Panen dan Pasca Panen

66

6.1.5. Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman OPT

Hama yang sering menyerang tanaman ini adalah serangga dan ulat. Hama tersebut dapat diatasi dengan melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida. Para petani di lapang tidak semuanya menggunakan pestisida bahkan ada petani yang tidak menggunakan obat-obatan sama sekali karena petani berpendapat bahwa tidak ada serangan hama yang berarti dan masih dapat diatasi dengan cara teknis. Bagi petani yang melakukan penanganan hama dengan cara penyemprotan biasanya menggunakan Decis dengan berbagai dosis. Ada petani yang menggunakan dengan dosis 15 ml per 10 liter dan ada yang menggunakan 150 ml per 10 liter. Serangan penyakit di lahan yang dibudidayakan petani tidak banyak. Serangan penyakit yang ada biasanya berasal dari jamur. Petani melakukan penyemprotan dengan menggunakan Sekor untuk mengatasinya. Biasanya petani menyemprotkan bahan inni dengan dosis 15-20 ml per 10 liter air. Secara keseluruhan terdapat 26,67 persen petani yang tidak menggunakan pestisida. Kegiatan pengendalian organisme penggangu tanaman yang dilakukan oleh petani rata-rata menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dengan jumlah 31,27 HOK per hektarnya. Sedangkan untuk tenaga kerja luar keluarga yang digunakan adalah 1,29 HOK untuk satu hektar lahan.

6.1.6. Panen dan Pasca Panen

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 45 hari. Inilah yang membedakan baby buncis dengan jenis buncis biasanya. Jenis buncis biasanya baru dipanen setelah umur 55-60 hari setelah tanam Setianingsih Khaerodin 2002. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah langsung dari tanamannya. Ember biasa digunakan sebagai alat bantu untuk menampung hasil panen. Pemanenan dilakukan setelah polong buncis berbentuk lurus dengan panjang 13-15 cm dan belum memiliki tonjolan biji. Pemanenan dilakukan terus menerus dengan selang waktu satu hari. Pemanenan dilakukan oleh petani ada yang berakhir pada saat tanaman berumur dua bulan dan paling lama adalah tiga bulan. 67 Setelah dilakukan pemetikan maka petani akan menyusun hasil panen dalam sebuah wadah yang berbentuk keranjang. Setelah pemanenan petani tidak melakukan pencucian polong karena polong tersebut tidak kotor karena tidak menyentuh tanah. Setelah itu petani ada yang langsung mendistribusikan hasil panen pada saat setelah panen ke ICDF dan ada juga yang melakukan penyimpanan terlebih dahulu selama satu hari. Karena pemanenan dilaksanakan pada saat pagi hari sampai dengan tengah hari tergantung dari jumlah panen dan jarak petani ke ICDF yang cukup jauh membutuhkan waktu rata-rata dua jam. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemanenan dan pasca panen umumnya adalah tenaga kerja luar keluaraga. Sebanyak 70 persen petani memilih untuk menggunakan tega kerja luar keluarga saja. Kemudian sebanyak 33,33 persen petani menggunakan tenaga kerja dalam keluarga saja dan sisanya menggunakan campuran kedua asal tenaga kerja tersebut. Namun secara rata-rata tenaga kerja keluarga yang digunakan adalah 108,36 HOK untuk setiap hektarnya. Karena petani yang menggunakan tenaga kerja dalam keluarga ini memiliki luas lahan budidaya baby buncis yang lebih luas serta yang menggunakan gabungan kedua tenaga kerja tersebut juga banyak yang berasal dari tenaga kerja dalam keluarga. Secara rata-rata tenaga kerja luar keluarga yang digunakan adalah sebanyak 76,9 HOK per hektarnya.

6.2. Analisis Penggunaan Sarana Produksi