39 Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh dari berbagai instansi
antara lain Badan Pusat Statistik, Ditjen Hortikultura, Dokumen Laporan Bulanan ICDF Bogor, Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, dan berbagai
literatur lainnya.
4.3. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data untuk analisis pendapatan usahatani menggunakan tabulasi yang
diawali menyusun sistem klarifikasi data. Analisis tabulasi dilakukan dalam bentuk tabel yang disertai interpretasinya.
Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan alat bantu kalkulator dan komputer software Microsoft Excel, SPSS 17.0, dan
Frontier 41. Analisis ekonometrik digunakan untuk pendugaan model fungsi produksi. Bentuk fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi
stochastic frontier Cobb-douglas, dan hasilnya disajikan dalam bentuk kuantitatif dan dijelaskan melalui interpretasi dari masing-masing nilai parameter yang
didapatkan.
4.4. Analisis Pendapatan Usahatani
Secara umum pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan dan biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan usahatani merupakan total produksi
yang dihasilkan dikali dengan harga yang berlaku. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total
Hernanto 1996. Tingkat pendapatan usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan
matematika sebagai berikut.
π
tunai
= TP – BT
π
total
= TP – BT+BD
keterangan:
π
tunai
= tingkat pendapatan atas biaya tunai
π
total
= tingkat pendapatan atas biaya total
40 TP
= Nilai produk yang merupakan hasil perkalian jumlah output dengan harga
BT = biaya tunai BD = biaya diperhitungkan
Analisis pendapatan usahatani selalu disertai dengan pengukuran efisiensi suatu usahatani terhadap suatu penggunaan modal yang digunakan yang
digambarkan oleh nilai rasio penerimaan dan biaya yang merupakan perbandingan antara penerimaan kotor yang diterima usahatani dari setiap rupiah yang
dikeluarkan dalam proses produksi. Usahatani dapat dikatakan layak untuk diusahakan apabila nilai RC rasio lebih besar dari satu. Semakin besar nilai RC
rasio maka semakin menguntungkan usahatani tersebut. Perhitungan RC rasio dapat dirumuskan sebagai berikut.
RC
rasio atas biaya tunai
= =
RC
rasio atas biaya total
= =
Keterangan: Y
= total produksi Py
= harga produk BT
= biaya tunai BD
= biaya diperhitungkan
4.5. Analisis Efisiensi Teknis Menggunakan