b. Bahan Pangan
SNI Standar Nasional Indonesia mengeluarkan batas maksimum logam berat, khususnya logam Timbal Pb yang diperbolehkan ada pada
bahan pangan yang ada di Indonesia, Bahan pangan tersebut salah satunya adalah kerang-kerangan moluska dan teripang dengan kadar yang
diperbolehkan sebesar 1,5 mgkg SNI, 2009. Sejalan dengan SNI, Kepala Badan POM RI mengeluarkan peraturan nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun
2009 mengenai penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan, dengan batas maksimum cemaran Pb dalam kerang adalah
1,5 mgkg BPOM RI, 2009. Sedangkan menurut WHO 1989, batas maksimum kandungan logam timbal Pb dalam tubuh biota laut yang masih
cukup aman dikonsumsi manusia sebesar 0,7 mg atau 700 µg per minggu WHO, 1984.
4. Toksisitas dan Dampak Kesehatan Timbal Pb
Timbal Pb merupakan logam yang bersifat toksis terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengonsumsi makanan, minuman atau
melalui inhalasi udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat mata dan lewat parenteral. Toksisitas timbal bersifat akut dan kronis,
logam timbal Pb lebih bersifat toksik pada anak-anak. Toksisitas akut timbal menimbulkan gangguan gastroinstestinal, seperti kram perut, kolik dan
biasanya diawali dengan sembelit, mual, muntah-muntah dan sakit perut yang
hebat. Timbal bersifat akumulatif, berikut ini mekanisme toksisitas Pb berdasarkan organ yang dipengaruhinya Widiowati dkk., 2008.
a. Sistem Haemopoietik : dimana Pb menghambat sistem pembentukan
Hemoglobin Hb sehingga dapat menyebabkan anemia. b.
Sistem saraf : dimana Pb bisa menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar dan delirium.
c. Sistem urinaria : dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis,
loop of henle, serta menyebabkan aminosiduria. d.
Sistem gastro-intenstinal : dimana Pb menyebabkan kolik dan konstipasi.
e. Sistem kardiovaskular : dimana Pb bisa menyebabkan peningkatan
permiabilitas pembuluh darah. f.
Sistem reproduksi berpengaruh terutama terhadap gametotoksitas atau janin belum lahir menjadi peka terhadap Pb. Ibu hamil yang
terkontaminasi Pb bisa mengalami keguguran, tidak berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta hipospermia dan
teratospermia pada pria. g.
Sistem endokrin : dimana Pb mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal
h. Besifat karsinogenik dalam dosis tinggi.