57
Tabel 5. Sebaran Petani Baby Buncis Mitra ICDF Tahun 2012 berdasarkan
Pengalaman Usahatani Baby Buncis Pengalaman Bertani
Baby Buncis bulan
Jumlah Petani orang
Persentase
12 8
53,33 13-24
4 26,67
25-36 1
6,67 36
2 13,33
Jumlah 15
100
5.4.4. Status Pekerjaan Petani
Sebagian besar petani mitra menjadikan bertani sebagai pekerjaan utama. Petani yang menjadikan bertani sebagai pekerjaan utama adalah sebanyak 86,67
persen. Petani mitra yang lainnya menjadikan bertani sebagai pekerjaan sampingan. Pekerjaan utman mereka adalah sebagai guru dan supir. Petani mitra
yang menjadikan bertani sebagai pekerjaan utama bukan hanya mengusahakan baby buncis saja namun juga mengusahakan komoditi lainnya, seperti: kucai,
tomat cherry, pare putih, oyong taiwan, okra, terong bulat, terong panjang, dan asparagus. Semua komoditi tersebut juga merupakan hasil mitra dengan ICDF.
Akan tetapi juga ada komoditi yang mereka usahakan yang bukan hasil mitra dengan ICDF, yaitu: cabai merah, tomat, sawi, dan lain sebagainya.
Tabel 6. Sebaran Petani Baby Buncis Mitra ICDF Tahun 2012 berdasarkan Status
Pekerjaan Status Pekerjaan
Jumlah Petani orang Persentase
Utama 13
86,67 Sampingan
2 13,33
Jumlah
15 100
5.4.5. Luas Lahan Budidaya Baby Buncis
Petani baby buncis mitra ICDF memiliki luas lahan yang diusahakan untuk baby buncis bervariasi mulai dari 100 m
2
hingga 3.000 m
2
. Keseluruhan petani ini masih termasuk skala kecil untuk baby buncis karena luas lahan yang diusahakan
kurang dari 5.000 m
2
atau 0,5 hektar. Luas lahan yang diusahakan untuk baby buncis paling banyak adalah kurang dari 1.000 m
2
, yaitu sebanyak 60 persen petani. Rata-rata penggunaan luas lahan yang diusahakan petani mitra adalah
1.000 m
2
. Luas lahan yang diusakan oleh petani akan berpengaruh pada tingkat
58 pendapatan efisiensi teknis, karena petani seringkali sulit memperhitungkan
penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien untuk lahan yang dimilikinya terutama lahan dengan luasan yang kecil.
Tabel 7. Sebaran Petani Baby Buncis Mitra ICDF Tahun 2012 Berdasarkan Luas
Lahan Baby Buncis
Luas Lahan m
2
Jumlah Petani orang Persentase
1.000 9
60,00 1.000-2.000
4 26,67
2.001-3.000 2
13,33
Jumlah
15 100
5.4.6. Status Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan lahan usahatani memiliki pengaruh dalam bagaimana petani mengelolanya. Petani baby buncis mitra ICDF mayoritas membudidayakan
baby buncis pada lahan milik sendiri, yaitu sebanyak 73,33 persen petani. Hal ini menunjukkan bahwa petani telah memiliki modal yang cukup kuat karena mereka
telah memiliki lahan sendiri. Namun ada juga petani yang melakukan usahataninya dengan menggunakan lahan yang dilakukan bagi hasil dengan
pemiliknya. Sistem ini digunakan karena petani tidak memiliki lahan dan tidak memiliki modal untuk membeli ataupun menyewa. Kepemilikan lahan akan
mempengaruhi bagaimana petani mengambil keputusan. Karena petani yang memiliki lahan akan lebih bebas dan leluasa dalam menentukan apa komoditas
yang akan dibudidayakan maupun seberapa lama ia akan melakukan mengusahakan komoditi tersebut dibandingkan petani yang menggunakan lahan
dengan sistem bagi hasil maupun sewa. Hal ini natinya akan berpengaruh kepada efisiensi teknis petani.
Tabel 8. Sebaran Petani Baby Buncis Mitra ICDF Tahun 2012 berdasarkan Status
Lahan Status Lahan
Jumlah Petani orang Persentase
Milik 11
73,33 Sewa
1 6,67
Bagi Hasil sakap 2
13,33 Gadai
1 6,67
Jumlah
15 100
59
5.4.7. Alasan Petani Responden Bermitra dengan ICDF