Pemupukan Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman OPT

65 Proses perawatan tanaman mayoritas petani yaitu 66,67 persen menggunakan TKDK saja. Karena petani menggangap pekerjaan ini tidak berat sehingga diselesaikan oleh tenaga kerja dari rumah tangga tani. Secara rata-rata dibutuhkan TKDK dengan jumlah 84,53 HOK tanaga kerja untuk proses ini setiap hektarnya dan TKLK sejumlah 12,39 HOK untuk setiap hektarnya bagi petani mitra.

6.1.4. Pemupukan

Pemberian pupuk yang dilakukan petani mitra di lapang ada yang melakukannya satu kali, dua kali dan tiga kali. Bagi petani yang melakukan satu kali pemupukkan ia melakukannya pada saat umur tanaman 10-17 HST. Kemudian yang melakukan pemupukkan sebanyak dua kali selama musim tanam melakukannya pada saat umur tanaman 10-17 HST dan pada saat akan keluar bungan atau sekitar 40 HST. Kemudian yang melakukan tiga kali pemupukkan melakukannya pada saat 10-17 HST, 40 HST, dan pada saat sedang berlangsung panen atau umur 60 HST. Pupuk yang digunakan petani cukup beragam yaitu pupuk NPK, urea, dan ponska. Selain itu juga ada petani yang menggunakan pupuk organik yang dibuat dari kotoran sapi dan molases. Lalu juga hampir keseluruhan petani menggunakan pupuk tambahan. Pupuk tambahan tersebut adalah pupuk untuk daun dan pupuk untuk buah. Pupuk tambahan yang biasa digunakan adalah jenis Gandasil. Pengaplikasian jenis pupuk ini adalah dengan cara melarutkan ke dalam air dan menyemprotkannya. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemupukan mayoritas adalah tenaga kerja dalam keluarga tani TKDK yaitu sebanyak 46,67 persen petani. Sedangkan yang hanya menggunakan tenaga kerja luar keluarga tani TKLK adalah 26,67 persen petani. Sisanya adalah petani yang menggunakan campuran kedua tega kerja tersebut. Secara rata-rata untuk lahan satu hektar petani mitra ini menggunakan tenaga kerja untuk pemupukan adalah 26,34 HOK dari TKDK dan 13,96 HOK dari TKLK. 66

6.1.5. Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman OPT

Hama yang sering menyerang tanaman ini adalah serangga dan ulat. Hama tersebut dapat diatasi dengan melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida. Para petani di lapang tidak semuanya menggunakan pestisida bahkan ada petani yang tidak menggunakan obat-obatan sama sekali karena petani berpendapat bahwa tidak ada serangan hama yang berarti dan masih dapat diatasi dengan cara teknis. Bagi petani yang melakukan penanganan hama dengan cara penyemprotan biasanya menggunakan Decis dengan berbagai dosis. Ada petani yang menggunakan dengan dosis 15 ml per 10 liter dan ada yang menggunakan 150 ml per 10 liter. Serangan penyakit di lahan yang dibudidayakan petani tidak banyak. Serangan penyakit yang ada biasanya berasal dari jamur. Petani melakukan penyemprotan dengan menggunakan Sekor untuk mengatasinya. Biasanya petani menyemprotkan bahan inni dengan dosis 15-20 ml per 10 liter air. Secara keseluruhan terdapat 26,67 persen petani yang tidak menggunakan pestisida. Kegiatan pengendalian organisme penggangu tanaman yang dilakukan oleh petani rata-rata menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dengan jumlah 31,27 HOK per hektarnya. Sedangkan untuk tenaga kerja luar keluarga yang digunakan adalah 1,29 HOK untuk satu hektar lahan.

6.1.6. Panen dan Pasca Panen