Hipotesis Tindakan Meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa melalui differentlated teaching

Perencanaan SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan Pengamatan Siklus selanjutnya Gambar 1: Siklus Dalam PTK Sumber: Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h. 16 Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat tahap kegiatan. Berikut deskripsi dari empat tahap kegiatan tersebut:

a. Perencanaan planning

Setelah mengamati kondisi real pembelajaran yang terjadi di kelas, kemudian peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan apa yang akan dikenakan terhadap subjek penelitian. Pada tahap perencanaan, meliputi kegiatan: 1. Mengembangkan perangkat pembelajaran, merancang skenario pembelajaran, merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. 2. Merancang instrumen penelitian.

b. Pelaksanaan tindakan action

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan penelitian sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dalam RPP.

c. Pengamatanobservasi observation

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator. Guru kolaborator melakukan pengamatan dan mendokumentasikan semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran, baik kelemahan metode pembelajarannya, ketidaksesuaian antara tindakan dengan skenario pembelajaran, maupun respon subjek penelitian yang berbeda dengan yang diharapkan. Selain itu guru kolaborator memberikan penilaian terhadap instrumen penelitian aktivitas belajar matematika.

d. Refleksi reflection

Peneliti beserta guru kolaborator mengevaluasi tindakan penelitian yang telah dilakukan, baik itu kelemahan metode pembelajaran, ketidaksesuaian antara tindakan dengan skenario pembelajaran, maupun respon subjek penelitian yang berbeda dengan yang diharapkan. Hasil yang diperoleh dalam siklus ini dibandingkan dengan indikator keberhasilan kinerja, apakah sudah mencapai keberhasilan kinerja yang diharapkan atau belum, jika belum hasil evaluasi ini menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan hal apa saja yang perlu diperbaiki dalam tindakan siklus selanjutnya.

C. Indikator keberhasilan kinerja

Terdapat dua indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian tindakan ini, yaitu: 1 Persentase aktivitas belajar matematika siswa selama satu siklus mencapai 75, yang diperoleh dari rata-rata skor aktivitas dalam instrumen aktivitas belajar matematika siswa. Peneliti mengembangkan kategori-kategori aktivitas belajar matematika siswa sebagai ukuran dalam menggambarkan bagaimana aktivitas belajar matematika siswa yang dicapai. Kategori-kategori tersebut tercantum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3 Kategori Aktivitas Belajar Siswa Kategori Deskripsi Kurang aktif Persentase aktivitas belajar siswa mencapai ≤ 60. Cukup aktif Persentase aktivitas belajar siswa mencapai 60 – 74. Aktif Persentase aktivitas belajar siswa mencapai 75 – 99. Sangat aktif Persentase aktivitas belajar siswa mencapai 100. Indikator keberhasilan kinerja aktivitas belajar matematika siswa yang ditetapkan yakni sebesar 75. Hal ini jika dibandingkan dengan tabel kategori aktivitas belajar maka berada pada rentang batas bawah kategori aktif. Panduan penyelenggaraan pembelajaran tuntas Mastery Learning Depdiknas menyatakan bahwa skor batas pencapaian ketuntasan belajar Mastery Learning adalah 75. 4 2 Hasil belajar matematika siswa berupa nilai tes formatif akhir siklus menunjukkan 60 siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal KKM yang ditetapkan oleh MA Pembangunan UIN Jakarta yakni 6,5. Jika kedua indikator kinerja tersebut terpenuhi maka penelitian tindakan ini berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah satu atau kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan disertai dengan adanya perbaikan-perbaikan yang menjadi kekurangan dari siklus sebelumnya.

D. SubjekPartisipan yang terlibat dalam Penelitian

Partisipan dalam penelitian tindakan ini adalah siswa-siswi kelas XA Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 20092010, dengan jumlah siswa putra 20 orang dan putri 15 orang sebagai subjek penelitian, dua orang guru kolaborator, dan peneliti.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana tindakan penelitian dan pewawancara terhadap subjek penelitian. Peneliti bekerja sama dengan dua orang guru kolaborator, guru kolaborator pertama bertugas: a Mengamati aktivitas belajar matematika siswa dan menulisnya dalam instrumen catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa, serta memberikan skor pada instrumen aktivitas belajar matematika siswa. b Mengamati pelaksanaan tindakan penelitian dan menuangkannya dalam lembar catatan evaluasi tindakan 4 Akhmad Sudrajat, Pembelajaran Tuntas Mastery learning dalam KTSP, http:akhmad sudrajat.wordpress.com20091102pembelajaran-tuntas-mastery-learning-dalam-ktsp [13 Oktober 2009].