commit to user 115
115
c. Iklan Meubel Jempol
Penutur : si A
Mitra tutur : si B
Topik pembicaraan : keinginan membeli tempat tidur
Tujuan pembicaraan : menasehati untuk berhati-hati Situasi tuturan
: informal dan santai Data Alih Kode AK 3 :
A : “Wa…h, habis dapat arisan ni, Kang. Pingin beli tempat tidur baru. Tadi itu ada orang yang ke sini nawarin. Harganya murah-murah lho,
Kang.” B : “Ati-ati lho, Yu.”
Wacana iklan Meubel Jempol berbentuk dialog dengan tanpa narator diperankan oleh dua orang, yakni si A dan si B. Latar cerita dalam iklan tersebut
dibuat sesantai mungkin dengan ditandai adanya penggunaan kata panggilan Kang saudara atau kakak laki-laki dan Yu saudara atau kakak perempuan. Pada awal
dialog, si A sebagai penutur membuka pembicaraan dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam santai. Penutur menyampaikan keinginannya untuk membeli
tempat tidur baru karena baru saja mendapat arisan. Sebagai mitra tutur yang memiliki latar kebahasaan yang sama dengan penutur, si B menanggapi ucapan si
A dengan menggunakan bahasa Jawa. Tanggapan yang diutarakannya hanya sekedar peringatan atau nasihat untuk berhati-hati kalau membeli tempat tidur.
Hal ini ditunjukkan dengan kalimat ati-ati lho, Yu di atas. Peralihan kode yang dilakukan oleh si B sebagai mitra tutur termasuk dalam alih kode yang bersifat ke
dalam.
d. Iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan
Penutur : Bu Ani
Mitra tutur : Jeng Tatik
Topik pembicaraan : perasaan tidak puas
Tujuan pembicaraan : mempertanyakan rasa keheranannya Situasi tuturan
: di sebuah pasar, informal, dan santai
commit to user 116
116 Data Alih Kode AK 4 :
Bu Ani : “Itu lho, Jeng. Bapaknya anak-anak masak dikasih tiap
hari kok nggak pernah puas.” Jeng Tatik
: “Opo? Nggak pernah puas?” Wacana iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan berbentuk dialog dengan
disertai seorang narator. Iklan tersebut diperankan oleh dua orang, yakni si A dan si B. Dalam wacana iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan muncul dua peristiwa alih
kode yang berlatarbelakang mitra tutur. Pada data nomor 4 di atas, bu Ani sebagai penutur menggunakan bahasa Indonesia ragam santai. Penutur menceritakan
ketidakpuasaan suaminya yang dianggapnya sudah keterlaluan. Si B, sebagai mitra tutur, menanggapi tuturan penutur tersebut dengan menggunakan bahasa
Jawa berupa kalimat tanya Opo?. Tanggapan tersebut mitra tutur lanjutkan dengan penggunaan bahasa Indonesia ragam santai. Peralihan kode yang mitra tutur
lakukan pada data di atas, dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, merupakan alih kode yang bersifat ke dalam.
Data Alih Kode AK 5 : Bu Ani
: “Teh Cap Nyapu Pekalongan? Belinya dimana to, Jeng?” Jeng Tatik
: “Ya di warung-warung, di toko-toko. Semua ada kok. Coba dech, pasti nyes.”
Bu Ani : “Oo… ho oh, ho oh.”
Masih dalam iklan yang sama, alih kode kedua muncul pada dialog selanjutnya. Data dengan nomor 5 di atas merupakan data alih kode yang bersifat
ke dalam. Penutur dalam tuturannya menggunakan bahasa Indonesia ragam santai dan ditanggapi mitra tutur dengan bahasa Indonesia ragam santai pula. Pada
tuturan yang dilakukan penutur berikutnya, dia menggunakan bahasa Jawa dalam bentuk kalimat pernyataan setuju. Pada data di atas, peralihan kode tersebut
ditunjukkan dengan kalimat Oo… ho oh, ho oh.
e. Iklan Tabib dr. Nita, MA.