B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Menurut penelitian Johnsen dengan judul “Adapting instruction with
heterogenous groups. Gifted Child today” tahun 2003 menyimpulkan bahwa penggunaan teknik differentiated dalam pembelajaran dapat
merangsang minat siswa.
13
2. Menurut penelitian McAdamis dengan judul “Teachers tailor their
instruction to meet a variety of student needs” tahun 2001 menyimpulkan bahwa dengan differentiated instruction siswa lebih termotivasi dan lebih
antusias dalam belajar.
14
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
1. Differentiated teaching dengan strategi instruksional Cooperative learning
dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. 2.
Differentiated teaching dengan strategi instruksional Cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
13
Pearl Subban, A Research Basis Supporting Differentiated Instruction, http:www.aare.edu.au06papsub06080.pdf
[13 Oktober 2009].
14
Pearl Subban, A Research Basis Supporting Differentiated Instruction, http:www.aare.edu.au06papsub06080.pdf
[13 Oktober 2009].
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai dengan Desember 2009 di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta yang beralamat di Komplek dosen
UIN Jakarta Jl. Ibnu Taimia IV Ciputat Tangerang kelas XA tahun pelajaran 20092010.
B. Metode dan Desain Intervensi TindakanRancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas PTK. PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa.
1
PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Istilah kelas dalam PTK mengandung makna
sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah
pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik.
2
Prosedur pelaksanaan PTK terdiri dari rangkaian beberapa siklus yang berulang. “Siklus adalah satu putaran kegiatan yang beruntun yang kembali ke
langkah semula.”
3
Setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu perencanaan planning, pelaksanaan tindakan action, pengamatanobservasi
observation, dan refleksi reflection. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai berdasarkan indikator keberhasilan kerja. Keempat
tahapan dari suatu siklus dalam sebuah PTK digambarkan dalam sebuah gambar berikut:
1
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research – CAR, dalam Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h. 3.
2
Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru, dalam Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h. 61.
3
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, ..., h. 20.
26
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi
Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus selanjutnya
Gambar 1: Siklus Dalam PTK
Sumber: Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h. 16
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat tahap kegiatan. Berikut deskripsi dari empat tahap kegiatan tersebut:
a. Perencanaan planning
Setelah mengamati kondisi real pembelajaran yang terjadi di kelas, kemudian peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi. Selanjutnya
peneliti merencanakan tindakan apa yang akan dikenakan terhadap subjek penelitian. Pada tahap perencanaan, meliputi kegiatan:
1. Mengembangkan perangkat pembelajaran, merancang skenario pembelajaran, merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.
2. Merancang instrumen penelitian.
b. Pelaksanaan tindakan action
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan penelitian sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dalam RPP.