PPKn SMP KK D
133
mengujimenilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya
materinya bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi.
Fungsi Pengawasan, Mahkamah Agung melakukan pengawasan
tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan
diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi
kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara.Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan terhadap pekerjaan pengadilan dan
tingkah laku para hakim dan perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
kekuasaan kehakiman, yaitu dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta
keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang diperlukan tanpa
mengurangi kebebasan hakim. Mahkamah Agung juga mengawasi penasehat hukum dan notaris sepanjang berkaitan dengan peradilan.
Fungsi Mengatur, Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal
yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang tentang
Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekuranagn atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan
peradilan. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur
Undang-undang.
Fungsi Nasehat, Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau
pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain, Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau
penolakan grasi, memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku
Kegiatan Pembelajaran 9
134
Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini
belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari
dan memberi petunjuk kepada pengadilan disemua lingkungan peradilan.
Fungsi Administratif, Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas
serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan. Badan-badan Peradilan Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat 1 Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara
organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 1
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.
Fungsi Lainnya, Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan
mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 serta
Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
b. Pengadilan Agama
Fungsi pengadilan agama diantaranya adalah: fungsi mengadili, fungsi pengawasan,
Fungsi Mengadili, yaitu memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang
menjadi kewenangannya di wilayah hukum masig-masing.
Fungsi Pengawasan, pengadilan agama berfungsi mengadakan
pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim, paniterasekretaris, dan seluruh jajarannya serta terhadap pelaksanaan
administrasi umum. Pengawasan dilakukan oleh hakim pengawas bidang.
PPKn SMP KK D
135
Fungsi Pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan, dan
petunjuk kepada jajarannya, baik yang menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan maupun administrasi umum.
Fungsi Administratif, yaitu memberikan layanan administrasi
kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi, perkara banding, kasasi, dan peninjauan kembali serta administrasi
peradilan lainnya. Pengadilan agama juga memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan Agama.
Fungsi Nasehat, yaitu memberikan keterangan, pertimbangan, dan
nasehat tentang hukum Islam pada instansi pemerintah di wilayah hukumnya apabila diminta.
Fungsi lainnya, yaitu pelayanan terhadap penyuluhan hukum, riset dan
penelitian serta lain sebagainya, seperti diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung.
4. Unsur-Unsur Peradilan
Unsur-unsur dari peradilan adalah: 1 Adanya suatu aturan hukum yang abstrak, mengikat umum, dan dapat
diterapkan pada suatu persoalan, 2 Adanya suatu perselisihan hukum yang konkrit,
3 Sekurang-kurangnya ada 2 dua pihak, 4 Adanya suatu aparatur yang berwenang memutuskan perselisihan,
5 Adanya hukum formal dalam usaha menerapkan dan menemukan hukum untuk menjamin ditaatinya hukum materiil.
5. Peradilan yang Bebas dan Tidak Memihak
Dalam melaksanakan tugas peradilan, memeriksa, mengadili, dan memutus, hakim memiliki kebebasan. Bebas di sini maksudnya bebas dari campur tangan
pihak manapun, baik legislatif maupun eksekutif. Kebebasan hakim dalam memutuskan suatu perkara merupakan salahsatu ciri dari negara hukum. Ciri
Kegiatan Pembelajaran 9
136
negara hukum yang memberikan kebebasan kepada hakim dapat dilihat pada ciri negara hukum berikut ini.
a. Pengakuan dan perlindungan serta penghormatan hak asasi manusia yang mengandung kesamaan dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial, kultural,
pendidikan dan agama. b. Peradilan bebas yang tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh suatu
kekuasaankekuatan apapun. c. Legalitas arti hukum dalam segala hal.
Hakim memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan, bahkan ketua pengadilanpun juga tidak berhak ikut campur dalam pengambilan keputusan
seorang hakim. Kebebasan hakim dalam memutuskan suatu perkara tersebut secara jelas
dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Bunyi pasal tersebut adalah:
“Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia”.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 9 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Peradilan Bebas”, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh
Instruktur sebagai berikut.
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Peradilan
Bebas”.