commit to user 48
48 Iklan-iklan buatan Radio JPI tersebut lebih banyak termasuk dalam iklan
lokal, yakni iklan produk jasa dan properti yang meliputi iklan Toko Colombus, iklan Purnama Steel Kanopi Kanopi, iklan Meubel Jempol, iklan Margo Murah
Baru, iklan Hair Sense, iklan Tabib Ibu Rizal, iklan Tabib dr. Nita M. A., iklan BPR Trihasta Prasojo, iklan BPR Weleri Makmur, iklan PT Sarana Insan Mandiri,
iklan Arco Baleno versi 1, iklan Optik Pranoto, dan iklan Pusat Jaya Harpindo Jaya Grup.
Beberapa data iklan yang terkumpul merupakan iklan dengan satu merk yang disiarkan dalam dua jenis versi, sedangkan yang lainnya merupakan iklan
dengan satu merk yang disiarkan dalam satu versi saja. Hal ini didasarkan pada jam siaran sebuah radio yang tinggi, yang memungkinkan pemutaran sebuah iklan
radio atau sering juga disebut dengan spot iklan, memiliki frekuensi pemutaran yang cukup tinggi. Dengan adanya upaya pembedaan versi iklan dalam satu merk
produk, diharapkan dapat menghindari kejenuhan dan kebosanan pendengar atau khalayak sasaran iklan, seperti dalam iklan Toko Arco Baleno.
B. Analisis Data
1. Karakteristik Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan. Penganalisisan karakteristik diksi pada iklan komersial di radio dilakukan
berdasarkan klasifikasi jenis iklan yang telah disebutkan sebelumnya. Analisis karakteristik diksi terhadap data iklan komersial dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Iklan Produk Properti
Iklan produk properti merupakan iklan yang menawarkan produk-produk atau barang-barang properti, seperti meja, kursi, dan almari. Iklan-iklan, yang
disiarkan Radio JPI, yang termasuk dalam iklan produk properti meliputi iklan Toko Colombus, iklan iklan Purnama Steel Kanopi Kanopi, iklan Meubel Jempol,
dan iklan Margo Murah Baru. Dari beberapa iklan produk properti tersebut muncul karakteristik diksi yang terdiri dari pemakaian idiom, pemakaian kata-kata
asing, pemakaian kata-kata gaul, pemakaian kata bersinonim, dan pemakaian kata
commit to user 49
49 bermakna konotasi. Berikut ini penjelasan masing-masing karakteristik diksi
keempat iklan di atas.
1 Pemakaian Idiom atau Ungkapan
Idiom atau ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru yang tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Data di bawah ini
merupakan data yang menunjukkan adanya pemakaian idiom atau ungkapan dalam iklan produk properti.
Kulo nuwun… Pr CLM 1 Kata kulo nuwun di atas muncul dalam iklan produk properti dengan
berlatarkebahasaan yang sama antara pemeran-pemeran iklan, yakni bahasa Jawa. Iklan ini, secara garis besar, menceritakan tentang si A salah satu
pemeran iklan yang berkomentar mengenai perabotan rumah si B pemeran iklan yang lain, lalu si A menawarkan alternatif solusi yang disetujui oleh si
B. Penyajian iklan tersebut disertai dengan efek-efek suara seperti suara pintu diketuk kemudian dibuka, suara orang berjalan, dan beberapa efek suara
lainnya yang mendukung cerita. Pemakaian idiom atau ungkapan ditunjukkan dengan gabungan antara
kata kulo dan nuwun yang membentuk kata kulo nuwun. Kedua kata tersebut merupakan kata-kata hasil pungutan dari bahasa Jawa. Kata kulo memiliki
padanan arti dengan kata saya dalam bahasa Indonesia, sedangkan kata nuwun memiliki arti terima kasih. Namun, gabungan kedua kata di atas
bukan merupakan kata yang dimaksudkan untuk menyatakan rasa terima kasih seseorang, melainkan bermaksud minta izin atau permisi saat bertamu
di rumah orang lain. Pemakaian idiom kulo nuwun pada pembukaan dialog data iklan
produk properti di atas, menurut informan, dimaksudkan untuk membentuk setting atau latar cerita yang kejawaan. Iklan yang disiarkan radio dengan
sasaran pendengar masyarakat berdomisili Jawa, dirasa lebih cocok bila pemakaian ungkapan yang dimasukkan dalam dialog menggunakan bahasa
daerah, yakni bahasa Jawa.
commit to user 50
50 Soko ndhek mbiyen sampe sak iki sing jenenge Toko Meubel Jempol
di semua cabang lan kota ora pernah dodolan secara door to door. Pr MJ 2
Ungkapan yang diambil dari bahasa Inggris di atas memiliki padanan
makna, dalam bahasa Indonesia, dengan dari rumah ke rumah atau menjual produknya langsung dengan mendatangi calon pembeli di rumahnya.
