Iklan Produk Makanan Karakteristik Diksi

commit to user 53 53 Sementara itu, kata garansi bersinonim dengan kata jaminan dan tanggungan; kata renovasi bersinonim dengan kata pembaharuan, peremajaan, dan penyempurnaan; sedangkan kata diskon bersinonim dengan kata potongan harga. Pemakaian kata garansi, renovasi, dan diskon dalam iklan produk properti dirasa lebih tepat dan pas dibanding kata-kata yang lain. Hal ini didasarkan pada jenis iklan yang menawarkan barang-barang yang berhubungan dengan rumah dan bangunan, sehingga kata-kata tersebut mampu mewakili jenis produk yang diiklankan. 5 Pemakaian Kata Bermakna Konotasi Kata yang bermakna konotasi yakni kata yang memiliki makna kias atau tidak sebenarnya. Dalam iklan produk properti muncul satu data yang menunjukkan kata bermakna konotasi, yaitu pemakaian kata bunga pada data di bawah ini. Yang nyicilnya setahun bunganya cuma 0,9 persen. Pr MMB 23 Kata bunga dalam arti yang sebenarnya berarti bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya. Namun, pada data di atas kata bunga memiliki makna kias, yakni imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan dalam persentase. Kata tersebut dipilih pengiklan dalam tuturan iklannya, mengingat sistem jual beli produk yang diiklankan berupa sistem kredit dengan penawaran yang spesial.

