Paradigma Kesehatan Lingkungan TINJAUAN PUSTAKA

a. Udara ambient, b. Air, baik untuk konsumsi maupun keperluan lainnya c. Pangan atau makanan d. Binatang atau vektor e. Manusia melalui kontak langsung dengan manusia Media transmisi tidak akan memiliki potensial penyakit kalau didalamnya tidak mengandung agen penyakit. Penyakit tidak menular pada hakikatnya juga dapat dipindahkan melalui perantara media transmisi terkecuali vektor. Agen penyakit tidak menular seperti bahan kimia toksik yang berasal dari sebuah sumber seperti, limbah buangan industri, knalpot atau hasil buangan transportasi dan lain-lain dapat terbawa melalui media air, pangan atau udara Achmadi, 2013. Dalam kasus ini media transmisi penyakit dapat berupa air laut yang tercemar limbah industri, transportasi dan pencemaran sungai serta kerang hijau yang dijual untuk konsumsi masyarakat. 3. Simpul 3 Perilaku Pemajanan Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungannya yang mengandung potensi bahaya penyakit agen penyakit. Jumlah kontak pada setiap orang akan berbeda satu dengan yang lainnya tergantung kepada perilaku orang tersebut Achmadi, 2013. Contoh pada kasus ini adalah kadar Pb di dalam tubuh seseorang berbeda-beda tergantung kepada berapa banyak orang tersebut mengonsumsi makanan yang berpotensi tercemar logam Pb di dalamnya. Apabila kesulitan mengukur besaran agen penyakit, maka dapat juga mengetahui dengan cara tidak langsung yang disebut sebagai biomarker atau tanda biologi, contohnya adalah kadar Pb didalam darah atau urine. 4. Simpul 4 Kejadian Penyakit Kejadian penyakit merupakan outcame hubungan interaktif antara penduduk atau masyarakat dengan lingkungan yang membawa potensi bahaya gangguan kesehatan agen penyakit. Manifestasi dampak akibat hubungan antara penduduk atau masyarakat dengan lingkungan menghasilkan penyakit pada penduduk atau masyarakat. Terdapat tiga tingkatan atau gradasi penderita penyakit yakni akut, subklinik dan penderita penyakit kategori samar atau subtle Achmadi, 2013. Kelompok penderita penyakit akut pada umumnya memiliki gejala penyakit yang jelas dan spesifik. Pada umumnya kategori akut ditangani atau dirawat di rumah sakit. Sedangkan tipe yang kedua memiliki gejala tidak khas atau tidak jelas, namun dengan pemeriksaan tambahan dapat diketahui atau dikenali kelompok tersebut menderita penyakit atau tidak. Tipe ketiga adalah kelompok subtle atau samar yaitu tidak memiliki gejala baik secara klinis maupun laboratorium. Tipe terakhir adalah kelompok masyarakat sehat yang harus dilindungi agar terhindar dari ancaman agen penyakit. Dalam kasus ini kejadian penyakit dapat berupa kejadian penyakit kronis. Penyakit ini muncul dikemudian hari akibat dari paparan logam Pb secara terus menerus dari mengonsumsi kerang hijau yang memiliki kadar Pb melebihi nilai ambang batas secara terus menerus. 5. Simpul 5 Variabel Supra Sistem Kejadian penyakit itu sendiri dipengaruhi oleh kelompok variabel simpul 5, yakni variabel supra sistem. Termasuk didalamnya adalah variabel iklim, topografi dan keputusan atau kebijakan yang diambil atau dibuat. Sehingga dapat mempengaruhi setiap simpul yang mempengaruhi kejadian penyakit Achmadi, 2013. Dalam kasus ini variabel supra sistem dapat berupa nilai ambang batas kadar Pb yang diperbolehkan baik di air laut ataupun di dalam bahan pangan yang di tetapkan oleh pemerintah atau standar lain yang dapat digunakan serta diakui oleh masyarakat.

