Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup
6 memenuhi permintaan ini mengindikasikan ketidakmampuan petani mitra-binaan
dalam meproduksi baby buncis sesuai hasil yang ditargetkan. Meskipun pihak ICDF telah membuat sistem kuota tanam dan waktu tanam bagi para petani
mitranya agar dapat memenuhi permintaan pasar yang ada setiap harinya. Jumlah produksi di tingkat petani yang tidak mencapai target ini dapat
diakibatkan oleh berbagai kendala. Kendala tersebut dimulai dari penggunaan input−seperti: pupuk, lahan, benih, obat-obatan, dan tenaga kerja−yang belum
optimal. Kemudian kendala juga dapat terjadi dari faktor lingkungan. Budidaya yang dilakukan pada kondisi terbuka sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
seperti: cuaca, iklim, suhu, kontur lahan, ketinggian, dan kelembaban. Selain itu, kendala juga dapat ditimbulkan dari kurangnya pengetahuan dalam penanganan
berbagai masalah dalam budidaya Saptana et al.2010. Dalam pengelolaan usahatani juga diperlukan efisiensi agar hasil yang
dicapai dapat optimum. Efisiensi dalam pengelolaan usahatani berkaitan dengan kapabilitas manajerial petani. Jangkauan petani terhadap informasi yang
dibutuhkan dalam memperbaiki kinerja pengelolaan usahatani beragam, baik antar individu, antar kelompok, maupun antar daerah. Oleh karena itu, kapabilitas
petani dalam mengakumulasi, memilah, dan mengolah informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dalam mengelola usahataninya tentu bervariasi.
Berdasarkan uraian di ataas maka dapat dirumuskan permasalahan yang lebih spesifik sebagai berikut.
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani baby buncis yang dilakukan petani mitra ICDF?
2. Apakah proses produksi usahatani baby buncis petani mitra ICDF telah dilakukan secara efisien dilihat dari aspek teknis produksinya?
3. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani baby buncis petani mitra ICDF?