b. Iklan Produk Makanan

Iklan produk makanan merupakan iklan yang menawarkan produk atau barang-barang berupa makanan, baik makanan yang langsung konsumsi maupun makanan yang semi konsumsi. Iklan-iklan yang disiarkan oleh Radio JPI yang termasuk dalam iklan produk makanan meliputi iklan Kecap Sedaap monolog dan dialog, iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan, iklan Sirup Niki Sari, dan iklan Ale-Ale. Dari beberapa iklan produk makanan tersebut muncul karakteristik diksi yang meliputi pemakaian kata-kata gaul, pemakaian kata khusus, pemakaian kata- commit to user 54 54 kata daerah, pemakaian unsur pengingat, dan pemakaian kata bersinonim. Berikut ini penjelasan masing-masing karakteristik diksi iklan tersebut. 1 Pemakaian Kata-kata Gaul Pemakaian kata-kata gaul yang muncul pada iklan produk makanan ditunjukkan oleh data di bawah ini. Pemakaian kata nggak, dibikinin, tungguin, ngliat, ngomongin, dan pake merupakan wujud kata-kata gaul pengaruh dialek Jakarta; sedangkan partikel dong dan sich merupakan partikel atau unsur pelengkap yang digunakan untuk mengukuhkan dan melengkapi kalimat bentukannya. Dibikinin teh tiap hari kok nggak pernah puas. Mk TNP 24 Itu sich kita juga tahu. Mk ALE 29 Andi, tungguin dong. Mk KS 31 Seneng ya ngliat anak-anak ceria. Mk KS 32 Karena makan pake Kecap Sedaap. Mk KS 34 Lagi ngomongin Kecap Sedaap ya? Mk KS 36 Kata nggak sama maknanya dengan kata tidak. Kata dibikinin, tungguin, ngliat, ngomongin, dan pake dalam penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah secara berturut-turut berbentuk dibuatkan, tunggu, melihat, membicarakan, dan pakai. Pada kata pake terjadi penggantian diftong ai menjadi monoftong e. Kata-kata tersebut terpengaruh oleh dialek Jakarta. Pemakaian kata-kata gaul di atas dalam iklan produk makanan dimaksudkan agar lebih mudah dalam pengucapannya, tidak kaku, dan mudah dimengerti pendengar iklan. Kata-kata di atas sudah biasa dan akrab di telinga pendengar, kata-kata itu sudah populer, dan kata-kata tersebut bukan merupakan sesuatu yang asing dalam komunikasi untuk menimbulkan suasana santai dan akrab. Kata-kata tersebut digunakan dalam tuturan bahasa iklan di radio, sehingga penggunaannya sangat berpengaruh terhadap ketertarikan pendengar terhadap iklan. Pembentukan kata-kata baru tersebut tetap tidak meninggalkan aspek kemudahan pendengar dalam memahami maknanya. commit to user 55 55 Selain itu, aspek kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan juga menjadi prioritas pengiklan dalam menyampaikan iklan-iklannya. Pemakaian partikel dialek Jakarta yang ditunjukkan dengan munculnya kata-kata dong dan sich pada kedua data di atas, berfungsi sebagai pembentuk atau penambah kesan metropolitan dan gaul. Jika partikel-partikel tersebut dihilangkan, maka tidak mengubah maksud atau inti pesan ujaran di atas. Hal ini disebabkan fungsi partikel itu sendiri hanya sebagai penambah. Penggunaan partikel-partikel di atas dikarenakan keinginan atau kebutuhan pengiklan, khususnya iklan di radio. Para pengiklan mempunyai tujuan utama yakni ketertarikan pendengar terhadap iklan yang disiarkan oleh radio, sehingga memunculkan hasrat pendengar untuk sekedar tahu produk yang ditawarkan. 2 Pemakaian Kata Khusus Kata khusus adalah kata yang cangkupan maknanya lebih sempit. Dalam iklan produk makanan muncul pemakaian kata khusus sedap. Kata sedap pada awal kalimat dengan kata sedap pada akhir kalimat data di bawah ini, memiliki makna yang berbeda. Pakai Kecap Sedaap pasti lebih sedap. Mk KS 39 Kata sedap yang berada di awal kalimat, tepatnya setelah kata kecap di atas, memiliki makna yang lebih sempit dibanding kata sedap yang berada di akhir kalimat. Kata sedap di akhir kalimat mengacu pada makanan, sedangkan kata sedap di awal kalimat mengacu pada merk atau nama dagang produk yang diiklankan. Pemilihan kata sedap yang dipakai pada kalimat tuturan iklan produk makanan dimaksudkan oleh pengiklan untuk menyangatkan arti dan menciptakan satu pemahaman pesan kepada pendengar iklan bahwa produk yang diiklankan sesedap namanya. Selain itu, pemakaian kata sedap dirasa mampu memunculkan rasa penasaran oleh pendengar iklan untuk mencoba produk tersebut. commit to user 56 56 3 Pemakaian Kata-kata Daerah Kata-kata daerah yang muncul pada iklan produk makanan di bawah ii antara lain : kata rame, hush, nyes, dan kata panggilan mbak dan jeng. Semua kata tersebut dipungut dari kosakata bahasa Jawa. Denger-denger, kok rame terus sama suami. Mk TNP 40 Hush, bukan itu maksudku. Mk TNP 41 Coba dech, pasti nyes. Mk TNP 42 Iya, Mbak. Mk KS 43 Hei, Jeng? Mk KS 44 Kata rame berawal dari kata ramai yang mengalami perubahan diftong ai menjadi monoftong e. Pemakaian kata panggilan terhadap seseorang yang berupa Mbak dan Jeng dimaksudkan untuk menciptakan suasana tuturan yang kejawaan, komunikatif, dan akrab di telinga pendengar. Sama halnya dengan pemakaian kata hush dan nyes di atas. Kedua kata tersebut tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia, sehingga pengiklan tetap menggunakan kata tersebut karena dirasa cukup mampu dan tepat mengungkapkan maksud yang diinginkan dalam iklan tersebut. Dalam iklan jenis produk makanan ini, menurut informan, penggunaan kata nyes sangat tepat untuk mengungkapkan rasa mantap dan kelezatan produk teh yang diiklankan. 4 Penggunaan Unsur Pengingat Unsur pengingat atau catcher merupakan salah satu unsur atau bagian dalam tuturan iklan sebagai pengingat atau ciri khas sebuah iklan, agar mudah diingat oleh pendengar atau sasaran iklan. Dalam iklan produk makanan muncul unsur-unsur pengingat untuk iklan Kecap Sedaap dan Sirup Niki Sari. Yang hitam, gurih, kental itu lho. Mk KS 45 Sirup Niki Sari sesegar buah asli. Mk SNS 46 Unsur pengingat atau catcher dalam suatu iklan biasanya sering diulang pengucapannya, agar pendengar atau sasaran iklan cepat menghafalnya. Tuturan kalimat pada data pertama di atas merupakan unsur pengingat iklan produk makanan Kecap Sedaap, sedangkan tuturan kalimat commit to user 57 57 pada data kedua merupakan unsur pengingat iklan produk makanan Sirup Niki Sari. Selain pengucapan unsur pengingat yang diulang-ulang, tuturan tersebut menjadi ciri khas produk yang diiklankan. Jadi, setiap muncul tuturan yang menjadi catcher, masyarakat langsung tahu dan paham maksud atau pun merek dagang suatu produk tersebut. 5 Pemakaian Kata Bersinonim Kata-kata bersinonim juga muncul melengkapi karakteristik iklan produk makanan. Kata bersionim adalah kata yang memiliki persamaan makna dengan kata lain. Pemakaian kata bersinonim ditunjukkan oleh data berikut ini. Teh Cap Nyapu Pekalongan harum, kental, dan nikmat. Mk TNP 47 Anak-anak ceria banget memulai hari mereka. Mk KS 48 Ayo ceriakan suasana yang ada dengan kesegaran alami. Mk SNS 51 Kata harum dan nikmat pada data di atas merupakan kata-kata yang dimasukkan dalam diksi iklan teh. Kata harum bersinonim dengan kata wangi, sedangkan kata nikmat bersinonim dengan kata enak dan lezat. Namun, dalam penggunaannya kata harum dan nikmat lebih dipilih dan dirasa lebih tepat untuk mewakili atau menggambarkan rasa dan bau dari produk teh tersebut dibanding persamaan dari kata-kata tadi. Untuk kata alami pada data di atas digunakan untuk mengiklankan produk sirup. Kata alami lebih dipilih oleh pengiklan untuk menyampaikan maksud bahwa sirup atau produk yang diiklankan terbuat dari buah atau bahan asli dari alam, tanpa pemanis buatan, tanpa pewarna sintetis, dan tanpa pengawet. Sementara itu, kata ceria pada data yang terakhir bersinonim dengan kata senang dan bahagia. Namun, kata ceria lebih dipilih pengiklan untuk menyampaikan atau menggambarkan perasaan, mimik muka, dan tingkah laku yang berseri-seri penuh semangat setelah makan dengan Kecap Sedaap. commit to user 58 58

c. Iklan Produk Kosmetik