49 Kecamatan lainnya yang menjadi tempat pengusahaan baby buncis oleh
petani mitra ICDF adalah Kecamatan Pamijahan. Kecamatan ini terletak pada ketinggian 550-700 meter di atas permukaan laut. Curah hujan wilayah ini
berkisar antara 2.000-3.000 mm per tahun dengan suhu antara 22 C sampai
dengan 32 C. Masyarakat di kecamatan ini paling banyak bermatapencaharian
sebagai petani, yaitu sekitar 40 persen. Kemudian pendidikan formal terakhir paling banyak adalah SD sebesar 30 persen.
Daerah lain yang menjadi tempat petani mitra ICDF untuk pembudidayaan baby buncis adalah Kecamatan Pacet di Kabupaten Cianjur tepatnya di Desa
Ciherang. Desa Ciherang terletak pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut. Topografi kawasan ini berupa perbukitan 82 persen, landai 18 persen, dan
tingkat kemiringan 50-60 persen. Wilayah ini termasuk dataran tinggi yang memiliki suhu antar 16-25
C dan kelembapan udara 66 persen. Curah hujan di kawasan ini rata-rata adalah 3.402 mm per tahun dengan jumlah hari hujan adalah
263 hari selama satu tahun. Jenis tanah wilayah ini adalah andosol dengan pH 5,5- 6,2 sehingga menjadikan daerah ini sentra produksi pertanian khususnya sayuran.
5.2. Gambaran Umum ICDF Bogor
Pemerintahan Taiwan memiliki lembaga Internasional penyumbang dana bernama International Cooperation and Development Fund ICDF yang tersebar
di 33 negara dunia. Salah satunya berdiri di negara Indonesia melalui kerjasama Misi Teknik Taiwan atau yang lebih dikenal Taiwan Technique Mission TTM
dalam bidang pertanian. Misi Teknik Taiwan atau TTM ini sudah berlangsung kurang lebih 35 tahun yang dimulai dari Jawa Timur, kemudian berkembang
sampai dengan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Misi Teknik Taiwan telah menjalin kerja sama dengan berbagai instansi setempat seperti, Kementrian Pertanian
Republik Indonesia, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indonesia, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, dan
Institut Pertanian Bogor. Proyek kerjasama ini bertujuan utuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Kemudian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian Indonesia dan transfer ilmu dan teknologi pertanian dari Taiwan. Selain
50 itu proyek ini juga bertujuan untuk mengembangkan hasil pertanian yang
berpotensi besar di pasar,mengarah pada teknik produksi pertanian modern, memperbaiki kualitas secara menyeluruh.
Proyek usaha agribisnis ini dijalankan dengan cara mengembangkan hasil pertanian yang berpotensi besar dipasar, mengarahkan pada teknik produksi
pertanian modern, memperbaiki kualitas secara menyeluruh dan meningkatkan pendapatan petani. Kemudian melaksanakan pelatihan kelompok tani, membantu
rencana pemasaran, penyimpanan dan distribusi, membuka pasar baik dalam maupun luar negeri, membina tenaga manajemen dan pemasaran, membentuk
sistem produksi dan pemasaran usaha agribisnis yang efektif. Selain itu juga untuk mendorong komunikasi, saling tukar menukar pengalaman teknis, dan penelitian
di daerah produksi hortikultura dan usaha agribisnis serta untuk mempererat bilateral antara Taiwan dan Indonesia
Misi Teknik Taiwan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor sudah sejak tahun 2007. Kerjasama tersebut meliputi, pertama penyediaan pasar yang
pasti bagi komoditi yang dihasilkan para petani. Umumnya selama ini petani tidak memiliki pasar dalam memasarkan komoditinya, sehingga pada akhirnya
komoditi yang dihasilkan petani dibeli oleh tengkulak dengan harga yang murah. Kedua, melakukan pembinaan terhadap para petani agar mampu menghasilkan
komoditi dengan kualitas terbaik dan kuantitas yang banyak. Sampai saat ini komoditi yang dihasilkan dari petani sering kali belum memenuhi apa yang
diharapkan konsumen, baik dari segi kualitas dan kuantitas serta kontinuitas. Pembinaan dan pendampingan diberikan kepada petani secara bertahap
dan berkelanjutan. Harapannya dapat membantu meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pola pikir petani dalam teknik dan manajemen pertanian yang baik
dan modern. Sehingga petani dapat mendapatkan produksi yang optimal sekaligus akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan.
Misi Teknik Taiwan telah membangun Agribusiness Development Center ADC sebagai pusat kegiatan sentral agribisnis yang beralamat di Cikarawang
Darmaga, Bogor. Agribusiness Development Center ADC ini memiliki tempat pembibitan, lahan demonstrasi, packing room, serta tempat pelatihan. Misi Teknik
51 Taiwan membina tiga bagian kelompok petani, yaitu Kelompok Buah, Kelompok
Sayuran Organik, dan Kelompok Sayuran Non-Organik. Kelompok buah hanya terdiri dari satu jenis saja yakni jambu kristal.
Kelompok sayuran organik terdiri dari tujuh jenis yakni, bayam hijau, bayam merah, kangkung, selada, caisim, pakcoy, dan kalian. Sedangkan kelompok
sayuran non organik terdiri dari tiga belas jenis yakni, tomat cherry, kucai, pare putih, labu air, oyong Taiwan, asparagus, kancang panjang merah, papaya, lobak
merah, terong bulat, terong panjang, dan baby buncis.
5.3. Gambaran Kemitraan Petani Baby Buncis dengan ICDF Bogor