2. Diawali dari lingkungan keluarga, peran orangtua sangat membantu untuk menjelaskan serta memberikan contoh mengenai apa yang sebaiknya
dilakukan dan apa yang tidak seharusnya dilakukan. 3. Pemberian penyuluhan, disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan norma
sosial budaya yang dianut.
b. Perilaku Makan
Perilaku makan adalah cara seseorang berpikir, pengetahuan dan berpandangan tentang makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan
itu dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika keadaan itu terus menerus berulang makatindakan tersebut akan menjadi
kebiasaan makan Khumaidi dalam Tarigan, 2012. Perilaku makan atau perilaku terhadap makanan nutrition behavior
adalah respon seseorang terhadap makanan sebagai sumber kebutuhan bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik atau
perilaku terhadap suatu makanan serta unsur-ubsur yang terkandung di dalamnya, pengolahan makanan dan sebagainya.
Kebiasaan makan adalah cara-cara individu dan kelompok memilih, mengonsumsi, menggunakan makanan-makanan yang tersedia didasarkan
kepada faktor-faktor sosial dan budaya tempat mereka tinggal. Kebiasaan makan dipegaruhi oleh dua faktor diantaranyafaktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik meliputi asosiasi emosional, keadaan jasmani dan rohani dan
penilaian terhadap makanan itu sendiri. Faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, sosial, ekonomi, budaya dan agama Khumaidi dalam Tarigan, 2012.
2. Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melalui proses penginderaan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh H. L. Bloom,
menurutnya pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung,
telinga, dsb. Dengan sendirinya, saat penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran telinga, dan indera penglihatan mata
Notoatmodjo, 2007. Menurut Sunaryo 2004 pengetahuan juga di pengaruhi oleh hasil
penginderaan manusia terhadap objek tertentu yang dipengaruhi intensitas,
terutama dipengaruhi oleh indera pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behaviour. Menurut Rogers 1974 sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni Notoatmodjo, 2007 :