Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan

dengan alokasi waktu masing-masing tindakan dan tes adalah 2 x 45 menit 2 jam pembelajaran. Strategi instruksional yang digunakan pada model pembelajaran Differentiated teaching dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah Cooperative learning . Subjek penelitiansiswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen, masing-masing kelompok berjumlah tiga atau empat siswa yang terdiri dari kombinasi siswa dengan kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah, atau juga tinggi dan sedang. Tujuan dari dibentuknya kelompok heterogen ini adalah agar siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dapat membantu siswa lain yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi matematika, sehingga terjadi tutor sebaya diantara siswa anggota kelompok. Pada akhirnya semua anggota kelompok dapat memahami materi dengan baik. Peran peneliti selama siswa mendiskusikan materi yang dipelajari adalah memfasilitasi kelompok yang mengalami kesulitan dan mengarahkannya, serta peneliti lebih banyak perhatian pada mengajari individu-individu secara sendiri- sendiri atau dalam kelompok-kelompok belajar yang fleksibel flexible grouping. Selama pembelajaran disiklus I kelompok yang telah terbentuk tidak mengalami perubahan. Berikut adalah deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus I pada setiap pertemuan:

1. Pertemuan ke-1 21 Oktober 2009

Materi pembelajaran yang disampaikan pada pertemuan ke-1 adalah menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara memfaktorkan dan melengkapkan kuadrat sempurna. Terdapat 32 siswa yang mengikuti pembelajaran yang tersebar dalam 11 kelompok, sedangkan 3 siswa lainnya tidak hadir. Setiap siswa diberikan hand out untuk memudahkan mereka dalam memahami materi pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus berbentuk petanyaan kepada siswa mengenai cara memfaktorkan bentuk kuadrat aljabar satu variabel yang telah diketahuinya di SMPMTs, kemudian guru memberikan informasi mengenai bentuk umum persamaan kuadrat dan metode dalam menyelesaikan persamaan kuadrat. Secara berkelompok siswa mendiskusikan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait materi pembelajaran yang tersedia dalam hand out, mencermati contoh permasalahan dalam menentukan akar-akar persamaan kuadrat, menyelesaikan permasalahan berdasarkan contoh yang telah dipahaminya, menyelesaikan kemampuan minimal yang harus dijawab dengan benar oleh siswa, dan menyelesaikan soal tantangan terkait materi pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari instrumen catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa bahwa kelompok yang aktif melakukan diskusi adalah kelompok 2, 5, 10, dan 11 mereka turut aktif mendiskusikan hasil jawaban dan memecahkan permasalahan. Sedangkan tujuh kelompok lainnya kurang maksimal dalam berdiskusi. Penyebab kurang aktifnya siswa dalam berdiskusi dikarenakan masing-masing siswa cenderung dapat mengatasi permasalahan dalam hand out- nya secara sendiri-sendiri, anggota kelompok yang lainnya tidak hadir, kurang maksimalnya peran tutor sebaya, siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi tidak mau berbagi dalam menjelaskan kepada anggota yang lainnya sehingga anggota yang lain lebih banyak bertanya kepada guru ketimbang mendikusikannya. Data yang diperoleh dari isian siswa dalam hand out pembelajaran penulis deskripsikan berdasarkan kemampuan akademik siswa sebagai berikut: • Siswa berkemampuan tinggi Siswa berkemampuan tinggi sebagian besar dari mereka dapat mengerjakan isian hand out dengan baik dan benar. Dalam menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara memfaktorkan terdapat 11 siswa yang mengerjakan sesuai dengan contoh yang diberikan, namun terdapat 1 siswa yang mengerjakan dengan caranya sendiri dan berbeda dengan cara pada contoh.