Pertemuan ke-3 28 Oktober 2009 Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

memfaktorkan. Dengan cara terbalik, siswa diminta untuk menyusun persamaan kuadrat atas akar-akar persamaan kuadrat yang telah diketahuinya. Siswa diminta untuk menemukan cara lain dalam menyusun persamaan kuadrat melalui rumus hasil jumlah dan kali akar-akar persamaan kuadrat yang telah diketahui sebelumnya. Selanjutnya siswa menyimpulkan rumus-rumus dalam menyusun persamaan kuadrat yang akar-akarnya diketahui. Siswa mencoba dan mendiskusikan soal latihan yang diberikan. Dengan menggunakan rumus-rumus dalam menyusun persamaan kuadrat yang diketahui sebelumnya, siswa mencoba dan mendiskusikan dalam menyusun persamaan kuadrat yang akar-akarnya mempunyai hubungan dengan akar-akar persamaan kuadrat lainnya melalui soal latihan yang diberikan. Menurut catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa bahwa separuh kelompok aktif melaksanakan diskusi aktif menjadi totur sebaya bagi anggota yang lain, saling berbagi pemahaman masing-masing anggota kelompok. Sebagian kelompok lagi anggotanya cenderung mengerjakan tugas-tugas pembelajaran secara sendiri-sendiri dan ketika menghadapi kesulitan dalam mengerjakan siswa tersebut lebih memilih bertanya kepada guru daripada mendiskusikannya dengan anggota yang lain, sehingga peran guru cenderung dominan dalam pembelajaran kali ini.

5. Pertemuan ke-5 4 November 2009

Menggambar grafik fungsi kuadrat adalah materi yang diajarkan pada pertemuan ke-5. Pembelajaran dihadiri oleh 33 siswa sedangkan 2 siswa lainnya tidak hadir. Setelah siswa duduk berdasarkan kelompoknya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan konsep grafik fungsi kuadrat melalui slide-slide power point. Setelah siswa paham konsep grafik fungsi kuadrat, siswa mencoba dan mendiskusikan dalam menggambar grafik fungsi kuadrat melalui hand out yang diberikan. Kegiatan Diffrentited teaching yang dikembangkan pada pertemuan ke-5 ini adalah menyediakan alternatif cara bagi siswa dalam mengeksplorasi konsep materi. Bentuknya adalah guru memberikan alternatif cara lain dalam menggambar grafik fungsi kuadrat. Jika cara yang pertama adalah dengan menentukan terlebih dahulu koordinat titik potong dengan sumbu x dan sumbu y, menentukan persamaan sumbu simetri, menentukan koordinat titik puncak, baru kemudian menghubungkan titik-titik koordinat tersebut sehingga terbentuk grafik fungsi kuadrat, maka cara alternatif lain yang ditawarkan dalam menggambar grafik fungsi kuadrat adalah dengan cara pergeseran. Menurut catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa bahwa secara garis besar pembelajaran berjalan dengan baik, namun diskusi kelompok kurang berjalan secara maksimal karena dari 11 kelompok hanya 4 kelompok kelompok 1, 2, 7, 11 yang melaksanakan diskusi secara aktif dan kontinu. Ketidakmaksimalan dalam berdiskusi dikarenakan masing-masing siswa cenderung mengerjakan hand out secara sendiri-sendiri, siswa yang biasa menjadi tutor sebaya tidak hadir, dan posisi tempat duduk siswa berkemampuan sedang dan rendah kurang dapat menjangkau siswa berkemampuan tinggi. Menggambar grafik fungsi kuadrat, hasil yang diperoleh bahwa 27 siswa berhasil menggambar grafik dengan baik berserta langkah-langkahnya, sedangkan 6 siswa 2 berkemampuan sedang, 4 rendah belum sepenuhnya benar dalam menggambar grafik fungsi kuadrat.

