Fungsi Strategi Komunikasi Langkah-langkah Dalam Strategi Komunikasi

32 Banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahlli, tetapi untuk strategi komunikasi yang memadai untuk dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold Laswell. 34 Dalam merumuskan strategi komunikasi ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu: 35 1. Mengenali Sasaran Komunikasi Sebelum kita melancarkan komunikasi, perlu mempelajari siapa- siapa yang akan menjadi sasaran komuniksi. Hal ini akan sangat bergantung pada tujuan komunikasi, apakah tujuan komunikasinya hanya pada sebatas agar komunikan mengetahui dengan metode informatif atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu dengan metode persuasif. Sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja saling berhubungan, tetapi juga saling mempengaruhi.Apapun tujuannya, metodenya dan banyak sasaran pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut. 36 a. Faktor Kerangka Referensi Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi. Kerangka refernsi seseorang 34 Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.29. 35 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas Bandung: Armico, 1984, h.87. 36 Onong Ucjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 35. 33 terbentuk berdasarkan hasil dari perpaduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status social, ideology dan cita-cita. Kerangka referansi seseorang ada yang berbeda secara ekstrem seperti antara murid SMP dengan mahasiswa. Ada juga perbedaan yang gradual saja seperti seorang sarjana dengan sarjana yang lain yang sama-sama lulusan universitas. Dalam situasi komunikasi antarpribadi mudah untuk mengenal kerangka referensi komunikan karena ia hanya satu orang. Yang sukar adalah mengenal kerangka referensi komunikan dalam bentuk kelompok.Ada kelompok yang individu-individunya sudah dikenal seperti kelompok karyawan.Ada juga yang tidak dikenal seperti pengunjung rapar RW.Komunikasi harus disesuaikan dengan referensi mereka. Lebih sulit lagi mengenali kerangka referensi komunikan dalam komunikasi massa sebab sifatnya heterogen. Oleh karena itu pesan yang disampaikan kepada khalayak melalui media massa hanya bersifat informative dan yang umum yang dapat dimengerti oleh semua orang. b. Faktor Situasi dan Kondisi Yang dimaksud dengan situasi di sini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang akan disampaikan. Agar komunikasi berjalan efektif, tempat penyampaian pesan komunikasi haruslah diperhatikan. Kita perlu mengatur tempat dan ruangan dimana komunikasi akan berlangsung, sehingga hambatan yang datang dapat 34 diminimalisir. Yang dimaksud dengan kondisi disini ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit atau lapar. Dalam menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu kita diharapkan sebisa mungkin untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.Akan tetapi tidak jarang pula kita harus melakukannya pada saat itu juga. 2. Penyusunan Pesan Menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian. Perhatian adalah pengamatan terpusat, karena itu tidak semua yang diamati dapat menimbulkan perhatian. Dengan demikian awal dari suatu efektifitas dalam komunikasi, ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan. 37 Dalam upaya penyusunan pesan yang nantinya akan disampaikan, terdapat dua bentuk rumusan tema pesan yang bisa dipakai yaitu bersifat on side issue dan both side issue. On side issue merupakan rumusan pesan yang bersifat sepihak, yaitu pesan berisi hal-hal positif atau hal-hal negative saja. Pesan yang bersifat konsepsi komunikator saja tanpa mempertimbangkan berbagai pendapat yang berkembang di kalangan khalayak.Sedangkan, both side issue merupakan rumusan pesan baik dari segi positif maupun negatifnya, jadi pesan positif atau negative atau 37 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, h.68. 35 untung ruginya disampaikan kepada khalayak sehingga khalayak mengetahui kejelasannya dari pesan tersebut. Untuk menentukan penggunaan yang paling efektif dalam komunikasi, Arifin Anwar, menjelaskan sebagai berikut: 38 a. Bila komunikasi melibatkan khalayak yang sejak awal menunjukkan adanya penyesuaian lebih efektif menyampaikan pesan both side issue. b. Bila komunikasi melibatkan khalayak yang sejak awal menunjukkan adanya penyesuaian pendapat maka akan lebih efektif menyampaikan pesan one side issue. c. Kepada khalayak dengan golongan terpelajar sebaiknya diberikan pesan both side issue. d. Kepada khalayak yang bukan termasuk golongan terpelajar lebih baik disampaikan one side issue. Terkait dengan hal ini, Scrhamm, dalam effendy 39 mengajukan empat syarat yang harus dipenuhi, yaitu: a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian khalayak sasaran. b. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang disesuaikan dengan kerangka acuan khalayak. 38 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, h. 18 39 Onong Ucjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.41-42. 36 c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan individu khalayak dan memberikan solusi untuk memenuhi. d. Pesan harus menyarankan cara memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan situasi kelompok dimana kelompok khalayak berada pada saat digerakkan untuk memberikan respons sesuai yang dikehendaki.