Ungkapan tersebut dimunculkan dalam iklan Toko Meubel Jempol yang menceritakan tentang keinginan salah satu pemeran iklan yang akan membeli
tempat tidur baru karena mendapat arisan. Iklan tersebut disajikan dalam bentuk dialog dengan 2 pemeran iklan yang berlatar cerita kekeluargaan,
sehingga dialog-dialog yang muncul seringkali menggunakan bahasa Jawa. Meskipun demikian, pemakaian kosakata bahasa asing seperti bahasa Inggris
juga dipakai guna menyampaikan maksud ujaran yang lebih tepat oleh pengiklan. Pemakaian idiom bahasa asing di atas dirasa lebih sesuai dipakai
dalam pengiklanan produk properti karena ungkapan tersebut menyampaikan cara pemasaran dalam suatu sistem jual beli. Selain itu, pemakaian idiom
tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kesan modern dan agar menarik pendengar iklan.
2 Pemakaian Kata-kata Asing
Pemakaian kata asing dalam iklan produk properti juga sering dimunculkan. Kata cash, showroom, sales, dan spring bed pada beberapa
data di bawah ini memiliki frekuensi kemunculan yang lebih sering dibanding dengan kata tunai, tempat memamerkan produk yang dijual,
penjual, dan tempat tidur yang dilengkapi dengan per. Cash atau kredit. Pr CLM 3
Makanya, segera kunjungi showroom Colombus Jalan Lawu No. 31 Karanganyar telp. 7006760 atau Jalan Honggowongso No. 97 Pasar
Kembang Solo telp. 719837, tepatnya utara Pasar Kembang. Pr CLM 4
Sales kami akan datang untuk isi aplikasi yang Anda inginkan. Pr CLM 5
Hah, spring bed? Pr MMB 6
commit to user 51
51 Data di atas merupakan data yang diambil dari data bahasa iklan Toko
Colombus dan Toko Margo Murah Baru yang keduanya termasuk dalam jenis iklan produk properti. Kedua data iklan di atas, secara garis besar,
menggunakan cara penyajian yang hampir sama. Efek-efek suara seperti suara orang berjalan, suara orang tertawa, dan suara-suara lainnya yang
mengesankan kelucuan dan humor. Iklan-iklan tersebut berlatar kekeluargaan dan berlatar kebahasaan yang sama, yaitu bahasa Jawa. Meski demikian,
pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa Inggris juga ditampilkan, yakni pada penyampaian informasi-informasi penting iklan. Kata-kata yang diambil dari
bahasa asing dalam iklan properti di atas dirasa mampu memunculkan kesan modern, terbaru, dan kualitas yang baik atas produk yang diiklankan. Selain
itu, menurut informan, kata-kata tersebut lebih menarik perhatian pendengar iklan.
3 Pemakaian Kata-kata Gaul
Kata-kata gaul adalah kosakata pertemanan atau kosakata pergaulan yang bersifat nonformal dan sangat berbeda dengan kosakata dari bahasa
induknya. Data di bawah ini menunjukkan adanya pemakaian kata-kata gaul yang muncul pada iklan produk properti.
Nggak usah bawa uang, tinggal pilih barangnya, langsung bawa pulang. Pr CLM 7
Kredit aja, Bu. Kan ada Colombus. Pr CLM 8 Pokoknya, semuanya dech yang berhubungan dengan stainless steel.
