Melaksanakan Differentiated teaching Kajian Teori

intelligences. 8 Berikut adalah tabel strategi instruksional dalam pembelajaran Differentiated teaching atas dasar multiple-intelligences. Tabel 2 Strategi Instruksional Dalam Pembelajaran Differentiated Teaching Atas Dasar Multiple-Intelligences Intelligensi Strategi instruksional Logis-matematis • Memainkan permainan logika. • Memilih situasi-situasi yang menginspirasi siswa untuk memikirkan tentang dan mengkonstruksikan pemahaman tentang angka-angka. • Membawa siswa ke laboratorium komputer, museum sains, dan pameran elektronik. • Mengerjakan kegiatan-kegiatan matematika bersama siswa. Linguistik • Membacakan untuk siswa dan meminta siswa membacakan untuk anda. • Mendiskusikan pengarang-pengarang buku dengan anak- anak. • Mengajak siswa ke perpustakaan dan toko buku. • Meminta siswa untuk membuat catatan harian. Musikal • Menyediakan tape recorder bagi siswa. • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memainkan alat musik. • Menciptakan peluang kepada siswa untuk menggubah musik. • Mengajak siswa ke konser musik. Spasial • Memiliki bahan-bahan kreatif untuk digunakan siswa. • Memerintahkan siswa untuk melacak maze dan membuat grafik. • Mengajak siswa ke museum seni. • Memerintahkan siswa untuk memvisualisasikan tempat mereka berada, menggambar peta berdasarkan pengalamannya. Bodily- kinesthetic • Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan kegaitan fisik. • Memberikan area tempat siswa dapat bermain. • Mengajak siswa ke even olahraga atau pertunjukkan balet. • Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan menari. Interpersonal • Mendorong siswa untuk bekerja berkelompok. • Membantu siswa mengembangkan keterampilan komunikasi. 8 Richard I. Arends, Learning to Teach Belajar untuk Mengajar Edisi ke-7 buku dua, ..., h. 126. • Menyediakan permainan-permainan kelompok untuk dimainkan siswa. Intrapersonal • Mendorong siswa untuk memiliki hobi dan minat. • Mendorong siswa untuk menggunakan imajinasinya. • Menyimak perasaan siswa dan memberikan umpan balik sensitif kepada siswa. • Memerintahkan siswa untuk membuat catatan hadiah dan buku tempel untuk menyimpan berbagai ide dan pengalaman. Naturalis • Mengajak siswa ke museum sains. • Membangun pusat belajar alam di kelas. • Melibatkan siswa dalam kegiatan alam outdoor. • Memerintahkan siswa untuk membuat koleksi flora dan fauna. b. Diferensiasi kurikulum Differentiated teaching dapat berjalan efektif jika materi kurikulumnya didiferensiasikan. Maksudnya, siswa dengan tingkat kemampuan, minat, dan kesiapan belajar yang berbeda materi pelajarannyapun harus dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini dapat berarti memadatkan materi kurikulum bagi sebagian siswa dan memperluas materi kurikulum bagi sebagian siswa lainnya. c. Memadatkan kurikulum dan pengajaran Guru dapat memadatkan kurikulum bagi siswa yang mempunyai tingkat pemahaman yang baik tentang pengetahuan dan kemampuan terkait dengan pelajaran tersebut. Hal ini berarti mereview isi pelajaran tersebut dengan cepat kemudian memberikan kesempatan kepada sebagian siswa untuk melanjutkan ke ide, konsep, dan kemampuan yang lebih tinggi dan lebih komplek lagi. d. Tiered activities Dalam melaksanakan Differentiated teaching, guru dapat menggunakan Tiered activities kegiatan yang dibuat bertingkat-tingkat, tujuannya agar seluruh siswa dapat memfokuskan pada pemahaman dan kemampuan yang sama tetapi dengan tingkat abstraksi dan kompleksitas yang berbeda-beda. Dalam Tiered activities penting bagi guru untuk menaikkan tantangan bagi siswa yang memiliki pengetahuan atau kemampuan khusus di bidang-bidang tertentu. e. Problem-Based learning Problem-Based learning menjadikan siswa berperan aktif dalam menginvestigasi masalah yang membingungkan mereka, serta masalah-masalah yang tidak jelas penyelesaiannya. Dengan menerapkan Problem-Based learning dalam pembelajaran siswa dapat menyelidiki permasalahan tersebut dan menentukan solusinya dengan banyak cara. Problem-Based learning memungkinkan siswa kratif dalam memecahkan masalah dengan kemampuan dan bakatnya masing-masing, mengidentifikasi berbagai masalah, maupun merancang proyek yang dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya. f. Cooperative learning Cooperative learning merupakan salah satu strategi penting dalam Differentiated teaching. Dalam Cooperative learning siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian guru menyediakan tugas-tugas terdiferensi di berbagai kelompok. Kelompok yang tersusun dari berbagai tingkat kemampuan, memungkinkan siswa saling bekerja sama, menggunakan kemampuan belajar siswa yang bervariasi, dan saling memberikan kontribusi kepada kelompok lain secara keseluruhan sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing. “Cooperative learning sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan.” 9 Pembelajaran Cooperative learning menuntut siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga antar anggota kelompok saling berdiskusi, berargumentasi, dan saling membantu. Tujuannya adalah untuk mengasah kemampuan yang telah dikuasai siswa dan meminimalisir kesenjangan kemampuan diantara anggota kelompoknya.

6. Mengimplementasikan lingkungan belajar yang kondusif untuk

Differentiated teaching Salah satu praktik untuk mendiferensiasikan pengajaran adalah penggunaan flexible grouping pengelompokkan fleksibel. Flexible grouping adalah praktik menempatkan siswa di kelompok-kelompok yang lebih kecil untuk subjek-subjek 9 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008, h. 5.