Penetapan Metode Hasil Penelitian

“Kebanyakan untuk pertanyaan dari murid mengenai permasalahan materi pelajaran, guru akan menyampaikan kembali bagian materi pelajaran yang murid tanyakan karena tidak mengerti tersebut secara informative. Dimana letak kesulitannya dan apa yang ada dalam pikiran murid jika misalnya murid tersebut kurang begitu setuju dengan materi yang baru saja ia dapatkan. Selain mengenai pesan pendidikan atau materi pelajaran, sering juga ketika pelajaran akan dimulai guru kadang memberikan curhatan pribadi mengenai dirinya atau mencoba mengobrol santai sejenak dengan satu atau dua orang murid, sebelum mengajar beliau sering mencoba mengobrol santai sejenak dengan murid sebelum memasuki materi. Obrolan yang sering terjadi bisa tentang kejadian yang baru saja dialami atau tentang materi sebelumnya yang masih belum dimengerti” 21 Metode ini bisa disebut dengan komunukasi persuasive, karena memengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakina nilai atau sikap. Dalam strategi ini bukan sekedar untuk membujuk atau merayu saja, tetapi merupakan suatu teknik mempengaruhi dengan menggunakan data dan fakta psikologis dan sosiologis dari komunikan siswa, oleh karena itu, bagi Guru harus memiliki kemampuan untuk dapat mengetahui keadaan khalayak yang dihadapi. d. Educative Merupakan metode dengan cara mendidik, menurut informan Linah Sugiharti mendidik di sini adalah Guru harus mempraktekkan dalam sehari-hari dan mencotohkan kepada siswa, misalnya makan dengan duduk, berbicara sopan, berpakaian sopan, bahkan ketika memang sudah waktunya sholat di sini Guru semua juga mencotohkannya, begitu juga dengan hafalan Quran, 21 Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Muhammad, Bogor, 11 April 2013. Guru Tahfidzpun harus konsisten pula dengan apa yang diajarkan, maksudnya Guru itu harus hafal surat tersebut pastinya. 22 e. Coursive Merupakan metode dengan cara memaksa, maksud dalam memaksa di sini adalah memberikan hukuman. Informan Siti Djaroten mengatakan “Siswa di sini yang tidak mematuhi peraturan, dihukum dengan menyebut istighfar atau menulis kalimat istighfar sebanyak- banyaknya, tergantung dari Guru tersebut yang memberikan, tetpai Guru di sini tidak memberikan hukuman dengan kasar, dalam artian tidak memukul atau tidak ringan tangan terhadap muridnya”. 23 Dalam hal ini semua Guru di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor sering menyampaikan pesannya secara redundancyrepetition, informative, persuasive, educative, dancoursive. Informan Muhammad menambahkan, proses diskusi yang berupa tanya- jawab. Untuk proses diskusi ini yang kebanyakan dilakukan di sela-sela penjelasan materi, sangat terkait erat dengan apa yang sebelumnya guru sampaikan kepada murid, ataupun biasanya terjadi setelah Guru selesai menyampaikan satu buah materi dan kemudian memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya. Sementara untuk diskusi bisa diwujudkan dalam berbagai macam bentuk di antaranya kuis, atau diskusi kelompok. 24 22 Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Linah Sugiharti, Bogor, 11 April 2013. 23 Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Siti Djaroten, Bogor, 11 April 2013. 24 Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Muhammad,Bogor, 11 April 2013. 4. Media Komunikasi Pada dasarnya dalam memberikan pola ajar kepada siswa sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa harus adanya faktor pendukung dalam melakukan pola pembelajaran yang baik, salah satunya hal tersebut bisa didukung dengan sarana seperti audio, audio visual atau media cetak lainnya. Media sangatlah diperlukan karena menjadi media pembantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Penyampaian pesan pendidikan oleh seorang guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tentu tidak lepas dari peran serta media komunikasi. Media komunikasi dalam ranah pendidikan sendiri lebih sering dideskripsikan sebagai alat bantu mengajar. Bentuk media komunikasi yang dipakai saat mengajar bisa berbentuk media konvensional seperti papan tulis, buku, dsb., media interaktif seperti komputer, infokus, proyektor, dsb. atau media massa baik cetak maupun elektronik seperti surat kabar, majalah, atau televise, taperecorder, dsb. a. Radio atau kaset Informan Linah Sugiharti mengatakan: “Media yang digunakan di SDIT Amalia, menggunakan kaset ketika tahfidzul Quran yaitu dengan Qori kita M.Thoha, biasanya siswa dikumpulkan di aula atau masjid, sebelumnya biasanya mempelajari ilmu tajwid terlebih dahulu, baru setelah itu siswa mendengarkan kaset, yang telah Guru siapkan. Setelah selesai semua sampai habis, diulang tanpa kaset, kemudian mengikuti kembali, begitu seterusnya”. 25 Media audio ini sangat penting bagi siswa dalam tahfidzul Quran, agar siswa merasa interest dan tidak bosan dalam menghafal. b. Audio Visual Informan Laila Romlah mengungkapkan, “Di sini belajar tidak hanya dengan buku, tetapi kita di sini menggunakan tv, dalam pelajaran Agama ataupun Umum, tetapi pastinya kita memperlihatkan kepada siswa tentunya yang edukatif dan bermanfaat, ketika ada pelajaran Agama yang memungkinkan untuk menonton film film Islam, seperti halnya cerita tentang Nabi, film educative, dan kejadian-kejadian di Palestine. Ataupun juga kami bercerita dengan menggunakan boneka tangan, di sini belajar tidak hanya menulis tetapi dengan membuat karya- karya “belajar sambil bermain” 26 Audio visual merupakan media yang sangat efektif, karena media tersebut dapat mempercepat pemahaman anak, dan mengurangi akan kejenuhan. c. Al-Quran Informan Linah Sugiharti mengungkapkan: “Al-Quran pastinya media yang sering digunakan di SDIT Amalia karena Al-Quran merupakan program unggulan seperti tilawah Quran dan tahfidz Quran”. 27 d. Masjid atau mushollah Tempat inipun merupakan media yang digunakan untuk sholat dan tilawah atau tahfidz Quran, selain itu juga tempat ini 25 Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Linah Sugiharti, Bogor, 11 April 2013. 26 Ibid., 27 Ibid., digunakan untuk pengajian para orangtua dan Guru yang membahas tentang kajian dasar Islam dan kajian kitab Riyadush sholihin, dilaksanakan ketika KBM berlangsung dan sudah terjadwal. 28 e. Peralatan sholat Mukena, sajadah, sarung dan peci merupakan media yang digunakan setiap hari dalam melaksanakan sholat dhuha dan sholat Dzuhur. 29 Informan Ghifari, Ivan, dan Fatiyya salah satu murid di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor “Saya senang sekolah di sini, selain belajar di kelas kita belajar di luar kelas juga, seperti di lapangan, di sawah melihat ciptaan Allah, dan biasanya membuat hasil hasil karya atau permaninan di luar kelas”. 30 Pemilihan media dalam tahfidzul Quran di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor adalah dengan mendengarkan listening M.Thoha tetapi siswa diwajibkan untuk membawa Al-Quran ketika tahfidzul Quran, biasanya siswa mendengarkan terlebih dahulu apa yang akan dipelajari saat itu sampai habis misalkan hari ini surat annaba siswa diwajibkan untuk mendengarkan sampai habis, setelah itu Guru mengulang ayat pertama kemudian siswa mengikuti Guru dan terus mengulang-ulang ayat tersebut. 28 Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Linah Sugiharti, Bogor, 11 April 2013. 29 Ibid., 30 Wawancara pribadi dengan murid SDIT Amalia, Ghifari,Ivan, Fatiyya,Bogor, 12 April 2013. Di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor diharuskan untuk melaksanakan sholat Dhuha di musholla dari kelas dua sampai kelas enam dan itu dilakukan secara bergilir untuk para santriwati diwajibkan untuk membawa mukena, akan tetapi untuk kelas satu dilakukan di dalam kelas dengan bimbingan wali kelas masing- masing. Ketika sholat dzuhur tiba seluruh santri kecuali kelas satu diwajibkan untuk sholat zhuhur berjama’ah di musholla dan pastinya dengan bimbingan dan arahan para Guru. 31 31 Wawancara pribadi dengan murid SDIT Amalia, Ghifari, Rahmi, Fathan,Bogor, 12 April 2013. 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: Perumusan strategi komunikasi di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor dalam adalah pengenalan khalayak dengan cara memahami kerangka referensi dan memahami situasi dan kondisi siswa. Pesan yang disampaikan bersifat konsisten dengan cara menarik perhatian khalayak, menggunakan tanda-tanda yang disesuaikan dengan acuan khalayak, both side issue. Metode yang disampaikan secara redundancy atau repetition, informative, persuasive,coursive dan educative. Media yang dipergunakan oleh para guru ketika mengajar baik itu media konvensional maupun media interaktif yang penggunaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Strategi komunikasi Guru terhadap murid di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor ditetapkan agar khalayak dapat memahami dan mengikutinya dengan baik dan efektif. Yang pada akhirnya semoga para siswa dapat terjun ke masyarakat maupun lembaga serta dapat berperan aktif dalam masyarakat.