I. Kerangka Teori

Teori L. Green Green, 2005 Teori Simpul Achmadi, 2013 Gambar 2.3 Kerangka Teori Modifikasi Sumber : L. Green 2005 ; Achmadi, 2013, dan Mckenzie dkk 2006 Faktor Predisposisi - Pengetahuan - Sikap - Keyakinan - Nilai dan Tradisi Faktor Reinforcing - Dukungan Keluarga - Tokoh Masyarakat Faktor Enabling - Sarana dan Fasilitas - Akses Terhadap Kerang - Status Ekonomi Simpul 1 Sumber Pencemar Logam Timbal Pb - Limbah Industri - Limbah Transportasi - Limbah Domestik - Limbah Pertanian Simpul 2 Media Transmisi Pencemaran Logam Timbal Pb Di Air Laut Simpul 2 Media Transmisi Pencemaran Logam Timbal Pb Di Biota Laut Kerang Hijau Simpul 3 Perilaku Mengonsumsi Kerang Hijau Tercemar Logam Pb Simpul 4 Foodborn diseses atau gangguan efek kesehatan Menurut Mckenzie 2006 penyakit bawaan makanan foodborne disease adalah penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi makanan yang tercemar. Contoh pencemaran makanan adalah pencemaran oleh logam, salah satu nya adalah timbal Pb. Menurut teori simpul, kejadian suatu penyakit adalah hasil hubungan interaksi antara komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit dengan manusia. Pada simpul 1 menjelaskan mengenai sumber pencemaran timbal Pb yang menjadi agent penyakit, yang dapat berasal dari limbah industri, domestik, transportasi dll, kemudian simpul yang ke 2 merupakan media transmisi, dalam hal ini adalah air laut dan biota laut yaitu kerang hijau. Selanjutnya simpul yang ke 3 adalah perilaku pemajanan yang dalam hal ini adalah perilaku konsumsi kerang hijau tercemar logam Timbal Pb. Terakhir simpul ke 4 adalah kejadian sehat sakit, dalam hal ini adalah foodborne disease. Perilaku konsumsi kerang hijau tercemar logam Timbal Pb menurut Green dalam Notoadmojo 2010 dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor predisposisi, enabling dan reinforcing. Hasil uraian terkait simpul dan faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku makan tersebut, maka dapat dibentuk suatu kerangka teori seperti yang digambarkan oleh gambar 2.3. 55

