B. Analisis Univariat
1. Pencemaran Logam Timbal Pb pada Kerang Hijau
Timbal Pb termasuk logam berat yang beracun. Secara alami logam timbal Pb dapat ditemui di dalam tanah, Timbal Pb juga
merupakan salah satu logam berat yang banyak di gunakan di dalam industri, bahkan buangan limbah industri merupakan sumber utama
pencemaran timbal Pb di badan air atau perairan laut Achmadi, 2009. Menurut hasil penelitian Cordova 2011 menyatakan bahwa beban
pencemaran yang berasal dari Kali Angke yang masuk ke perairan Teluk Jakarta cukup tinggi. Beban pencemar yang berasal dari Kali Angke untuk
bahan organik yang terurai oleh mikroorganisme BOD jumlahnya mencapai 944,31 tonbulan sedangkan untuk bahan organik yang terurai
secara kimia COD jumlahnya mencapai 1745,00 tonbulan dan cenderung naik setiap tahunnya.
Sementara itu kadar beban pencemaran logam berat timbal Pb dari Kali Angke adalah yang paling besar jika di bandingkan dengan logam
berat lainnya, yaitu sebesar 0,0825 tonhari. Hal ini selaras dengan peningkatan industri di DKI Jakarta. Tingginya logam berat tersebut
dikarenakan logam berat merupakan bahan suplemen yang harus ada dalam industri terutama industri elektronik, otomotif, cat dan lain-lain
Cordova, 2011. Terdapatnya logam berat pada ekosistem laut akan berpengaruh
terhadap biota yang ada di dalamnya, salah satunya adalah kerang hijau. Kerang hijau merupakan salah satu indikator pencemaran logam yang
terjadi di suatu perairan. Hal tersebut dikarenakan kerang hijau memiliki
kemampuan absorbsi logam yang baik jika dibandingkan dengan biota laut
yang lain. Hal ini dikarenakan kerang adalah hewan yang tinggal menetap di suatu tempat dan hidup dengan cara menyaring makanan yang berupa
bahan organik terlarut di dalam air laut, sehingga kebiasaan hidup yang menetap adalah alasan utama kerang memiliki kemampuan absorbsi yang
baik terhadap logam Nurjanah dkk, 1999. Kerang hijau juga merupakan salah satu jenis kerang yang digemari
masyarakat dengan nilai ekonomis dan kandungan gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi, yaitu terdiri dari 40,8 air, 21,9 protein, 14,5 lemak,
18,5 karbohidrat dan 4,3 abu. Dari 100 gram daging kerang hijau menghasilkan 100 kalori. Kandungan gizi kerang hijau sebanding dengan
daging sapi, telur dan daging ayam. Organisme kerang memilki sifat bioakumulatif terhadap logam berat lebih besar dari pada hewan air
lainnya karena habitat hidupnya yang menetap, lambat untuk dapat menghindarkan diri dari pengaruh polusi dan mempunyai daya toleransi
yang tinggi terhadap konsentrasi logam tertentu. Dengan begitu, jenis kerang merupakan indikator yang sangat baik untuk memonitor suatu
pencemaran lingkungan Hutagaol, 2012. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 10 90.9 dari 11 sampel
kerang hijau yang diuji laboratorium ditemukan memiliki kadar logam timbal Pb atau dapat dikatakan tercemar oleh logam timbal Pb. Dari
sepuluh 10 sampel kerang hijau tersebut terdapat satu sampel yang mengandung kadar logam timbalnya sudah melebihi nilai ambang batas
yang sudah di tentukan yaitu sebesar 1,5 mgkg BPOM, 2009, sedangkan 8 sampel lainnya memiliki kadar logam timbal yang masih di bawah nilai
ambang batas yang di tentukan. Rata-rata kadar logam timbal Pb pada seluruh sampel kerang hijau yang di periksa adalah 0.8 mgkg, dengan nilai
kadar tertinggi yaitu 2.6 mgkg sampel 6. Sedangkan pada sampel 9 kadar logam timbal Pb tidak terdeteksi
pada hasil pemeriksaan laboratorium. Hal ini diasumsikan terjadi karena pada sampel 9 ukuran kerang hijau relatif lebih kecil dibandingkan dengan
ukuran kerang hijau pada sampel lainnya. Ukuran kerang hijau erat kaitannya dengan umur hidup kerang hijau, karena ukuran dan umur
kerang hijau berbanding lurus, jadi semakin tua umur kerang hijau akan semakin besar ukuran yang dimiliki.
Kerang hijau yang memiliki ukuran yang lebih besar cenderung memiliki kadar atau konsentrasi logam timbal Pb yang lebih tinggi. Hal
ini berkaitan dengan umur hidup dari kerang yang berbanding lurus dengan ukuran kerang. Maka, semakin lama kerang hijau berada di suatu
perairan yang tercemar maka akan semakin besar kadar logam timbal Pb yang di temukan dalam tubuh kerang hijau tersebut. Hal ini sejalan dengan
penelitian Mulyawan yang menemukan bahwa terdapat perbedaan kadar logam di dalam kerang hijau yang berukuran kecil, sedang dan besar
Mulyawan, 2005. Tujuan dilakukannya pemeriksaan kadar logam timbal Pb pada
kerang hijau ialah untuk mengetahui kondisi kerang hijau yang berasal dari budidaya disekitar Kali Adem Muara Angke Jakarta. Apakah kerang