terkait dengan pencemaran oleh logam timbal Pb yang terjadi, baik di ekosistem perairan maupun pada biota yang hidup di dalamnya seperti
kerang hijau Perna viridis. Masih kurangnya sumber informasi yang menerangkan bahwa sudah
terjadi pencemaran di ekosistem perairan sekitar Teluk Jakarta, sehingga masyarakat masih mengonsumsi kerang hijau yang berasal dari perairan
tersebut. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah untuk melakukan penyuluhan atau penyebaran informasi yang menerangkan
mengenai kondisi ekosistem perairan yang terjadi saat ini. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan memiliki kesadaran akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat mengonsumsi kerang hijau yang sudah tercemar logam timbal Pb.
4. Gambaran Sikap Responden Terhadap Pencemaran Logam
Timbal Pb pada Kerang Hijau
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa terdapat 80 responden 53,3 yang memiliki sikap negatif atau tidak setuju terhadap
pencemaran logam timbal Pb yang terjadi pada kerang hijau dan terdapat 70 responden 46,7 yang memiliki sikap positif. Hal ini menunjukkan
bahwa lebih banyak responden yang menunjukkan ketidaksetujuannya atas pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau yang mereka
konsumsi daripada yang setuju. Dengan kata lain responden telah menunjukkan sikap yang kontra terhadap pencemaran logam timbal Pb
pada kerang hijau yang mereka konsumsi sehari-hari.
Sikap ini diukur dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala Lickert dengan gradasi pernyataan sangat setuju
sampai tidak setuju yaitu ; “sangat setuju”, ”setuju”, ”ragu-ragu”, ”kurang
setuju” dan ”tidak setuju ”Sugiyono, 2009. Pernyataan pada kategori sikap ini diantaranya adalah persetujuan atas kondisi perairan dan kerang
hijau yang sudah tercemar oleh logam timbal Pb, penyebab dari pencemaran, bahaya kesehatan yang diakibatkan oleh logam timbal dan
dampak kesehatan dari mengonsumsi kerang hijau tercemar dan lain-lain. Pada penelitian ini, sikap dikategorikan menjadi 2 yaitu sikap positif
dan sikap negatif. Menurut Zuriah 2003, sikap negatif adalah kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak
menyukai objek tertentu. Sedangkan sikap positif adalah kecenderungan untuk mendekati, menyenangi dan menghadapkan objek tertentu.
Berlandaskan dari teori tersebut, dalam penelitian ini yang dimaksud sikap negatif adalah kecenderungan untuk menolak atau ketidaksetujuan
atas sudah terjadinya pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau yang mereka konsumsi sehari-hari. Sedangkan sikap positif ialah
sebaliknya yaitu kecenderungan untuk menerima atau setuju atas terjadinya pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau yang mereka
konsumsi sehari-hari. Sikap ragu-ragu cenderung ke arah negatif yang dimiliki responden
untuk pernyataan sikap nomor C2 - C4 yaitu mengenai kondisi perairan di sekitar muara angke dan kerang hijau yang dibudidayakan di perairan
tersebut sudah mengalami pencemaran, salah satunya oleh logam timbal Pb. Pernyataan No. C4 mengenai kondisi kerang hijau yang ada di muara
angke sudah tercemar, sebanyak 60.7 responden memilih sikap yang tidak setuju dan sebanyak 14.0 responden memiliki sikap yang ragu-
ragu. Sedangkan untuk pernyataan No. C2 mengenai pengaruh kondisi perairan di sekitar tempat hidup kerang berpengaruh terhadap kualitas
kerang hijau, sebanyak 47.3 respoden memiliki sikap yang tidak setuju dan sebanyak 11.3 memilih sikap yang ragu-ragu. Untuk pernyataan No.
C3 mengenai kualitas air di muara angke yang sudah tercemar, sebanyak 52.0 responden tidak setuju dan sebanyak 12.0 responden memilih
ragu-ragu. Hal ini dapat terjadi karena mayoritas responden memiliki
pengetahuan yang rendah, pada saat mendengar pernyataan mengenai pencemaran logam timbal Pb pada perairan dan kerang hijau responden
tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya bahwa perairan dan kerang hijau yang ada di wilayah tersebut sudah mengalami pencemaran.
Sehingga menyebabkan responden bersikap negatif atau tidak setuju terhadap pencemaran yang terjadi baik di air maupun yang terjadi pada
kerang hijau. Selain itu jika diihat dari distribusi jenis pekerjaan pada hasil penelitian di atas, sebanyak 38 responden berprofesi sebagai pengupas
kerang atau bekerja di suatu industri yang mendapatkan laba atau untung dengan cara menjual kerang hijau. Sehingga sikap negatif mungkin
muncul karena dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan kesan
atau gambaran bahwa kerang hijau yang mereka jual memiliki kualitas yang masih baik atau belum tercemar oleh logam timbal Pb.
Waluyo 2000 menyatakan pendapat yang sama, bahwa sikap dapat terbentuk dari 3 komponen, yakni komponen afektif perasaan, kognitif
pemikiran dan perilaku. Dalam penelitian ini responden cenderung memiliki sikap negatif yaitu tidak setuju bahwa perairan dan kerang hijau
di kawasan muara angke sudah tercemar. Hal ini dapat disebabkan karena takut membuat kesan atau image bahwa kerang hijau yang mereka jual
atau produksi dalam kondisi yang buruk atau jelek, kemudian menyebabkan responden berpikir untuk menututupinya dengan sikap yang
negatif.
C. Analisi Bivariat
1. Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Kerang
Hijau Tercemar Logam Timbal Pb
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan yang diperoleh melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, raba, yang memberikan informasi
tertentu kepada seseorang dan menjadi pengetahuannya. Penginderaan tersebut dapat bersumber dari pengalaman yang ada, baik berupa
pengalaman belajar, bekerja serta aktivitas dan interaksi lain dalam kehidupan sehari-hari Notoatmodjo, 2010. Menurut Green pengetahuan
seseorang berpengaruh terhadap perilaku seseorang Green, 2005. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukan hasil
analisis hubungan antara pengetahuan mengenai pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau dengan perilaku konsumsi kerang hijau yang