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori pada BAB II, diketahui bahwa interaksi antara lingkungan yang membawa bahaya patogen dengan perilaku manusia dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Dalam penelitian ini bahaya di lingkungan adalah pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau Perna viridis, sedangkan interaksi terhadap manusia adalah perilaku konsumsi kerang hijau tercemar logam Pb. Pada penelitian ini difokuskan untuk meneliti hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku konsumsi kerang hijau tercemar logam timbal Pb pada masyarakat di Kali Adem Muara Angke Jakarta. Variabel-variabel lain yang tidak diteliti dikarenakan beberapa faktor, yaitu: a. Variabel Sumber Pencemaran Variabel ini adalah salah satu variabel yang tidak diteliti karena tidak terdapatnya data terkait dengan dari mana saja sumber pencemaran logam timbal Pb berasal. Baik dari sektor industri, sektor pertanian, sektor domestik dan sektor transportasi. Akan tetapi persentase sumber pencemar didapatkan melalui data sekunder. b. Variabel pencemaran logam Timbal Pb di laut Variabel ini tidak diteliti dikarenakan variabel ini tidak bersinggungan langsung terhadap masyarakat. Berbeda dengan variabel pencemaran logam timbal Pb pada kerang hijau yang langsung dikonsumsi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Variabel ini tidak diteliti karena masyarakat di Kali Adem Muara Angke Jakarta tidak menggunakan air laut untuk keperluan mandi, sehingga logam yang ada di laut tidak berpengaruh langsung terhadap masyarakat yang ada di Muara Angke Jakarta. c. Variabel foodborne disease atau gangguan kesehatan Variabel ini tidak diteliti karena untuk mendapatkan efek kesehatan atau foodborn disease dari logam timbal Pb. Membutuhkan waktu yang lama karena efek kesehatan akibat logam timbal Pb sebagian besar bersifat kronik. d. Variabel faktor enabling dan reinforcing Variabel faktor enabling dan reinfoceing ini tidak diteliti. Hal ini berdasarkan dari hasil observasi pada masyarakat di Kali Adem Muara Angke Jakarta bahwa faktor enabling dan reinforcing bersifat homogen pada masyarakat tersebut. Faktor enabling terkait dengan sarana dan fasilitas, dalam hal ini terkait dengan kedekatan akses masyarakat Kali Adem dengan kelompok budidaya kerang hijau yang ada disana, jadi diasumsikan semua masyarakat di Kali Adem memiliki kemudahan akses atau memiliki fasilitas pendukung terhadap terjadinya perilaku konsumsi kerang hijau yang sama. Sedangkan variabel status ekonomi tidak diteliti karena mayoritas masyarakat di Kali Adem Muara Angke Jakarta tergolong memiliki status ekonomi yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari pemukiman tempat meraka tinggal yang termasuk kedalam pemukiman kumuh yang terletak di kecamatan Penjaringan. Menurut data BPS DKI Jakarta, kecamatan Penjaringan memiliki jumlah rukun warga RW kumuh terbanyak jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di wilayah Jakarta Utara BPS DKI, 2013 Sementara itu dukungan tokoh masyarakat tidak diteliti, karena mayoritas tokoh masyarakat di Kali Adem Muara Angke Jakarta adalah pemilik dari budidaya kerang hijau yang ada disana. Sedangkan dalam penelitian ini pemilik budidaya kerang hijau tidak termasuk kedalam sampel penelitian ini yang secara otomastis dikeluarkan dari kriteria sampel yang diambil. Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Independent Variabel Dependent Gambar 3.1 Kerangka Konsep Perilaku Konsumsi Kerang Hijau Tercemar Logam Pb dalam mgkg Pengetahuan Masyarakat Tentang Kondisi Pencemaran Kerang Hijau oleh Logam Pb Sikap Masyarakat Tentang Kondisi Pencemaran Kerang Hijau oleh Logam Pb

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur, Hasil Ukur dan Skala Ukur No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Perilaku konsumsi kerang hijau tercemar logam pb Frekuensi responden dalam mengonsumsi kerang hijau tercemar logam Pb yang berasal dari kegiatan budidaya dalam satu bulan terakhir. Sedangkan pencemaran logam Pb pada kerang hijau dibuktikan melalui hasil uji laboratorium dengan menggunakan metode destruksi basah dan alat ukur Automic Absorbtion Spectrometer AAS Wawan cara Kuesioner No.D1- D4 1.Sering = Jika responden mengonsumsi kerang hijau mengandung Pb ≥ nilai median konsumsi kerang responden 2.Jarang = Jika responden mengonsumsi kerang hijau mengandung Pb nilai median konsumsi kerang responden distribusi data tidak normal Ordinal

2. Pengetahuan

responden tentang pencemaran kerang hijau oleh logam Pb Kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai pencemaran logam Pb yang terjadi baik di air dan kerang hijau yang mereka konsumsi. Wawan cara Kuesioner No. B1- B13 1. Tinggi = Jika jawaban benar ≥ nilai median 2. Rendah = Jika jawaban benar nilai median distribusi data tidak normal Ordinal 3. Sikap responden terkait pencemaran kerang hijau oleh logam Pb Tanggapan emosional responden yang merupakan reaksi perasaan responden terhadap pencemaran logam Pb yang terjadi baik di air dan kerang hijau yang mereka konsumsi Wawan cara Kuesioner No. C1- C10 1.Positif = Jika setuju dengan pencemaran logam timbal Pb yang terjadi pada kerang hijau yang ada di Kali Adem Muara Angke Jakarta ≥ nilai median 2. Negatif = Jika tidak setuju dengan pencemaran logam timbal Pb yang terjadi pada kerang hijau yang ada di Kali Aadem Muara Angke Jakarta nilai median distribusi data tidak normal Ordinal