Pr PSKK11 Tadi itu ada orang yang ke sini nawarin. Pr MJ 12
Yang nyicil 6 kali murni tanpa bunga. Pr MMB 13
Makasih ya, Pak. Adik dibeliin meja belajar. Pr MMB 14 Kalo meja belajar ini beli, Dik. Pr MMB 15
Penggunaan kata nggak dimaksudkan untuk mengganti kata tidak, sedangkan kata kalo berasal dari kata kalau yang mengalami perubahan
fonem au menjadi o. Kedua kata tersebut merupakan kata bentukan hasil pengaruh dari dialek Jakarta. Kata saja mengalami penghilangan fonem s,
sehingga terbentuk kata aja seperti pada data di atas. Partikel kan dan dech, yang merupakan partikel dialek Jakarta, digunakan untuk menyatakan suatu
commit to user 52
52 sebab yang pasti pernyataan. Pemakaian kata-kata gaul berupa perubahan
fonem, penghilangan fonem, penyingkatan kata, dan pemakaian partikel- partikel dialek Jakarta dimaksudkan untuk kemudahan dalam pengucapan
tuturan iklan. Kata-kata tersebut di atas terasa lebih akrab di telinga pendengar.
Kata yang seharusnya berbunyi terima kasih berubah menjadi makasih tanpa mengubah arti dimaksudkan agar tuturan lebih komunikatif
dan luwes. Pemakaian kata nawarin, nyicil, dan dibeliin merupakan kata-kata gaul yang terpengaruh dialek Jakarta. Kata-kata tersebut berbunyi
menawarkan, menyicil, dan dibelikan dalam pemakaian bahasa Indonesia yang benar. Kata-kata gaul seperti pada data di atas, sengaja pengiklan
gunakan untuk membentuk suatu tuturan bahasa iklan produk properti yang santai, fleksibel, dan terkesan metropolitan.
4 Pemakaian Kata Bersinonim
Sinonim adalah persamaan makna kata. Dalam iklan produk properti muncul karakteristik kata bersinonim sebagai berikut.
I…ih, kuno banget lho, Bu. Pr CLM 16 Segala perabotan modern ada. Pr CLM 17
Sales kami akan datang untuk isi aplikasi yang Anda inginkan. Pr CLM 19
Spesial kanopi harga dijamin termurah dengan mutu terbaik dan ada garansinya lho. Pr PSKK 20
Lha trus kapan rumah kita direnovasi? Pr PSKK 21 Ada juga spesial diskon lho, 50 persen. Pr MMB 22
Kata kuno memiliki padanan kata atau bersinonim dengan kata
tradisional, konvensional, dan lama dari jaman dahulu. Kata tersebut digunakan karena dianggap lebih sesuai dengan konteks tuturan dalam
menawarkan produk properti. Sama halnya dengan kata modern pada data nomor 16 di atas, kata modern bersinonim dengan kata mutakhir, terbaru,
dan canggih. Namun, kata modern lah yang diambil untuk melengkapi tuturan di atas. Selain itu, kata aplikasi, yang bersinonim dengan kata
formulir, lamaran, pendaftaran, dan permohonan, dirasa lebih profesional dibanding dengan padanan kata yang telah disebutkan sebelumnya.
commit to user 53
53 Sementara itu, kata garansi bersinonim dengan kata jaminan dan
tanggungan; kata renovasi bersinonim dengan kata pembaharuan, peremajaan, dan penyempurnaan; sedangkan kata diskon bersinonim dengan
kata potongan harga. Pemakaian kata garansi, renovasi, dan diskon dalam iklan produk properti dirasa lebih tepat dan pas dibanding kata-kata yang
lain. Hal ini didasarkan pada jenis iklan yang menawarkan barang-barang yang berhubungan dengan rumah dan bangunan, sehingga kata-kata tersebut
mampu mewakili jenis produk yang diiklankan.
5 Pemakaian Kata Bermakna Konotasi
Kata yang bermakna konotasi yakni kata yang memiliki makna kias atau tidak sebenarnya. Dalam iklan produk properti muncul satu data yang
menunjukkan kata bermakna konotasi, yaitu pemakaian kata bunga pada data di bawah ini.
Yang nyicilnya setahun bunganya cuma 0,9 persen. Pr MMB 23 Kata bunga dalam arti yang sebenarnya berarti bagian tumbuhan yang
akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya. Namun, pada data di atas kata bunga memiliki makna kias, yakni imbalan jasa untuk
penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan dalam persentase. Kata
tersebut dipilih pengiklan dalam tuturan iklannya, mengingat sistem jual beli produk yang diiklankan berupa sistem kredit dengan penawaran yang spesial.
b. Iklan Produk Makanan