Pertemuan ke-10 23 November 2009 Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

Selama tindakan penelitian berlangsung guru kolaborator mengamati jalannya tindakan, dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II. Dengan menggunakan cara perhitungan yang sama dengan siklus I dalam menentukan skor aktivitas belajar matematika siswa, diperoleh data aktivitas belajar matematika siswa siklus II. Berikut data persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus II dalam tabel 9: Tabel 9 Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II No Aktivitas belajar matematika siswa Rata- rata 1 Memperhatikan penjelasan temanguru 93,40 2 Menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan temanguru 59,00 3 Menanyakan materi yang belum dipahami kepada temanguru 80,28 4 Terlibat dalam diskusi kelompok 74,11 5 Meresponmenjawab pertanyaan temanguru 72,68 6 Menyalinmencatat materi pembelajaran 80,50 7 Menggambar grafik 90,60 8 Mengerjakan tugas pembelajaran 84,26 9 Menganalisis permasalahan persoalan 87,56 10 Memecahkanmenjawab permasalahanpersoalan 88,70 Rata-rata 81,11 Dari data yang tercantum pada tabel 9 terlihat bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II sebesar 81,11 yang berada pada kategori aktif. Pada siklus II terjadi peningkatan persentase aktivitas belajar sebesar 13,5 dari siklus I. Berdasarkan data pada tabel 9 dan data catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa, penulis deskripsikan aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II berdasarkan indikator aktivitas belajar sebagai berikut: 1. Visual activities Aktivitas belajar matematika siswa dalam indikator visual activities adalah memperhatikan penjelasan temanguru. Sama halnya dengan siklus I, aktivitas memperhatikan penjelasan temanguru merupakan aktivitas yang paling tinggi jika dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Semua siswa baik yang berkemampuan akademik tinggi, sedang, maupun rendah cenderung sering dalam memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan temanguru. Terdapat siswa berkemampuan tinggi aktif memperhatikan penjelasan hanya ketika materi itu baru baginya dan belum diketahui sebelumnya, tetapi jika materi itu sudah diketahui sebelumnya maka dia tidak terlalu memperhatikan penjelasan tersebut. Siswa berkemampuan sedang aktif memperhatikan ketika materi tersebut hal baru baginya, sudah dipelajari sebelumnya, mudah untuk dipahami, dan enak dalam penyampaiannya, tetapi jika materinya sukar untuk dipahami mereka merasa pusing dan lebih senang mengalihkannya pada mengobrol. Siswa berkemampuan rendah aktif memperhatikan penjelasan ketika mereka lagi fresh otaknya, mood nya sedang on, dan materi tersebut mudah dicerna. Alasan mereka tidak memperhatikan penjelasan karena tidak suka dengan pelajaran matematika. Menurut instrumen catatan evaluasi tindakan penelitian salah satu faktor yang menyebabkan siswa memperhatikan penjelasan temanguru khususnya bagi siswa yang berkemampuan akademik rendah adalah letak posisi duduk mereka berada paling depan kelas sehingga mudah dikontrol, hal inilah yang menjadi salah satu perbaikan pada siklus II. 2. Oral activities Deskripsi masing-masing aktivitas belajar oral activities adalah sebagai berikut: 1 Menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan temanguru. Sama halnya dengan siklus I aktivitas menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan temanguru merupakan aktivitas terendah di siklus II. Namun pada siklus II aktivitas ini sedikit lebih baik daripada siklus I, hal ini dikarenakan akibat dari perubahan anggota kelompok yang lebih cocok dengan siswa, sehingga diantara mereka lebih mudah dalam menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan. Mereka berusaha menjelaskan kembali jika temannya meminta untuk diajarkan. 2 Menanyakan materi yang belum dipahami kepada temanguru. Pada siklus II aktivitas ini lebih baik dari aktivitas sebelumnya sehingga siswa cenderung sering bertanya atas materi yang belum dipahaminya, hal ini terkait dengan perubahan