3. Penetapan Metode

Menurut Arifin, dalam mencapai efektifitas dari suatu komunikasi, selain tentunya dari kemantapan isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi penyampainnya pesan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam dunia komunikasi, pada penetapan metode itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu : menurut cara pelaksaannya dan menurut bentuk isinya. Hal tersebut diuraiakn lebih lanjut, bahwa yang, pertama semata- mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaanya dengan melepaskan perhatian dan isi pesannya. Oleh karena itu, yang pertama menurut cara pelaksanaannya dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu :redundancy repetition dan canalizing. Sedangkan yang kedua menurut bentuk isinya, dikenal dengan metode informative, persuasive, educative, dan cursive. 37 Pada dasarnya metode dalam komunikasi dapat dibedakan berdasarkan dua aspek: 40 a. Menurut cara pelaksanaannya 1 Redudancy repetition, merupakan cara mepengaruhi khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan. Metode ini memungkinkan peluang pendapat perhatian khalayak semakin besar, pesan penting mudah diingat oleh khalayak dan memberi kesempatan bagi komunikator untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Dengan menggunakan metode ini, banyak manfaat yang dapat diambil darinya. Manfaat itu antara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan yang akan disampaikan komunikator. Hal ini justru kontras dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan banyak mengikat perhatian. Meskipun dalam melakukan metode redundancy berkomunikasi memiliki manfaat agar pesan yang disampaikan komunikator diperhatikan oleh komunikan namun sebaliknya, komunikator tetap mempertimbanngkan variasi-variasi yang menarik dan tidak membosankan dalam pengulangan pesannya. 40 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, h.72-78. 38 2 Canalizing, merupakan metode penyampaian pesan dengan cara meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak. Pada awalnya penyampaian pesan dilakukan sesuai dengan nilai-nilai kelompok yang dianut baru menuju ke arah khalayak sasaran. Bila hal ini gagal, maka diusahakan dengan memecah hubungan khalayak dengan kelompok seingga pengaruh kelompok akan menipis dan hilang dengan sendirinya. Jadi dalam proses komunikasi, komunikator terlebih dahulu memenuhi nilai-nilai dan standar komunikai dan berangsur merubahnya kea rah yang dikehendaki komunikator. Namun bila hal ini kemudian tidak memungkinkan mengikuti standar kelompok dan masyarakat, maka cara memecah perlahan komunikan dengan anggota kelompoknya sehingga mereka tidak memiliki hubungan yang erat dan kemudian komunikator menarik komunikan tersebut dalam pengaruhnya menjadi bagian dalam strategi metode komunikasi canalizing ini. b. Menurut bentuk isinya 1 Informative, merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan cara memberikan penerangan. Yakni memberikan sesuatu apa 39 adanya sesuai dengan fakta dan data maupun pandapat yang sebenarnya. 2 Persuasive, merupakan bentuk penyampaian pesan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk. Dalam hal ini khalayak tidak diberi kesempatan untuk berpikir kritis dan bila mungkin bisa terpengaruh tanpa disadari. 3 Educative, merupakan bentuk penyampaian pesan yang mendidik, yakni memberikan sesuatu ide kepada khalayak berdasarkan fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara sengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mempengaruhi dan mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan. 4 Coursive, merupakan bentuk penyampaian pesan yang mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Pesan ini selain berisi pendapat juga ancaman. Metode ini biasanya diwujudkan dalam bentuk peraturan-peraturan dan intimidasi. 4. Pemilihan Media Komunikasi Media Komunikasi banyak jumlahnya, pemilihan media komunikasi akan sangat bergantung pada komunikasi yang akan dituju. Untuk menyampaikan pesan terhadap masyarakat perkotaan maka media yang lebih 40 efektif untuk digunakan adalah media cetak, audio dan audio visual. Sedangkan untuk masyarakat pedesaan media yang sering digunakan adalah papan pengumuman atau juga radio baik radio komesial maupun radio komunitas. Karena masyarakat sering mendengarkan radio.

