Manfaat Penelitian Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

1. Differentiating the Content The content refers to the knowledge and skill that students are to learn. 2. Differentiating the Proses The process is the performance task that enables students to practice and make sense of the content. Differentiating the process provides students with alternative paths to explore the concepts. Students may, for example, creat a graphic organizer to illustrate their comprehension of a particular concept. By modifying the complexity of the graphic organizer for certain students, the teacher can provide multiple levels of cognitive processing for those with varying abilities. 3. Differentiating the Product The product is the outcome of the lesson-an assessment or project.” 3 Penulis mengintisarikan dari pendapatnya Tomlinson tersebut bahwa: Dalam Differentiated instruction terdapat tiga elemen yang dapat didiferensiasikan yaitu isi content, proses, dan produk. 1. Diferensiasi isi content Isi content merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari siswa. 2. Diferensiasi proses Proses merupakan tugas yang dapat memungkinkan siswa untuk berlatih dan memahami isi content materi. Dalam diferensiasi proses: • Menyediakan berbagai alternatif cara dalam mengeksplorasi konsep materi. • Mengilustrasikan konsep materi agar mudah dipahami. • Memodifikasi kompleksitas pengilustrasian dari berbagai tingkatan kognitif siswa. 3. Diferensiasi produk Produk merupakan hasil dari suatu pelajaran, dapat berupa sebuah penilaian atau proyek. ASCD Association of Supervision and Curriculum Development mengartikan Differentiated teaching sebagai suatu bentuk pengajaran yang berusaha memaksimalkan pertumbuhan belajar siswa dengan berusaha mengerti siswa itu sampai di tingkat mana kemampuan belajarnya, kemudian membantunya untuk lebih berkembang dan lebih maju. Dalam praktiknya, Differentiated 3 Basia Hall, Differentiated Instruction, http:www.pearsonschool.comliveassets200916 MatMon092625HS2011Hall_20703_1.pdf [5 Oktober 2009] teaching membedakan pengalaman-pengalaman belajar siswa sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Aktivitas belajar dan materi pembelajaran dibuat bervariasi dalam segi kesukaran untuk menantang siswa pada tingkat kesiapan yang berbeda. 4 Siswa akan belajar dengan enjoy jika siswa diberikan pengalamanaktivitas belajar yang menantang dan tidak merasa tertekan. Menurut Ametembun dalam mendiferensiasikan pengajaranpembelajaran menghendaki: • Mempelajari diferensi-diferensi perbedaan-perbedaan perserta didik dalam pemahaman, gaya-gaya pembelajaran, dan minat-minat. • Merencanakan pembelajaran yang sesuai guna meningkatkan pembelajaran yang berbeda-beda. • Menstruktur tugas-tugas untuk menganekaragamkan kompleksitas. 5 Di bagian lain, Ametembun memandang diferensiasi sebagai solusi atas permasalahan guru-guru yang mengajar siswa-siswa di sebuah kelas yang “mixed- ability” kemampuan yang beragam termasuk yang berbakat dan berabilitas. Dalam praktik diferensiasi, guru seyogyanya harus memberikan suatu varietas opsi-opsi pembelajaran. Guru dapat mendiferensiasikan kurikulum melalui content, proses, dan produk. Diferensiasi content artinya memberikan siswa-siswa bahan-bahan ajaran yang berbeda untuk dipelajari. Diferensiasi proses adalah memadatkan kurikulum, artinya membedah kurikulum ke dalam esensial-esensial, sehingga siswa-siswa berbakat dapat bergerak lebih cepat ke bahan yang lebih sesuai bakat. Diferensiasi produk terjadi bila guru memperbolehkan murid-murid mendemonstrasikan pembelajarannya melalui format-format asesmen yang diferen berbeda. Dari pengertian-pengertian Differentiated teaching yang telah diuraikan di atas, penulis menyimpulkan bahwa Differentiated teaching merupakan model pembelajaran yang memperhatikan keragaman karakteristik siswa. Dalam melaksanakan Differentiated teaching content isi, proses, dan produk pembelajaran dibuat bervariasi sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang 4 Martha Kaufeldt, Wahai Para Guru, Ubahlah Cara mengajarmu, Jakarta: PT. Indeks, 2008, h. 2. 5 Ametembun, Memahami Diferensi-Diferensi dan Mendiferensiasikan Pembelajaran Peserta Didik, Bandung: SURI, 2006, h. 82 dan h. 95. memiliki kemampuan tinggi gifted dan talented diberikan pengalamanaktivitas belajar yang menantang sesuai dengan kemampuannya, tujuannya adalah agar proses pembelajaran tidak membosankannya. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan sedang atau rendah disabilitas diberikan pengalamanaktivitas belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, sehingga mereka dapat belajar tanpa merasa tertekan. Dengan strategi pembelajaran Differentiated teaching diharapkan siswa dapat belajar sesuai dengan potensinya, sehingga potensi belajar siswa termaksimalkan dengan baik.

2. Latar belakang Differentiated teaching

Sebelum dilakukannya Differentiated teaching dalam pembelajaran, guru semestinya memperhatikan latar belakang yang menyebabkan dilakukannya Differentiated teaching dalam pembelajaran. Diantara latar belakang tersebut adalah: a. Kemampuan dan inteligensi siswa Secara tidak langsung seorang guru mampu memahami perbedaan kemampuan siswa dalam belajar di kelasnya. Tentunya terdapat siswa dengan kemampuan belajar tinggi, sedang, atau pun rendah. Namun, secara ilmiah terdapat instrumen yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam belajar. Salah satu instrumen tersebut adalah dengan tes IQ Intelligence Quotient. Hasil yang diperoleh dari tes IQ adalah skor IQ yang menggambarkan perbandingan antara umur mental terhadap umur kronologis siswa dikalikan 100. Semakin tinggi skor IQ siswa semakin tinggi pula kemampuan belajarnya. Selain IQ yang dikonsepkan oleh Woolfolk, Howard Gardner juga mengidentifikasi adanya delapan inteligensi yang dimiliki oleh setiap individu manusia, yakni: logical-mathematical, lingusitic, musical, spatial, bodily- kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Setiap individu memiliki kekuatan inteligensi yang berbeda dengan individu-individu lainnya. Dengan memperhatikan keragaman siswa dalam kemampuan belajarnya, semestinya guru melakukan pembelajaran yang mengakomodasi inteligensi siswa.