6. Pertemuan ke-6 9 November 2009

Pertemuan ke-6 siswa mempelajari materi aplikasi persamaan kuadrat dalam kehidupan sehari-hari. Semua siswa yang berjumlah 35 siswa hadir dalam pertemuan ke-6 ini. Guru memberikan hand out pembelajaran yang menyajikan permasalahan-permasalahan terkait aplikasi persamaan kuadrat. Siswa mencermati sendiri contoh permasalahan yang diberikan beserta penyelesainnya. Selanjutnya siswa mendiskusikan dengan anggota kelompok yang lain terkait permasalahan aplikasi persamaan kuadrat dalam hand out. Sementara itu, guru memfasilitasi kelompok yang mengalami kesulitan. Dalam diskusi kelompok posisi tempat duduk siswa ditentukan sedemikian rupa sehingga siswa berkemampuan tinggi harus duduk di tengah mengapit siswa berkemampuan sedang dan rendah. Hal ini sebagai solusi dari salah satu penyebab dari ketidakaktifan siswa dalam berdiskusi pada pertemuan sebelumnya. Dengan cara posisi duduk yang ditentukan ini keaktifan diskusi kelompok lebih baik daripada pertemuan sebelumnya, yakni 7 kelompok kelompok 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11 aktif melakukan diskusi. Data isian siswa dalam menyelesaikan permasalahan aplikasi persamaan kuadrat yang terdiri dari 5 soal, total 12 siswa berkemampuan tinggi diantaranya 4 siswa dapat mengerjakan semua soal dengan sistematis dan benar, 6 siswa dapat mengerjakan 4 soal dengan sistematis dan benar, 2 siswa dapat mengerjakan 2 soal dengan sistematis dan benar. Siswa berkemampuan sedang, 4 siswa diantaranya dapat mengerjakan 4 soal dengan sistematis dan benar, 1 siswa dapat mengerjakan semua soal dengan benar tetapi kurang sistematis, sisanya dapat mengerjakan kurang dari 3 soal dengan benar tetapi kurang sistematis. Sedangkan siswa berkemampuan rendah 2 siswa diantaranya dapat mengerjakan 4 soal dengan benar tetapi kurang sistematis, dan sisanya dapat mengerjakan tidak lebih dari 2 soal itupun dengan langkah yang kurang sistematis.

7. Pertemuan ke-7 11 November 2009

Pertemuan ke-7 dilaksanakan tes formatif akhir siklus I, tes ini diikuti oleh 35 siswa. Tes formatif akhir siklus I mengukur kemampuan siswa atas kompetensi dasar dalam siklus I. Kisi-kisi soal dan instrumen tes formatif akhir siklus I penulis lampirkan pada halaman lampiran. Hasil yang diperoleh dari tes formatif akhir siklus I bahwa persentase siswa tuntas dan memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 37,14. Gambar 8 Tes Formatif Akhir Siklus I Selain deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus I yang telah diuraikan, juga terdapat data aktivitas belajar matematika siklus I yang diperoleh dari instrumen aktivitas belajar matematika siswa. Selama tindakan berlangsung guru kolaborator mengamati aktivitas belajar matematika siswa dan mengisinya dalam instrumen aktivitas belajar matematika siswa. Dalam mengisi instrumen aktivitas belajar matematika siswa, guru kolaborator memberikan skor 1 – 3 terhadap kolom aktivitas belajar matematika siswa. Setiap pernyataan aktivitas belajar matematika siswa dihitung nilai persentasenya. Persentase setiap pernyataan aktivitas belajar matematika siswa merupakan rasio total skor dan jumlah siswa yang hadir dikalikan tiga. Persentase setiap pernyataan aktivitas belajar matematika siswa dirata-ratakan sehingga menjadi rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan tersebut. Penulis menghimpun data persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I yang tersusun dalam tabel 7: Tabel 7 Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I No Aktivitas belajar matematika siswa Rata- rata 1 Memperhatikan penjelasan temanguru 80,04 2 Menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan temanguru 41,60 3 Menanyakan materi yang belum dipahami kepada temanguru 64,61 4 Terlibat dalam diskusi kelompok 62,44 5 Meresponmenjawab pertanyaan temanguru 50,51 6 Menyalinmencatat materi pembelajaran 84,17 7 Menggambar grafik 73,70 8 Mengerjakan tugas pembelajaran 87,40 9 Menganalisis permasalahan persoalan 63,82 10 Memecahkan menjawab permasalahanpersoalan 67,84 Rata-rata 67,61 Dari data tabel 7 tersebut diketahui bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I sebesar 67,61. Hasil pencapaian ini jika dibandingkan dengan tabel kategori aktivitas belajar maka berada pada kategori kurang aktif. Dalam siklus I keaktifan belajar siswa didominasi pada aktivitas memperhatikan penjelasan temanguru, menyalinmencatat materi pembelajaran, dan mengerjakan tugas pembelajaran. Sedangkan aktivitas selain itu masih kurang aktif. Berdasarkan data pada tabel 7, catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa, catatan tindakan penelitian dan data hasil wawancara, penulis