Analisis Data Analisis Data dan Hasil Temuan Penelitian
disampaikan temanguru. Antusiasme mereka dalam pembelajaran rata-rata mereka sangat antusias dengan berbagai alasan diantaranya suka dengan
matematika, berencana masuk jurusan IPA, materi mudah untuk dipahami. Sebagian besar siswa tidak merasa terbebani dengan kemampuan minimal yang
harus dikuasai karena materi yang diajarkan relatif mudah. Soal tantangan membuat siswa tertantang dalam menyelesaikannya, mereka berusaha menjadi
orang pertama yang berhasil mengerjakannya. Peran tutor sebaya sangat membantu mereka dalam memahami materi yang belum dipahaminya.
Penggunaan hand out sangat membantu siswa dalam pembelajaran, salah satu alasannya adalah lebih memudahkan untuk memahami materi, dan terdapat
pembahasan soal dan latihannya yang tersusun secara sistematis. d.
Hasil belajar matematika siswa Data hasil belajar matematika siswa diperoleh dari nilai tes formatif akhir
siklus. Data-data nilai tes formatif akhir siklus I dan II penulis analisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis statistik deskriptif. Analisis kualitatif
penulis menganalisisnya berdasarkan data hasil jawaban tes formatif akhir siklus I dan II.
Pada tes formatif akhir siklus I, siswa yang berkemampuan akademik tinggi mendominasi daftar ketuntasan. Penulis menganalisis proses-proses dalam
menemukan jawaban, penemuan penulis bahwa terdapat siswa yang dapat mengerjakan semua soal dengan tepat dan disertai langkah-langkah sistematis
yang sesuai dengan konsep materi. Ada pula siswa lainnya dalam pengisisan jawaban secara konsep benar namun karena kurang teliti dalam hal operasi aljabar
mengakibatkan jawaban akhirnya kurang tepat. Sementara siswa lainnya dalam menemukan jawaban menggunakan cara yang berbeda pada umumnya tetapi
menghasilkan jawaban yang benar. Berikut adalah gambar perbandingan ke-2 jawaban siswa:
Soal: Tinggi suatu segitiga adalah 6 cm lebihnya dari alas. Jika luas segitiga tersebut adalah 108 cm
2
, maka panjang alas segitiga tersebut adalah....
Subjek 2
Subjek 15
Gambar 24 Jawaban Siswa Berbeda Dalam Cara Pengerjaan
Pada siswa berkemampuan akademik sedang tidak begitu banyak yang tuntas. Mereka hanya mampu menyelesaikan yang soal-soal dengan tingkat
kesukaran mudah dan beberapa yang sedang. Dalam mengisi jawaban mereka dapat menggunakan konsep yang tepat. Namun kendalanya adalah mereka belum
bisa mengoperasikan konsep secara aljabar hingga menemukan jawabannya, mereka hanya bisa sebatas menginput angka-angkanya saja.
Siswa berkemampuan rendah belum ada yang mencapai tuntas. Berdasarkan isian jawaban mereka baru benar pada soal dengan tingkat kesukaran mudah. Pada
soal yang lain mereka berusaha untuk menjawabnya. Isian jawaban menunjukkan bahwa mereka dapat menyebutkan konsep dengan benar namun kendala mereka
adalah belum tepat dalam menginput angka-angka ke dalam konsep tersebut dan operasi aljabar yang masih keliru.
Pada tes formatif akhir siklus II siswa berkemampuan akademik tinggi hampir semuanya tuntas. Mereka dapat mengerjakan soal-soal dengan baik dan
sistematis. Namun masih ada satu siswa yang belum tuntas, dikarenakan dalam menjawab soal masih keliru dalam masalah perhitungan operasi aljabar walaupun
secara konsep sudah benar. 10 dari 13 siswa berkemampuan sedang tuntas dalam tes formatif siklus II sebagian besar dapat mengerjakan soal dengan baik pada
soal-soal dengan tingkat kesukaran mudah dan sedang. Siswa berkemampuan rendah hanya 1 siswa yang tuntas. Siswa yang lainnya belum mencapai nilai
ketuntasan, namun pada sisi lain terjadi peningkatan jumlah soal yang dijawab dengan benar dari pada siklus I, akibatnya nilai yang diperoleh tidak terlalu
rendah. Analisis statistik deskriptif pada data nilai tes formatif akhir siklus I dan II
meliputi nilai rata-rata, standar deviasi penulis sajikan dalam tabel 12:
Tabel 12 Statistik Deskrptif Nilai Tes Formatif Akhir Siklus I dan II
Statistik deskrptif Siklus I
Siklus II
Rata-rata 5,39 6,76
Standar deviasi 2,57 1,50
Data hasil belajar matematika siswa di siklus I bahwa tingkat ketuntasan siswa dalam tes formatif akhir siklus I masih rendah yaitu 34,3 dengan rata-rata
5,39 hal ini menunjukkan bahwa penguasaan materi di siklus I masih rendah. Sedangkan standar deviasi data tes formatif akhir siklus I relatif besar yaitu
sebesar 2,57 hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa di siklus I belum merata dan tersebar sepenuhnya diantara siswa berkemampuan rendah,
sedang dan tinggi. Hal ini diperkuat dengan jangkauan data yang sangat besar yaitu 8,24 dimana nilai terbesar 10 dan nilai terkecilnya 1,76.
Perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II maka disetiap awal pertemuan diadakan quiz atas materi pertemuan
sebelumnya, nilai quiz ini dicatat secara berkala menjadi sebuah poin kemajuan belajar matematika siswa, dan memberikan reward berupa souvenier bagi
kelompok yang aktif dan memperoleh rata-rata poin kemajuan tertinggi, serta reward
bagi siswa yang aktif menjadi tutor sebaya. Data nilai tes formatif akhir siklus I dan II penulis sajikan dalam diagram batang
grafik sebagai berikut:
1 2
3 4
5 6
7
Siklus I 5.39
2.57 Siklus II
6.76 1.5
Grafik 2 Statistik Deskrptif Nilai Tes Formatif Akhir Siklus I dan II
Hasil yang diperoleh bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa pada siklus II. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata tes formatif akhir siklus II
mencapai 6,76 dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 63 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menguasai materi-materi di siklus
II. Sedangkan standar deviasi data tes formatif akhir siklus II relatif kecil yakni 1,50 dan jangkauan datanya 5,9 nilai terbesar 9,8 dan nilai terkecil 3,9 artinya
sebaran nilai tes formatif akhir siklus II hampir tersebar dan merata diantara siswa berkemampuan akademik rendah, sedang, maupun tinggi.