responden untuk berbohong demi menjaga image bahwa kerang hijau yang mereka jual masih dalam kondisi yang baik.
Dalam penelitian ini, jika seseorang memiliki sikap yang positif akibat dari kesadaran dan pengetahuan tinggi mengenai bahaya suatu zat
pencemar yang dapat masuk kesuatu makanan. Maka kemungkinan besar akan menyebabkan orang tersebut berperilaku positif dengan cara
mengurangi atau menghentikan konsumsi makanan yang tercemar, agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan dikemudian hari.
Sedangkan saat ditanya mengenai pernyataan C9 mengenai “bahaya
kesehatan logam timbal Pb jika terkonsumsi kedalam tubuh manusia” sebanyak 67 responden menjawab setuju akan pernyataan tersebut. Hal
ini pada dasarnya sudah menunjukan hasil yang baik. Berarti masyarakat sekitar Kali Adem Muara Angke Jakarta sudah mengetahui bahwa logam
timbal Pb berbahaya bagi kesehatan manusia. Akan tetapi masyarakat belum mengetahui bahwa logam timbal Pb sudah berada atau sudah
mencemari kerang hijau yang ada di Perairan Muara Angke Jakarta. Oleh karena itu perlu adanya promosi kesehatan atau penyuluhan
terkait kondisi perairan dan laut, yang perlahan-lahan terus mengalami penurunan kualitas lingkungan. Promosi kesehatan ini dilakukan agar
masyarakat sekitar Kali Adem Muara Angke Jakarta mengetahui kondisi perairan dan laut yang sudah tercemar yang dapat secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi kualitas biota yang hidup di dalamnya termasuk kerang hijau.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat Kali Adem Mura Angke Jakarta didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadi pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau Perna viridis hasil budidaya masyarakat Kali Adem Muara Angke Jakarta
dengan persentase sebesar 90.9 atau sebanyak 10 dari 11 sampel kerang hijau Perna viridis mengandung logam timbal Pb.
Dengan nilai rata-rata sebesar 0,8 mgkg, konsentrasi tersebut masih dibawah nilai ambang batas yang sudah ditetapkan oleh BPOM yaitu
sebesar 1,5 mgkg. 2. Perilaku konsumsi masyarakat Kali Adem Muara Angke Jakarta
yang terpilih sebagai responden, memiliki nilai rata-rata konsumsi kerang hijau Perna viridis sebesar 11.47 grhari, nilai median
sebesar 5.75 grhari dan nilai maksimal mencapai 69.9 grhari. 3. Pengetahuan masyarakat Kali Adem Muara Angke Jakarta yang
terpilih sebagai responden mengenai pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau Perna viridis mayoritas berada pada kategori
rendah yaitu sebesar 55.3 dan sisanya memiliki kategori tinggi. 4. Sikap masyarakat Kali Adem Muara Angke Jakarta yang terpilih
sebagai responden mengenai pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau Perna viridis Mayoritas berada pada kategori sikap
yang negatif yaitu sebesar 53.3.
5. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau Perna
viridis dengan perilaku konsumsi kerang hijau Perna viridis tercemar logam timbal pada masyarakat Kali Adem Muara Angke
Jakarta tahun 2015. 6. Tidak terdapat hubungan antara sikap masyarakat mengenai
pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau Perna viridis dengan perilaku konsumsi kerang hijau Perna viridis tercemar
logam timbal pada masyarakat Kali Adem Muara Angke Jakarta tahun 2015.
B. Saran
1. Saran Bagi Masyarakat
a. Dengan ditemukannya kadar logam timbal Pb pada kerang hijau, diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dan mulai
mengurangi frekuensi dalam mengonsumsi kerang hijau. Mengingat dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh
logam timbal Pb bagi masyarakat yang mengonsumsinya.
b. Mayarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terkait dengan pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau Perna
viridis dan dampak kesehatan yang ditimbulkan, demi meningkatkan kesadaran dan mencegah timbulnya dampak
kesehatan yang dapat merugikan dikemudian hari.
c. Masyarakat diharapkan dapat lebih selektif dalam pemilihan kerang hijau untuk dikonsumsi, karena berdasarkan hasil
penelitian ini didapatkan bahwa kerang hijau yang memiliki ukuran lebih kecil atau umur hidupnya lebih muda mengandung
logam timbal Pb yang lebih sedikit atau rendah. 2.
Saran Bagi Pemerintah
a. Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan secara intensif dan berkala kualitas air dan laju pencemaran yang terjadi pada
ekosistem perairan. b. Pemeritah perlu meningkatkan pelaksanaan pengawasan terhadap
industri yang membuang limbah di perairan Teluk Jakarta, agar limbah yang di buang oleh industri tersebut masih dibawah baku
mutu yang di izinkan. c. Perlu adanya perbaikan ekosistem perairan guna mengurangi
pencemaran yang terjadi pada ekosistem perairan, salah satunya dapat menggunakan metode bioremediasi.
3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melihat besarnya jumlah keterpaparan logam timbal Pb pada individu atau masyarakat
biomarker yang mengonsumsi kerang hijau Perna viridis yang tercemar logam timbal Pb tersebut dan dapat meneliti variabel
lain terkait dengan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi yang berasal dari faktor reinforcing dan faktor enabling
seperti pengaruh keluarga dan tokoh masyarakat, status ekonomi, sarana dan prasarana atau akses untuk mendapatkan
kerang hijau
b. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melihat pencemaran logam timbal Pb pada jenis kerang lain, seperti kerang bulu,
kerang hijau, kerang batik dan hasil laut lain dan juga pengambilan sampel kerang hijau sebaiknya dilakukan selama
periode waktu tertentu dan dilakukan beberapa kali pengambilan, agar mendapatkan gambaran kondisi kerang hijau yang lebih
representatif. c. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melihat atau meneliti aspek
umur kerang hijau atau ukuran kerang hijau, terkait dengan perbedaan konsentrasi atau kadar logam timbal Pb pada kerang
hijau yang memiliki ukuran yang berbeda.