Konsep Pendapatan Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis

23

3.1.2. Konsep Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah balas jasa dari kerjasama faktor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, modal, dan jasa pengolahan manajemen. Fungsi dari pendapatan adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga petani, untuk kebutuhan kegiatan usaha tani selanjutnya, dan kebutuhan lainnya. Besarnya pendapatan usahatani tergantung pada besarnya penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan. Soekartawi 1994 menyatakan bahwa pendapatan usaha tani merupakan selisih antar panerimaan usahatani dengan semua biaya atau pengeluaran. Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Hernanto 1996 menyatakan bahwa penerimaan usahatani merupakan penerimaan dari segala sumber usahatani meliputi jumlah penambahan invetaris, nilai penjualan hasil, dan nilai penggunaan tanah yang dikonsumsi. Istilah lain dalam penerimaan usahatani adalah pendapatan kotor usahatani. Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual, mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit ataupun pakan ternak, digunakan untuk pembayaran, dan disimpan atau ada di gudang akhir tahun Soekartawi et al 1986. Menurut Hernanto 1996 biaya dalam usahatani dibedakan atas beberapa hal. 1. Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan, yang terdiri atas: a. Biaya tetap adalah biaya yang besar dan kecilnya tidak tergantung pada besar dan kecilnya produksi, misalnya: pajak tanah, sewa lahan, penyusutan alat-alat bangunan pertanian, dan bunga pinjaman. b. Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi, misalnya: pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan, dan biaya tenaga kerja. 2. Berdasarkan yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan, yang terdiri atas: 24 a. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayarkan secara tunai. Biaya tunai ini berguna untuk melihat pengalokasian modal yang dikeluarkan oleh petani. b. Biaya tidak tunai diperhitungkan adalah biaya yang pengeluarannya bukanlah langsung dalam bentuk uang tunai, misalkan: biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik biaya tetap, dan tenaga kerja dalam keluarga biaya variabel. Tujuan analisis pendapatan adalah menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan untuk menggambarkan keadaan yang akan datang dari suatu perencanaan. Analisis pendapatan usahatani juga memberikan gambaran untuk mengukur barhasil tidaknya suatu kegiatan usahatani. Pendapatan yang besar dari suatu kegiatan usahatani tidak selalu menunjukan efisiensi yang tinggi dari pendapatan. Karena ada kemungkinan pendapatan yang besar itu diperoleh dari investasi yang berlebihan. Oleh karena itu, analisis pendapatan usahatani selalu diikuti dengan pengukuran efisiensi. Ukuran efisiensi pendapatan dapat dihitung melalui perbandingan penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan RC rasio yang menunjukan berapa penerimaan yang diterima petani untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani dalam proses produksi.

3.1.3. Konsep Fungsi Produksi