BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian diantaranya adalah :
1. Masih sangat rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat Kali Adem Muara Angke Jakarta. Hal ini
menyebabkan beberapa responden mengalami kesulitan dalam menjawab kuesioner.
2. Waktu wawancara atau pengambilan data yang berbarengan dengan waktu responden bekerja atau mengupas kerang hijau, hal
ini diasumsikan peneliti dapat mengganggu konsentrasi responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
3. Pengambilan sampel kerang hijau yang hanya satu kali pengambilan, menyebabkan tidak dapat di ketahuinya rata-rata
cemaran logam timbal di dalam tubuh kerang hijau selama periode waktu tertentu.
4. Tidak dipertimbangkannya faktor umur dan ukuran minimal kerang hijau sebagai kriteria dari sampel kerang hijau, sehingga
menyebabkan sampel yang terpilih memiliki umur dan ukuran yang berbeda. Hal ini berpengaruh terhadap konsentrasi logam
timbal Pb pada sampel yang diambil.
B. Analisis Univariat
1. Pencemaran Logam Timbal Pb pada Kerang Hijau
Timbal Pb termasuk logam berat yang beracun. Secara alami logam timbal Pb dapat ditemui di dalam tanah, Timbal Pb juga
merupakan salah satu logam berat yang banyak di gunakan di dalam industri, bahkan buangan limbah industri merupakan sumber utama
pencemaran timbal Pb di badan air atau perairan laut Achmadi, 2009. Menurut hasil penelitian Cordova 2011 menyatakan bahwa beban
pencemaran yang berasal dari Kali Angke yang masuk ke perairan Teluk Jakarta cukup tinggi. Beban pencemar yang berasal dari Kali Angke untuk
bahan organik yang terurai oleh mikroorganisme BOD jumlahnya mencapai 944,31 tonbulan sedangkan untuk bahan organik yang terurai
secara kimia COD jumlahnya mencapai 1745,00 tonbulan dan cenderung naik setiap tahunnya.
Sementara itu kadar beban pencemaran logam berat timbal Pb dari Kali Angke adalah yang paling besar jika di bandingkan dengan logam
berat lainnya, yaitu sebesar 0,0825 tonhari. Hal ini selaras dengan peningkatan industri di DKI Jakarta. Tingginya logam berat tersebut
dikarenakan logam berat merupakan bahan suplemen yang harus ada dalam industri terutama industri elektronik, otomotif, cat dan lain-lain
Cordova, 2011. Terdapatnya logam berat pada ekosistem laut akan berpengaruh
terhadap biota yang ada di dalamnya, salah satunya adalah kerang hijau. Kerang hijau merupakan salah satu indikator pencemaran logam yang