir semua peubah faktor produksi tersebut mempunyai tanda sesuai harapan positif kecuali variabel tenaga kerja yang mempunyai tanda negatif. Sebagian besar variabel nyata secara statistik pada tingkat kepercayaan 99 persen, kecuali untuk variabel pupuk urea, KCL, dan pestisida yang digunakan, meskipun mereka memiliki tanda positif. Dari beberapa penelitian terdahulu yang diuraikan di atas para peneliti menggunakan jumlah variabel yang bervariasi antar enam sampai tujuh belas variabel. Jumlah variabel ini tergantung pada jenis komoditas maupun jenis faktor produksi dan teknik budidaya yang digunakan. Namun ada beberapa variabel yang dipakai oleh hampir semua peneliti, yaitu: luas lahan, benih, tenaga kerja, pestisida, dan pupuk urea. Kemudian beberapa variabel yang signifikan pada semua penelitian tersebut adalah benih.

2.4. Tinjauan Empiris Efisiensi dan Inefisiensi Teknis

Salah satu kinerja usahatani yang menjadi indikator adalah efisiensi, baik efisiensi teknis, alokatif, maupun ekonomis. Pencapaian efisiensi teknis yang tinggi sangat penting dalam upaya peningkatan tingkat kompetitif dan keuntungan suatu usahatani Sukiyono 2005. Sukiyono 2005 dalam penelitiannya tentang efisiensi teknis cabai merah mendapatkan rata-rata tingkat efisiensi teknis petani adalah 0,6486 atau 64,86 persen. Hal ini berarti petani di daerah penelitian tersebut masih memiliki peluang 35 persen untuk meningkatkan produksi cabai merah. Saptana et al. 2010 meneliti komoditi yang sama dengan Sukiyono 2005 namun mendapatkan tingkat efisiensi teknis yang berbeda. Saptana et al. 16 2010 mendapatkan tingkat efisiensi petani dalam produksi cabai merah sebesar 0,89 atau 89 persen. Angka ini lebih besar dari pada yang didapatkan dari hasil penelitian Saptana. Hal ini dapatdapat terjadi karena tempat dan waktu penelitian yang berbeda dan juga variabel yang dikaji oleh Saptana et al 2010 juga lebih banyak dan mendetail. Faktor yang signifikan mempengaruhi inefisiensi teknis secara positif dan signifikan yang didapat oleh Sukiyono 2005 adalah pendidikan. Sedangkan Saptana et al. 2010 adalah umur kepala keluarga rumah tangga petani, pendapatan total rumah tangga, dan dummy ketergantungan modal terhadap berbagai sumber kredit. Penelitian tentang efisiensi teknis juga dilakukan oleh Aisah 2003 dan Astuti 2003. Hasil penelitian Aisah 2003 tentang efisiensi teknis tomat mendapatkan variabel umur petani berpengaruh nyata dan bernilai positif. Hal yang serupa juga didapatkan Astuti 2003 tentang efisiesi teknis buncis perancis. Akan tetapi variabel umur memiliki nilai yang negatif dalam penelitian Astuti 2003. Nilai negatif ini menunjukkan bahwa umur dapat mengurangi dampak inefisiensi teknis. Hal ini karena dikarenakan semakin bertambahnya umur petani maka akan membuat petani tersebut cenderung tidak mau menerima teknologi baru karena sudah terbiasa dengan teknologi yang telah ia gunakan ataupun dapat dikarenakan kondisi fisik yang semakin melemah seiiring pertambahan usia sehingga menjadikan kinerja penati dalam pengelolaan usahatani menjadi terhambat dan tidak optimal. Selanjutnya, dalam penelitian Aisah 2003 juga mendapatkan variabel banyaknya hari petani bekerja di luar usahatani dan penyuluhan berpengaruh nyata dan bernilai negatif terhadap inefisiensi produksi tomat. Variabel lain seperti pekerjaan istri, pendidikan, pengalaman, dan pendapatan di luar usahatani tidak berpengaruh nyata. Hal ini berbeda dengan hasil yang didapatkan Astuti 2003 yaitu pendapatan di luar usahatani berpengaruh nyata dan bernilai negatif terhadap inefisiensi produksi. Variabel lain yang juga berpengaruh nyata dan bernilai negatif adalah informasi yang didapatkan petani. Selebihnya tidak berpengaruh nyata, yaitu: petani bekerja di luar, istri bekerja di luar, pendidikan, dan pengalaman. 17 Penelitian lainnya mengenai efisiensi teknis juga dilakukan oleh Irsyadi 2010 tentang efisiensi teknis usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan. Dalam penelitiannya ini ia memilih variabel umur, pengalaman, pendidikan, dan dummy status kepemilikan lahan sebagai faktor-faktor yang diduga mempengaruhi inefisiensi teknis petani. Dalam penelitian ini walaupun ia meneliti tentang petani mitra PT Saung Mirwan, ia tidak memasukkan variabel yang berhubungan dengan kemitraan dalam faktor yang akan mempengaruhi inefisiensi teknis petani. Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti yang akan mencoba memasukkan variabel yang berhubungan dengan kemitraan ke dalam pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis petani. Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya mengenai faktor yang diperkirakan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis beberapa komoditi dalam usahatani antara lain ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Terkait dengan Efisiensi Teknis Usahatani Peneliti Tahun Komoditas TE Faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Sukiyono 2003 Cabai merah 0,65  Umur -  Pendidikan formal +  Pengalaman bertanam cabai -  Luas lahan usahatani cabai + Saptana et al 2010 Cabai merah besar 0,83  Luas lahan usahatani cabai merah besar terhadap total lahan +  Pendapatan total rumah tangga  Pengsa pendapatan rumah tangga dari usahatani cabai merah besar terhadap total pendapatan rumah tangga -  Umur kepala keluarga +  Pendidikan formal kepala keluarga + 18  Pengalaman kepala keluarga -  Rasio jumlah anggota keluarga usia kerja terhadap total anggota keluarga -  Dummy pengetahuan teknologi budiday anjuran +  Dummy rotasi tanaman -  Dummy akses ke pedagang langganan +  Dummy ketergantungan modal ke berbagai sumber kredit +  Dummy keanggotaan mitra usaha + Aisah 2003 Tomat 0,71  Umur +  Pekerjaan di luar usahatani -  Penyuluhan - Astuti 2003 Buncis perancis 0,89  Petani bekerja di luar -  Istri bekerja di luar +  Pendapatan dari luar usahatani +  Umur -  Pendidikan -  Informasi -  Pengalaman + Irsyadi Kedelai Edamame 0,72  Umur +  Pengalaman -  Pendidikan +  Dummy status kepemilikan lahan + 19 Keterangan: = nyata pada 1 = nyata pada 5 = nyata pada 10 Suatu variabel dikatakan berpengaruh nyata terhadap inefisiensi diartikan setiap perubahan yang terjadi pada variabel tersebut baik peningkatan maupun penurunan akan berpengaruh terhadap peningkatan ataupun penurunan ketidakefisienan teknis suatu usahatani. Sebaliknya jika suatu variabel dinyatakan tidak berpengaruh nyata terhadap inefisiensi diartikan setiap perubahan pada variabel tersebut tidak akan mempengaruhi ketidakefisienan teknis suatu usahatani. Hal tersebut dapat terjadi karena penggunaan variable tersebut dalam usahatani sudah berlebihan sehingga peningkatan atau penurunan jumlahnya tidak akan mempengaruhi inefisiensi teknis usahatani. Dari keempat penelitian di atas ada berbagai macam variabel yang berpengaruh nyata mempengaruhi inefisiensi teknis. Variabel tersebut berbeda- beda pada masing penelitian. Hal ini karena inefisiensi teknis sangat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dari para petani tersebut. kemudian kondisi sosial ekonomi masing-masing petani pun berbeda-beda. Akan tetapi faktor sosial ekonomi yang menjadi faktor inefisiensi teknis yang ada pada hampir keseluruhan penelitian tersebut adalah umur. Hal ini menunjukkan bahwa variabel umur memang benar-benar dapat mempengaruhi inefisiensi teknis petani. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya mengenai efisiensi teknis usahatani adalah dari segi penggunaan metode analisis yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode analisis fungsi produksi stochastic frontier yang didalamnya dapat memperhitungkan analisis efisiensi teknis dan analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tentang objek yang dikaji serta lokasi penelitian yang ditelaah. Selain itu dari penelitian terdahulu yang telah dikemukaakan sebelumnya didapatkan beberapa masukan untuk variabel yang akan digunakan baik untuk variabel produksi maupun inefisiensi teknis. Variabel produksi yang dapat dijadikan masukan adalah benih, luas lahan, tenaga kerja, penggunaan pupuk, dan pestisida. Kemudian untuk inefisiensi teknis adalah umur, pengalaman bertani komoditas yang diusahakan baby buncis, lama pendidikan formal, lama bermitra, dan bertani sebagai pekerjaan utama atau tidak. 20 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis