commit to user 75
75 properti di atas digunakan untuk menyampaikan keunggulan-keunggulan
produk tersebut dibanding produk yang lain. Secara tidak langsung, penyampaian dengan gaya bahasa seperti ini akan menarik perhatian
konsumen untuk mencoba produknya.
6 Gaya Bahasa Antitesis
Dengan dana minimal kami wujudkan hasil yang maksimal. Pr PSKK 6
Gaya bahasa penegasan yang melukiskan sesuatu dengan
menggunakan kepaduan kata yang berlawanan arti disebut dengan gaya bahasa antitesis. Pada kata yang dicetak miring di atas, yaitu kata minimal
dan maksimal, menunjukkan bahwa kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa antitesis. Pemakaian gaya bahasa antitesis dalam tuturan bahasa iklan
produk properti dimaksudkan untuk menyampaikan nilai lebih yang ditawarkan pengiklan kepada konsumen. Meskipun pernyataan yang
disampaikan pengiklan dengan gaya bahasa ini dana minimal hasil maksimal sedikit tidak masuk logika, namun cukup menarik perhatian
konsumen untuk mencobanya.
7 Gaya Bahasa Praeterito
Tadi itu ada orang yang ke sini nawarin. Pr MJ 7 Gaya bahasa praeterito adalah gaya bahasa penegasan yang
melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu, sehingga pendengar harus menerka maksud ujaran yang disembunyikan itu.
Pada frasa yang dicetak miring di atas menunjukan pemakaian gaya bahasa praeterito. Para pendengar atau sasaran iklan diajak untuk menerka kira-kira
siapa yang orang yang dimaksud dalam kalimat di atas. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian pendengar agar mendengarkan iklan hingga selesai.
b. Iklan Produk Makanan
Iklan produk makanan merupakan iklan yang menawarkan barang-barang atau produk-produk makanan. Iklan-iklan yang termasuk dalam kategori iklan
produk makanan di antaranya iklan Kecap Sedaap monolog dan dialog, iklan
commit to user 76
76 Teh Cap Nyapu Pekalongan, iklan Sirup Niki Sari, dan iklan Ale-Ale. Dalam
iklan produk makanan, pemakaian gaya bahasa yang muncul meliputi gaya bahasa polisidenton, gaya bahasa sinekdhoke totem pro parte, gaya bahasa metonimia,
gaya bahasa interupsi, gaya bahasa pararelisme anafora, dan gaya bahasa asidenton. Berikut ini penjelasan masing-masing pemakaian gaya bahasa iklan
tersebut.
1 Gaya Bahasa Polisidenton
Dari bahan alami, proses multifiltrasi, tiga kali penyaringan, higienis, dan bergizi. Mk KS 9
Teh Cap Nyapu Pekalongan harum, kental, dan nikmat. Mk TNP 13
Kedua kalimat di atas menyebutkan beberapa hal secara berurutan
dengan menggunakan kata hubung, yaitu kata hubung dan. Pemakaian ini sesuai dengan pengertian gaya bahasa polisidenton. Gaya bahasa yang
menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara berturut-turut dengan memakai kata penghubung disebut dengan gaya bahasa polisidenton.
Pemakaian gaya bahasa polisidenton dalam tuturan bahasa iklan produk makanan bertujuan untuk menyebutkan keunggulan-keunggulan suatu produk
yang ditawarkan pengiklan. Untuk menghindari kemonotonan dalam penyebutannya, pengiklan membubuhkan tanda hubung pada kata terakhir
atau hal terakhir yang disampaikannya.
2 Gaya Bahasa Sinekdhoke Totem Pro Parte
Seneng ya ngliat anak-anak ceria. Mk KS 10 Ya di warung-warung, di toko-toko. Mk TNP 12
Penyebutan kata anak-anak, warung-warung, dan toko-toko pada
kalimat di atas hanya mengacu pada anak, warung dan toko yang dimaksud dalam alur cerita produk di atas. Pada kalimat di atas yang dimaksud dengan
kata anak-anak hanya mengacu pada anak-anak pemeran iklan di atas Andi dan Ricky yang makan dengan Kecap Sedaap. Sama halnya dengan kata
warung-warung dan toko-toko pada data kedua di atas. Kata warung-warung dan toko-toko hanya mengacu pada warung dan toko yang menjual produk-
produk tersebut.
