56
5.4.2. Tingkat Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan formal terakhir petani baby buncis mitra ICDF mayoritas adalah Sekolah Dasar SD. Yakni sebesar 40 persen. Namun demikian
petani mitra juga ada yang pendidikan terakhirnya adalah diploma dan sarjana yaitu sebesar 13,33 dan 6,67 persen. Petani yang berpendidikan terakhir SMP dan
SMA sebanyak 20 persen. Pendidikan formal terakhir ini akan berhubungan dengan bagaimana proses pengambilan keputusan oleh masing-masing petani
tentang usahatani baby buncis. Hal ini terkait dengan penerapan teknik budidaya dan teknologi yang digunakan. Para petani yang mayoritas berpendidikan SD
cenderung tidak menggunakan teknologi yang dapat membantu proses produksi, seperti dalm penggunaan mulsa. Penggunaan mulsa hanya digunakan oleh dua
orang petani saja yang mana mereka adalah tamatan diploma dan sarjana.
Tabel 4. Sebaran Petani Baby Buncis Mitra ICDF Tahun 2012 berdasarkan
Pendidikan Formal Terakhir Tingkat Pendidikan
Jumlah Petani orang Persentase
SD 6
40,00 SMP
3 20,00
SMA 3
20,00 Diploma
2 13,33
Sarjana 1
6,67
Jumlah 15
100
5.4.3. Pengalaman Usahatani Baby Buncis
Pengalaman bertani baby buncis para petani dapat mempengaruhi proses produksi. Karena melalui pengalaman mereka dapat langsung belajar dan
dijadikan acuan untuk proses budidaya berikutnya. Para petani baby buncis mitra ICDF paling banyak memiliki pengalaman yang kurang dari 12 bulan atau satu
tahun, yaitu sebanyak 53,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani masih baru dalam hal budidaya baby buncis. Akan tetapi juga terdapat
petani yang memiliki pengalaman lebih dari 36 bulan atau tiga tahun walaupun hanya 13,33 persen. Para petani yang memiliki pengalaman lebih banyak ini
kemungkinan akan lebih efisien dalam melaksanakan proses produksi.
57
Tabel 5. Sebaran Petani Baby Buncis Mitra ICDF Tahun 2012 berdasarkan
Pengalaman Usahatani Baby Buncis Pengalaman Bertani
Baby Buncis bulan
Jumlah Petani orang
Persentase
12 8
53,33 13-24
4 26,67
25-36 1
6,67 36
2 13,33
Jumlah 15
100
5.4.4. Status Pekerjaan Petani
Sebagian besar petani mitra menjadikan bertani sebagai pekerjaan utama. Petani yang menjadikan bertani sebagai pekerjaan utama adalah sebanyak 86,67
persen. Petani mitra yang lainnya menjadikan bertani sebagai pekerjaan sampingan. Pekerjaan utman mereka adalah sebagai guru dan supir. Petani mitra
yang menjadikan bertani sebagai pekerjaan utama bukan hanya mengusahakan baby buncis saja namun juga mengusahakan komoditi lainnya, seperti: kucai,
tomat cherry, pare putih, oyong taiwan, okra, terong bulat, terong panjang, dan asparagus. Semua komoditi tersebut juga merupakan hasil mitra dengan ICDF.
Akan tetapi juga ada komoditi yang mereka usahakan yang bukan hasil mitra dengan ICDF, yaitu: cabai merah, tomat, sawi, dan lain sebagainya.
Tabel 6. Sebaran Petani Baby Buncis Mitra ICDF Tahun 2012 berdasarkan Status
Pekerjaan Status Pekerjaan
Jumlah Petani orang Persentase
Utama 13
86,67 Sampingan
2 13,33
Jumlah
15 100
5.4.5. Luas Lahan Budidaya Baby Buncis