D. NILAI-NILAI AGAMA

1. Pengertian Nilai

Mukhtar Effendy, mengartikan nilai sebagai hal-hal yang bersifat abstrak dan mengandung manfaat atau berguna bagi manusia. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya. Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok social membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin dicapai. 41 Sedangkan Lorens Bagus, menyebutkan nilai sebagai harkat kualitas suatu hal yang dianggap istimewa dan yang disukai, karena mempunyai nilai tinggi. 42 Berbeda dengan kedua pendapat di atas, Peter Salim dan Yeni Salim menyebutkan bahwa nilai merupakan suatu konsep abstrak yang 41 Mukhtar, Effendy. Eksiklopedi Agama dan Filsafat.Palembang: Universitas Sriwijata, 2001, h. 894. 42 Lorens, Bagus. Kamus Filsafat.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996, h.713. 41 terdapat dalam diri manusia mengenai sesuatu yang dianggap baik dan benar dalam hal-hal yang dianggap benar dan salah. 43

2. Pengertian Agama .

Agama berasal dari kata Sankskrit, ada yang berpendapat bahwa kata itu terdiri atas dua kata, a berarti tidak dan gam berarti pergi jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun menurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian. Pendapat lain mengatakan bahwa Agama berarti teks atau kitab suci. Selanjutnya dikatakan bahwa gam berarti tuntunan. Agama juga mempunyai tuntunan, yaitu kitab suci. Istilah agama dalam bahasa asing bermacam-macam, antara lain religion dan al-dhin. 44 Kata al-dhin dalam bahasa arab terdiri atas huruf dal, ya, dan nun. Dari huruf-huruf ini bisa dibaca dengan dain yang berarti utang dan dengan din yang mengandung arti agama dan hari kiamat. 45 Prof. Musthafa Abd.Raziq,yang dikutip oleh Zainal Arifin Abbas, dalam bukunyaPerkembangan Pikiran Tergadap Agama mengatakan bahwa agama adalah terjemahan dari kata din yang berarti 43 Peter Salim dan Yeni Salin.Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1996, h. 1034. 44 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jakarta:UI Press, 1979jil.1, h.9. 45 Quraisy Stihab, Mahkota Tuntunan Illahi Jakarta: Untagama, 1986, h. 35. 42 peraturan-peraturan yang terdiri atas kepercayan –kepercayaan yang berhubungan dengan keadaan-keadaan yang suci. 46 Parsudi Suparlan, yang dikutip oleh Roland Robertson, dalam bukunyaAgama Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologis, lebih mengkhususkan pengertian agama dalam konteks sosiologi. Menurutnya agama adalah suatu system keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterprestasikan dan memberi respons terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. 47 A.M. Saefuddin mengatakan bahwa agama merupakan kebutuhan paling esensial manusia yang bersifat universal. 48 Durkheim, yang dikutip oleh Zainal Arifin Abbas, dalam bukunya Perkembangan Pikiran Terhadap Agama mengatakan, bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya. 49 46 Zainal Arifin Abbas, Perkembangan Pikiran Tergadap Agama Jakarta: Pustaka Al- husna, 1984, h. 52. 47 Roland Robertson, Agama Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologis Jakarta: Rajawali Pers, 1993, h. vi. 48 A.M. Saefuddin dkk, Desekularisasi Pemikiran Landasan Islamisasi Bandung: Mizan, 1987, h. 47. 49 Zainal Arifin Abbas, Perkembangan Pikiran Terhadap Agama, h. 52.

Dokumen yang terkait

Strategi Dakwah Rohis Dalam Menanamkan Nilai-Nillai Agama Di Sman 1 Leuwiliang Bogor

6 27 104

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP ISLAM TERPADU Upaya Guru Pendidikan Agama Islam DalamP Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di SMP Islam Terpadu Mutiara Insan Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2

0 3 12

UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 16

UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 18

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI RELIGIUS SISWA DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI RELIGIUS SISWA DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

STRATEGI GURU UNTUK MENANAMKAN NILAI NIL

0 0 20

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUNG AMAN A. Komunikasi Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Remaja - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KE

0 0 13

Strategi guru pendidikan agama islam dalam menanamkan nilai-nilai multicultural di SMAN 1 Air Naningan Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 0 59

STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Anak Penyandang Tunanetra dalam Membentuk Kemandirian dan Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam di Madrasah T

0 1 16