commit to user 77
77 Hal ini menunjukkan adanya pemakaian gaya bahasa sinekdhoke
totem pro parte, yaitu gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keseluruhan tetapi yang dimaksud sebagian. Pemakaian gaya bahasa
sinokdhoke totem pro parte dalam tuturan bahasa iklan produk makanan di atas dimaksudkan sebagai penjelas atau gaya pemaparan pengiklan kepada
pendengar atau sasaran iklan yang apabila mereka makan memakai Kecap Sedaap atau mengkonsumsi produk teh cap Nyapu Pekalongan yang
ditawarkan pengiklan di atas, maka mereka atau konsumen sekeluarga akan merasa ceria seperti pada iklan tersebut dan mendapatkan kemudahan dalam
mendapatkan produk tersebut.
3 Gaya Bahasa Metonimia
Dukung ALE dong… Mk ALE 17 Rasa dan segernya, ALE-ALE juaranya… Mk ALE 18
Pengulangan kata yaitu kata ALE-ALE di atas menunjukkan adanya
pemakaian gaya bahasa metonimia. Gaya bahasa metonimia adalah gaya bahasa perbandingan yang menggunakan merk dagang atau nama barang
untuk melukiskan sesuatu yang digunakan atau dikerjakan, sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan. Pemakaian gaya bahasa metonimia
dalam tuturan bahasa iklan produk makanan, khususnya iklan ALE-ALE, di atas didasarkan pada alasan karena penggunaan merk dagang atau nama
produk dalam iklan akan memudahkan pengiklan dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada konsumen. Produk ALE-ALE termasuk produk
minuman yang dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen, sehingga pengiklan merasa perlu menyebutkan langsung nama produk untuk
memudahkan konsumen mengingatnya.
4 Gaya Bahasa Interupsi
Minumlah, minuman yang segar bermutu, Sirup Niki Sari. Mk SNS 14
ALE-ALE, minuman dengan gula asli dan vitamin C, ada orange, strawberry, dan apel fuji. Mk ALE 19
Pemakaian gaya bahasa interupsi muncul pada kalimat di atas yang
ditunjukkan dengan penyisipan kalimat di antara kalimat pokok. Gaya bahasa
commit to user 78
78 interupsi adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kata-kata atau
bagian kalimat yang disisipkan di antara kalimat pokok, guna lebih menjelaskan dan menekankan bagian kalimat sebelumnya. Pemakaian gaya
bahasa interupsi dalam tuturan bahasa iklan produk makanan dimaksudkan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan secara detail jenis dan keunggulan
produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut, yaitu Sirup Niki Sari dan minuman ALE-ALE.
5 Gaya Bahasa Pararelisme Anafora
Sirup Niki Sari sesegar buah asli. Sirup Niki Sari sahabat kita semua.
Sirup Niki Sari beraneka rasanya. Mk SNS 15 Kecap Sedaap lebih hitam, kental, dan gurih.
Kecap Sedaap untuk semua masakan, untuk semua makanan. Mk KS 11
Pengulangan kata-kata yang dicetak miring di atas menunjukkan
adanya pemakaian gaya bahasa pararelisme anafora. Gaya bahasa pararelisme anafora adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang kata atau
frase dengan pengulangan yang terletak di awal kalimat. Pemakaian gaya bahasa pararelisme anafora dalam tuturan bahasa iklan produk makanan,
khususnya iklan Sirup Niki Sari dan Kecap Sedaap yang berbentuk monolog di atas, dimaksudkan untuk membentuk keserasian bunyi pada setiap
tuturannya. Hal ini bertolak pada gaya penyampaian iklan tersebut, yakni berbentuk sebuah jingle lagu.
6 Gaya Bahasa Asidenton
Frambors, jeruk, mocca, rose melon. Mk SNS 16 Penyebutan beberapa hal secara berurutan seperti pada kalimat di atas
dengan tanpa menggunakan kata hubung menunjukkan adanya pemakaian gaya bahasa asidenton. Gaya bahasa asidenton adalah gaya bahasa penegasan
yang menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung. Pemakaian gaya bahasa asidenton dalam
tuturan bahasa iklan produk makanan di atas dimaksudkan untuk
commit to user 79
79 menyampaikan macam-macam atau aneka rasa yang ditawarkan produk
tersebut.
c. Iklan Produk Kosmetik