B. Saran

Adapun saran-saran yang peneliti berikan, baik itu kepada guru,sekolah ataupun peneliti lainnya yang berminat untuk meneliti masalah serupa adalah:

1. Saran Bagi Guru

a. Guru harus lebih kreatif dalam merancang rencana danmenyampaikan materi di depan kelas, sehingga murid- muridtidak merasa bosan atau kurang mengerti saat guru mengajarkan materi tersebut. b. Guru lebih aktif lagi dalam berkomunikasi dengan muridnya,secara personal agar murid, baik itu yang sudah pandai ataupunyang kurang memahami pelajaran bisa saling memahami karakter masing-masing guru tersebut dan menghilangkan pandangan negatif terhadap beberapa guru yang dianggap galak atau killer.

2. Saran Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah bisa lebih memperhatikan lagi dan membantu para guru yang masih mengalami kendala saat merancang rencana pembelajaran yang baik dan strategi komunikasi yang efektif yang nantinya akan sangat berpengaruh pada kelas yang akan ia ajar. b. Media-media yang dipakai sebagai alat pengajaran oleh guru, baik itu media konvensional maupun interaktif dibenahi dan diperbaiki agar para guru bisa maksimal dalam mengajar kepada muridnya dalam satu kelas.

3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat melakukan kegiatan penelitian dalam bidang komunikasi sebelumnya harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin diteliti dan lengkapi dengan referensi sumber yang dapat dipercaya. b. Disarankan juga untuk meningkatkan ketelitian dan ketekunan dalam mengumpulkan kelengkapan data, baik itu data-data yang diperoleh dari instansilembagaperusahaan maupun data penelitian lainnya yang berkaitan sehingga nantinya hasil penelitian yang diperoleh bisa lebih maksimum dan kredibel.

Dokumen yang terkait

Strategi Dakwah Rohis Dalam Menanamkan Nilai-Nillai Agama Di Sman 1 Leuwiliang Bogor

6 27 104

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP ISLAM TERPADU Upaya Guru Pendidikan Agama Islam DalamP Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di SMP Islam Terpadu Mutiara Insan Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2

0 3 12

UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 16

UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 18

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI RELIGIUS SISWA DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI RELIGIUS SISWA DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

STRATEGI GURU UNTUK MENANAMKAN NILAI NIL

0 0 20

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN KEPADA REMAJA DI DESA TANJUNG AMAN A. Komunikasi Keluarga Dalam Menanamkan Nilai-nilai Keislaman Kepada Remaja - KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KE

0 0 13

Strategi guru pendidikan agama islam dalam menanamkan nilai-nilai multicultural di SMAN 1 Air Naningan Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 0 59

STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Anak Penyandang Tunanetra dalam Membentuk Kemandirian dan Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam di Madrasah T

0 1 16